Dari informasi Pak Khamid, staf Palyja yang mendampingi saat melihat IPA Palyja di Pejompongan, mengatakan bahwa air baku yang diambil dari pejompongan ini adalah dari bendungan Jatiluhur bertemu di Kalimalang. Palyja mengambil melalui Halim baru diteruskan ke Ventury IPA Pejompongan.
“Jaraknya kira-kira dari Jatiluhur ke Halim 72 km. Dari Halim dialirkan lewat bawah tanah sepanjang 12 km sampai disini (Ventury),” tutur Pak Khamid.
Nah setelah sampai di Ventury, air kotor yang kulihat warnanya coklat pekat bercampur lumpur itu diolah alias diproses melalui tahapan-tahapan sistem pengoalahan air Palyja. Seperti apa pengolahan air kotor itu menjadi air bersih untuk warga DKI Jakarta wilayah Barat itu?
[caption caption="Air kotor dari Halim ke ruang Ventury. (Foto Ganendra)"]
Melihat langsung instalasi pengolahan air di IPA Pejompongan Palyja memberikan gambaran tentang bagaimana air kotor itu diolah selama 4 jam menjadi air bersih. Nampak saat masuk ke area pengolahan, berwujud saluran-saluran air yang lumayan lebar, bak-bak yang sedemikian banyak, serta mesin-mesin pengoalahan. Ternyata melalui proses yang cukup panjang. Dapat saya simpulkan dari penjelasan Pak Khamid, proses pengolahan air di IPA tempatnya bekerja meliputi: kobulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan desinfeksi.
Pertama, air baku yang berasal dari Bendungan Jatiluhur melewati Kalimalang dan Halim masuk ke area IPA Palyja yang disebut Ventury. Di Venturi diubah bahan kimia, berupa ACH dan kapur. Lalu masuk ke area Accelator kedalaman mencapai 5 meter. Ada 6 Accelator. Disini terjadi kobulasi, flokulasi dan sedimentasi. Kobulasi adalah percampuran bahan kimia. Flokulasi adalah pembentukan flog atau lumpur yang besar dan padat dengan cara pengadukan lambat agar dapat diendapkan. Sedimentasi merupakan pemisahan lumpur dari airnya berdasarkan perbedaan berat jenis dengan cara pengendapan. Tipe bak sedimentasi berbeda-beda bentuknya. Ada bak persegi (aliran horizontal), bak persegi aliran vertikal, bak bundar.
[caption caption="Tabung ventury. (Foto Ganendra)"]
Terlihat ada mesin di tengah-tengah area ini. Mesin berwarna biru yang sudah cukup tua, namun masih bisa beroperasi dengan baik. Lalu berlanjut saringan pasir, pasir kwarsa, turun ke bawah masuk ke reservoir. Reservoir letaknya di dalam tanah, dengan kedalaman 4 meter (ada 4 reservoir) berbentuk lapangan luas.
“Satu reservoir isinya 8100 meter kubik. Jadi tinggal kalikan 4, jadi menampung 32.400 meter kubik,” jelas Pak Khamid.
Setelah itu, dilakukan desinfeksi dengan membubuhkan bahan kimia gas khlor atau disebut kaporit untuk desinfektan pembunuh kuman yang tak terpakai. Lalu masuk ke ruang Kelder, terakhir. Dari kelder barulah air bersih dipompakan ke konsumen. Sampai di Kelder ini, sebenarnya air bisa diminum langsung. Seperti yang digunakan sebagai air minum di kantor Palyja Pejompongan itu. Sempat menikmati airnya saat membuat kopi di ruangan acara. Tak ada beda seperti air yang diminum sehari-hari heheee.
Oh iya, area pengolahan air secara kontinyu dan terjadwal dilakukan proses cleaning. Air bersih dari Kelder inilah yang disalurkan ke pelanggan. Namun setelah sampai di rumah pelanggan air ini dianjurkan untuk tidak diminum langsung.