Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Datsun Risers Expedition, Perjalanan Menebarkan Inspirasi (Resume)

22 Januari 2016   20:40 Diperbarui: 22 Januari 2016   21:56 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 [caption caption="Datsun Risers Expedition Kalimantan, perjalanan menebar inspirasi. (foto: Ganendra)"][/caption]

“Datsun Risers Exspedition merupakan perjalanan inspiratif yang mengeksplorasi keindahan alam dan budaya lokal seluruh Nusantara,” (Indriani Hadiwijaya, Head of Datsun Indonesia).

Sebuah perjalanan inspiratif dirancang, dibangun atas dasar kebermanfaatan dan kepentingan publik. Datsun Risers Expedition (DRE) menjelajah Jawa, Bali, Lombok, Sulawesi, Kalimantan serta Sumatra yang digelar dalam metode bergelombang menjelajah pulau-pulau nusantara. Mengunjungi beragam pemukiman alami, lokasi wisata dan budaya suku setempat dengan sematan semangat berbagi inspirasi. Jelajah ekspesisi Datsun menaklukan medan jalan di sudut-sudut kota, belantara hutan, terjalnya bukit yang seperti ingin mengatakan, bahwa apa pun kesulitannya, semangat tetap terjaga demi menebarkan inspirasi di mana pun adanya.

*

SENIN 11 Januari 2016, perjalanan sebagai riser ajang Datsun Risers Expedition Gelombang III Etape 1 Kalimantan aku mulai. Etape 1 yang dijadwalkan mulai 11-15 Januari 2016 menempuh rute Balikpapan – Samarinda – Sangatta – Tanjungredep - Berau. Berlanjut dengan etape 2, digelar 19-21 Januari 2016 dengan rute Balikpapan-Banjarmasin. Dan etape ketiga 26-29 Januari 2016 menempuh rute Pontianak-Entikong-Pontianak. Sementara Gelombang I dan II yang menjelajah Jawa, Bali, Lombok, Sulawesi sudah dilaksanakan  pada 2015. Sementara gelombang IV menjelajah Sumatra akan dilakukan kemudian. Total jarak akan melahap 10 ribu km! Luar biasa!

Beranjak dari Bandara Soekarno Hatta, Jakarta di waktu selepas subuh. Perjalanan awal untuk menuntaskan ‘tugas’ sebagai bagian ajang mencatat sejarah selama 5 hari, 11-15 Januari 2016. Perjalanan hampir 2 jam terbang di atas awan menembus langit Ibukota hingga Balikpapan, Kalimantan, adalah kesempatan keduaku mengunjungi pulau yang berbatasan dengan negeri tetangga Malaysia ini.

Menjadi sekelumit bagian dari ekspedisi Datsun ini, menjadi hal yang membanggakan. Bagaimana tidak, 5 hari aku berkesempatan menjalani dan menuntaskan 671 km jarak tempuh,  dengan rangkaian hari yang istimewa. Istimewa? Yaaa istimewa, mengenal beragam kehidupan saudara setanah air yang jarang kukecap. Menghirup udara yang berbeda di tanah-tanah nan jauh dari Ibukotam, kediamanku. Menjadi penyaksi di tanah-tanah wisata yang indah tiada tara untuk dikabarkan pada dunia. Berpegangan erat dengan kawan-kawan (risers) dari beragam latar belakang yang beraneka rupa. Benar-benar istimewa dan tak lupa berbagi inspirasi dengan anak-anak Suku Dayak Miau Baru, yang kami kunjungi. Inspiratif dan pengalaman yang tak mungkin terlupakan. Benar-benar perjalanan yang inspiratif sesuai dengan maksud dan tujuan digelarnya ajang ekspedisi Datsun ini. Aku sendiri merasakan nuansa inspirasi selama mengikuti perjalanan DRE Etape 1 Kalimantan ini. Inspirasi yang penting dari sebuah perjalanan ekspedisi yang berdampak positif.

[caption caption="Datsun Risers Expedition Kalimantan. (foto Eka)"]

[/caption]

Inspirasi Mengemudi, Menjelajah Kota dan Belantara

Sekitar pukul 09.00 WITA pesawat mendarat di Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur. Rombongan sudah dijemput oleh tim DRE yang sudah tiba duluan. Pasalnya ada Riser dari luar Jakarta yang sudah tiba di hari sebelumnya. Teman satu tim di tim 4, Khun (asal Yogyakarta) dan Eka (asal Balikpapan) sudah berada di tempat. Kami mendapat ‘jatah’ Mobil Datsun GO+ Panca Riser no 4.  Mobil yang kami pakai ini adalah mobil Datsun GO+ Panca dalam kondisi normal artinya sama seperti yang dijual oleh dealer. Jadi bukan mobil khusus yang dipersiapkan untuk ajang DRE ini. Dengan demikian para riser dapat menjajal Datsun GO+ Panca ini dalam kondisi aslinya. Dan aku yang sudah menjajal Datsun GO+ Panca di ajang ini, terbukti tangguh melahap segala medan. Ini menjadi apresiasi tersendiri untuk mobil LCGC yang termasuk berharga murah di kelasnya ini.

Cabut dari bandara yang dikenal sebelumnya dengan nama Bandara Sepinggan, kami belum ‘bertugas’ untuk mengemudi. Ada driver, Pak Firman namanya yang sudah disiapkan oleh panitia. Sooo selama perjalanan Balikpapan ke Samarinda (Dealer Datsun Sempaja) Kaltim.

[caption caption="Dealer Datsun Sempaja Samarinda, Kaltim. (Foto Ganendra)"]

[/caption]

Perjalanan sekitar 3,5 jam-an itu, aku nikmati saja, mumpung belum ‘bertugas’ nyetir hehee. Melintasi jalan berliku Bukit Suharto, Kota Samarinda yang ramai, sungai Mahakam yang beken dan termasuk melewati polisi yang sedang razia! Aman brooo hehehee. Hingga sekira lewat waktu jam makan siang, konvoi memasuki gedung kantor dealer Datsun Sempaja Samarinda.  Kantor yang lumayan besar. Di halaman terlihat sudah terparkir banyak mobil. beruntung, kami dipersilakan menikmati makan siang. Maklum perut sudah minta diisi. Kelar makan, masing-masing mendapatkan sebuah baju seragam risers. Keren banget desain bajunya. Langsung deh dipakai. Untung saja ada ukuran besar, jadi aku tak kesulitan memakainya heheee.

Nah sebelum berangkat menuju Sangatta, kota berikutnya, digelar briefing. Tentu saja briefing ini menjadi penting bagiku dan para risers lainnya. Pengenalan medan jalan, kontur, konidsi dan situasi serta pembekalan mengemudi di jalan Kalimantan menjadi hal yang berguna. Dikomandani oleh Mas Aris Harvenda, dari Kompas.com Otomotif  dijelaskan tentang tentang ‘safety driving.’ Tips dan trik mengemudi dijelaskan dengan gamblang. Duduk di abrisan depan, aku menyimak dengan serius, soalnya penting dan perlu. Dari keseluruhan yang dijelaskan Mas Aris, dapat saya simpulkan beberapa poin yang penting terutama soal menghadapi kontur jalan yang berlubang dan teknik pengereman.

[caption caption="Briefing di Dealer Datsun Sempaja Samarinda, Kaltim. (Foto Ganendra)"]

[/caption]

1. Hati-hati Menyalip  

Model DRE adalah dengan konvoi. Menyalip atau mendahului kendaraan lain, tergantung kecepatan yang dicapai untuk bisa melewati kendaraan lain berapa waktunya. Kondisi mobil konvoi tentu tidak mengambil kecepatan yang tinggi. Dan adanya mobil komando, mobil Road Captain (RC) yang memberitahu kondisi, membuat semakin aman saat menyalib kendaraan di depannya. Pengalamanku, mengemudi di hari pertama, Senin 11 Januari 2016, kecepatan yang bisa kupacu dalam konvoi rata-rata berkisar 70-80 km/j.  Lumayan masih bisa dengan mudah terkendali.

2. Tetap Fokus Saat Pengereman Mendadak

Info penting berikutnya dari Mas Aris adalah soal pengeremaman mendadak. Pengereman mendadak  kecenderungannya 80% ban akan mengunci/ lock.

“Begitu rem diinjek ada decitan bunyi, langsung lepas pedal rem, lalu direm lagi. Rem dipompa. itu cara kerja ABS (Anti-lock Braking System) tapi ini manual pake kaki, bukan elektrik,” Jelas Mas Aris.

Menurut Aris mengerem dengan style menekan rem secara periodic. Tek tek tek… maka periodik nguncinya, model ini lebih pakem pengeremannya.

3. Jangan Pernah Lepas Setir Kemudi

Pada saat pengereman mendadak, jangan pernah melepas setir kemudi. Usahakan setir tetap mengarah arah lurus ke jalan, jangan belok ke kanan ataupun ke kiri. Langkah ini dimaksudkan untuk membantu konsentrasi roda/ ban agar tidak “ngelock.”

4. Ban Pecah, Jangan Pernah Lepas Setir Kemudi

Jika terjadi ban pecah, ataupun kempes, pada Datsun dengan penggeraknya roda depan ini, maka akan terjadi kecenderungan setir kemudi akan melawan, entah ke kanan ataupun ke kiri tergantung posisi ban saat itu dan kontur jalan. Lalu apa yang dilakukan?

“Tetap pertahankan setir lurus, dan fokus,” jelas Aris.

Lebih jauh dijelaskan bahwa pada saat ban depan kempes, hal yang sebaiknya dilakukan adalah lepas pedal gas, perpindahan gaya ke depan semua, pas akselerasi dari belakang. Untuk mengantisipasi perpindahan gaya yang ekstrim dari belakang ke depan. Jadi setir dipegang satu tangan, tangan kiri pegang rem parkir, ditarik pelan-pelan sampai mentok untuk mengaktifkan rem belakang. Pertahankan tetap lurus, tak berbelok agar tidak ngesot. Saat kecepatan berkurang langsung mobil pinggirkan. Sementara jika ban belakang yang kempes tak terlalu bahaya, karena Datsun, penggeraknya ada di roda/ ban depan. Yang dilakukan sama, kurangi gas, lakukan pengereman pelan-pelan. Pengurangan kecepatan amat dibutuhkan

5. Pengereman di Jalan Berlubang

Jika menemui jalan berlubang, dan  tak sempat untuk berbelok dan berbelok mendadak juga bahaya, maka lubang harus dilewati. Pengereman mendadak sebelum ban masuk lubang tidak disarankan. Tetap lajukan kendaraan hingga mobil lewati lubang dengan kecepatan yang ada. Ini lebih aman dibanding melakukan pengereman di depan lubang yang mengakibatkan beban berpindah semua ke depan. Dan ban depan akan menanggung beban lebih.

6. Melewati Jalan Tanjakan Berkerikil

Biasanya melewati jalan berkerikil apalagi naik, ban/ roda bisa berputar, spin. Dalam kondisi di depan dan belakang ada mobil Riser lainnya, maka harus konsentrasi mobil tidak mundur. Untuk mengatasi ban spin ini bisa dilakukan, mobil dikemudikan ke kanan atau ke kiri, tergantung mana yang aman. Jadi tidak langsung melaju ke depan. Dengan melaju miring, maka beban mobil lebih ringan sehingga ban tidak spin. Jadi saat melintasi tanjakan berkerikil mobil mesti dikendarai dengan sedikit berbelok-belok ke kanan ataupun ke kiri. Aman deh hehee.

Tips dan trik tersebut salah satu factor penting yang akhirnya bisa membawa tim kami dan keseluruhan konvoi DRE lancar hingga usai. Aku menerapkan tips dan trik itu saat menjadi driver di  rute Samarinda – Sangatta. Jarak tempuh yang lumayan jauh, hampir 4 jam-an. Hingga malam menjelang tiba di Sangatta. Pengalaman mengemudiku bertambah di medan yang baru sekali ini kutempuh. Melalui hutan belantara dengan aneka ragam kondisi jalan. mayoritas jalan cukup bagus meski ada lubang di sana sini. Namun yang wajib diwaspadai adalah adanya tikungan tajam, tanjakan dan turunan yang lumayan menantang. Kunci fokus dan menggunakan teknik mengemudi yang tepat, di kondisi jalan beragam memberiku inspirasi  tentang kemampuan mengemudi.

[caption caption="Menempuh medan berdebu. (foto Riser 4)"]

[/caption]

Inspirasi Berbagi dalam Kehidupan Sosial

Perjalanan di hari kedua, Selasa 12 Januari 2016 menempuh rute Sangatta – Tanjungredep dengan singgah di Miau Baru. Kawan setimku, Eka memegang kemudi. Rute yang ini lebih jauh, dengan medan jalan lebih menantang, karena ada beberapa jalan yangs edang diperbaiki, berpasir dan tentu saja berliku, tanjakan dan turunan. Untung saja Eka sebagai warga Kalimantan (meski aslinya Jawa) cukup mengenal medan jalanan, jadi lumayan tidak gugup saat melibas jalanan. Hari kedua ini DRE singgah di perkampungan Suku Dayak, tepatnya di Miau Baru, Kecamatan Kongbeng, Kabupaten Kutai Timur.

Kami tiba di sebuah rumah adat yang besar di Lamin Adat Lakeq Bilung Jau (rumah adat). Disambut oleh warga anak-anak dan orangtua dengan ramah. “Bangsal” besar rumah adat menjadi wahana pertemuan riser dengan mereka. Pernik-pernik rumah kaya dengan aneka lukisan, patung-patung adat yang bernuansa etnik.

[caption caption="Indriani Hadiwijaya, Head of Datsun Indonesia secara simbolis menyerahkan donasi dan bantuan buku. (foto Ganendra)"]

[/caption]

[caption caption="Rumah adat suku Dayak Miau Baru. (Ganendra)"]

[/caption]

Pada kesempatan itu Datsun Indonesia memberikan donasi untuk SD 001 Kongbeng, Kutai Timur, Kalimantan Timur. Donasi dan bantuan itu meliputi  buku-buku, alat tulis, dan uang tunai. Sejumlah bantuan itu diterima secara simbolis oleh Kepala SD 001 Kongbeng, Kutai Timur, Elfianus Etang Irang. Tentu saja donasi ini menggambarkan bagaimana kepedulian Datsun Indoensia dalam berperan serta meningkatkan kualitas pendidikan warga di tanah air. Konsistensi Datsun itu disampaikan oleh Indriani Hadiwidjaja di hadapan riser dan hadirin. terhitung sudah lebih dari 10 sekolah yang diberikan donasi, nantinya sekitar 20 sekolah akan diberikan donasi selama ajang DRE.

"Kami konsisten menyelipkan kegiatan demi meningkatkan kualitas pendidikan,” katanya.

Apa yang dilakukan Datsun Indonesia disambut baik oleh Etang Irang, mewakili sekolahnya ia berharap bahwa apa yang dilakukan Datsun dan para risers bisa memotivasi anak-anak khususnya dan menjadi inspirasi dalam merajut masa depannya.  

[caption caption="Anak-anak Dayak Miau Baru. (foto Ganendra)"]

[/caption]

Berbagi Inspirasi Edukasi

Bukan hanya donasi dari Datsun Indonesia saja aksi yang dilakukan DRE, namun para riser diberi kesempatan untuk berbagi dengan anak-anak Sekolah Dasar (SD) 001 Kongbeng, Kutai Timur, Kalimantan Timur itu. Masing-masing team diberi waktu berbagi pengalaman dan inspirasi melalui kreativitas masing-masing. Dibagi dalam kelompok anak, kami masing-masing mengajak anak-anak untuk belajar sambil bermain, dengan cara unik dan mengasyikkan. Kelompokku, Riser 4 berbagi dongeng tentang “Indahnya Berbagi”. Kami mendongeng tentang Angsa Berkepala Dua. Kisah yang memuat pesan moral agar tidak egois dan saling membantu dalam kehidupan.

“Maksud dongeng Angsa Berkepala Dua, adalah menyampaikan pesan tentang indahnya berbagi, jangan pelit untuk berbagi dengan kawan dan orang lain,” jelas Khun yang menggagas dongeng ini.

Aku sendiri berperan sebagai pendongeng, dan ini seakan mengingatkan pengalaman lama saat menjeadi tutor dulu. Asyik dan menyenangkan bisa berbagi tawa canda namun bergizi dengan pesan moral yang bermanfaat untuk anak-anak.

Teman team lain pun melakukan hal yang sama dengan metode berbeda. Intinya tetap memberikan inspirasi kebaikan kepada anak-anak. Seperti Riser 3 yang digawangi perempuan semua menyajikan kisah ‘Pohon Mimpi”. Kisah yang memuat pesan agar anak-anak tidak takut bermimpi. Bahwa mimpi dimiliki oleh siapa pun, dan bisa diraih asal dilakukan dengan sungguh-sungguh.

Berbagi inspirasi dengan anak-anak Dayak Miau Baru yang mengesankan. Siapa yang akan lupa? Semoga saja bermanfaat buat mereka.

[caption caption="Berbagi Inspirasi melalui dongeng. (Dok Riser 4)"]

[/caption]

[caption caption="Foto bareng anak-anak Dayak Miau Baru setelah sesi mendongeng. (foto Dokpri Riser 4)"]

[/caption]

Inspirasi Mencintai Tanah Air

Selepas dari Miau baru, lanjut perjalanan hingga Tanjungredep. Dan di Cantika Swara Hotel, Tanjung Redeb, Berau, Kaltim kami menginap. Hari ketiga, Rabu 13 Januari 2016, perjalanan lanjut dengan tujuan Pulau Derawan. Yaaa, hari itu kami beragenda menikmati keindahan Pulau Derawan yang terkenal itu. Perjalanan sekitar 1,5 jam dari pelabuhan kecil  di Berau dengan menggunakan speedboat. Jenis kendaraan air yang mirip dengan yang aku tumpangi  saat di Batam dulu. Asyik juga melintasi sungai menuju laut. Meski ombak tak begitu besar, namun mampu membawa speedboat seakan meloncat-loncat. Lumayan mengocok perut. Aaah tapi lama-lama bisa beradaptasi, dan bahkan membuat beberapa diantara riser yang tidur pulas. Capekkk yaaa.

Akhirnya sebelum tengah hari sampailah kami di Pulau Derawan yang menawan. Waaah selepas mata memandang hamparan pantai dan langit cerah sungguh pemandangan mempesona. Aku sudah membayangkan, di lokasi ini banyak inspirasi untuk mencipta puisi. Namun apa daya internetku ‘anjrut-anjrutan’ seperti laju speedboat tadi. Hadeeh.

Namun terhibur dengan indahnya pantai. Berfoto bersama di pantai Gosong, yang benar-benar bisa bikin gosong karena terbuka dan panas mentari. Namun menyisakan keindahan wajah langit tiada tara. Pemandangan yang amat jarang kulihat saat di Ibukota. Lain banget, soalnya di Derawan polusinya masih minim, sehingga paras langit masih bisa kita lihat senyumnya.

Eh yang lebih mengesankan lagi, bermain snorkeling di bawah dermaga Derawan. Lumayan sih spotnya, cuman aku pikir pasti ada spot yang lebih jauh indah. Namun laumaynlah bisa lihat penyu juga yang sempat menyembul di dekat dermaga. Penyunya lumayan besar. Hingga sore menjelang malam lumayan memuaskan menikmati wajah siang Derawan. Selepas makan malam kami menikmati makan malam di Delawan Café & Resto terapung. Eksotis dan romantic. Sambil makan kita bisa lihat ikan-ikan di laut, melalui sebuah area lubang di tengah resto. Kita bisa kasih makanan.

Melihat Derawan adalah salah satu wisata bahari yang aku nikmati selain di Batam, Tanjung Pinang, Kepulauan Seribu, Pantai pesisir Selatan Jawa selalu menumbuhkan berbersit rasa senang. Bukan hanya mengagumi namun mampu menumbuhkan rasa mencintai. Terkadang dalam suasana menikmati pesona keindahannya mengingatkan kembali bahwa tanah air kita sangat indah untuk dinikmati siapa pun. Dan inspirasi mencintai tanah air  bisa bermula saat kita menikmati keindahan alam Indoensia, termasuk Pulau Derawan ini. Sekali lagi perjalanan wisata bahari yang menginspirasi di ajang DRE ini. Dan banyak tulisan-tulisan akan lahir dengan inspirasi Derawan saat mengunjunginya. terlepas dari kebahagiaan ataupun kesedihan di dalamnya. Seperti dituliskan teman riser dari Ponorogo, Nang Diyanto patut untuk menjadi perhatian. Bahwa eksotika Derawan semoga dapat dikelola dan bersinergi dengan warga setempat, saling menguntungkan, dan maju bersama dalam kehidupan yang harmonis antara warga dan pendatang. Bukankah itu salah satu cara mencintai tanah air melalui pariwisata?

[caption caption="Keindahan langit Derawan. (Ganendra)"]

[/caption]

[caption caption="Snorkeling di Derawan. (Dokpri) "]

[/caption]

[caption caption="Asyiknya snorekeling. (Ganendra)"]

[/caption]

[caption caption="Derawan nan menawan (Dokpri)"]

[/caption]

Inspirasi Peduli Lingkungan

Menikmati Derawan bukan satu-satunya yang dilakukan, ada wisata bahari berikutnya yang sudah siap dikunjungi oleh riser. Pulau Kakaban. Yaaa pulau yang se-jam perjalanan dari Derawan. Pulau yang beranjak dikenal dengan wisata ubur-uburnya. Uniknya ubur-ubur di Pulau Kakaban ini tak beracun lagi. Konon karena pepohonan bakau yang banyak tumbuh di sekitar pulau. Itu menurut Yuliansyah, salah seorang pemilik perahu yang mengantarkan pengunjung ke pulau Kakaban.  

Menjejakkan kaki di Pulau Kakaban pada Kamis 14 Januari 2016,  berasa sedang berpetualang beneran. Dari boat saat merapat ke dermaga, terlihat rimbunan hijau hutan Kakaban yang terlihat alami. Pelantar menyambung ke dalam hutan dalam bentuk tangga-tangga kayu. Selepas pintu gerbang pulau yang terlihat masih baru. Demikian juga tangga kayu yang menjulur ke dalam hutan menuju tempat snorkeling habitat ubur-uburnya. Bangunan kayu itu aku perhatikan masih baru juga. Rapi dan indah. Berkelok-kelok diantara pepohonan besar di hutan nan lebat. Sesekali jalur jalan kayu melintasi ceruk-ceruk dalam hutan. Terlihat beberapa papan nama pohon, juga papan informasi lainnya. Sesekali terdengar suara burung hutan. Alami betul.

Tak butuh waktu lama, sampai di lokasi yang dimaksud.  Di sebuah ceruk ada dermaga kecil dengan air payau yang jernih dilingkari hutan hijau dan bakau. Anak tangga mulai menurun menuju pelantar yang menjorok ke ‘danau’ air payau. Wahhh adem banget lihatnya. Dari atas pelantar aku melihat ke dalam air. Ada binatang kecoklatan yang bergerak-gerak. Jumlahnya banyak sekali. Itulah ubur-ubur Danau Kakaban.

Lalu apa yang kupetik dari mengunjungi Kakaban ini?

[caption caption="Pantai Kakaban nan indah. (Ganendra)"]

[/caption]

[caption caption="Snorkeling di Pulau Kakaban. (Ganendra)"]

[/caption]

Menyaksikan keindahan dan alaminya hutan dan ekosistem di dalamnya, rasanya sayang banget kalau kita hadir menjadi bagian yang merusaknya. Melihat ubur-ubur yang sepertinya ‘bermain’ dengan pengunjung sempat menimbulkan kekhawatiran, kalau ubur-ubur itu bisa mati setelahnya. Ada beberapa hal yang patut menjadi inspirasi setelah melihat kondisinya. Yang jelas kita sebagai pengunjung mesti punya ‘Kesadaran’ dalam berperilaku terhadap alam. Aku pikir perlu untuk menjaga diri sendiri dalam sikap yang tepat dalam koridor pelestarian alam. Misalnya saja sebagai berikut:

1. Jangan Tinggalkan Barang yang Bukan Milik Pulau Kakaban

Sebaiknya saat mengunjungi pulau ini, apa yang kita bawa tak boleh ada yang kita tinggal. Misalnya botol minuman. Jika sudah habis, bawa dan masukkan ke dalam tas. Menurutku ini lebih baik meski sudah ada tempat sampah disana. Kulihat hanya ada satu tempat sampah. Sooo…. paling bagus adalah, jangan tinggalkan apapun barang yang kita bawa!

2. Biarkan Habitat Ubur-ubur Apa Adanya

Ubur-ubur di Danau Kakaban hanya bisa hidup di habitatnya. Jadi sebaiknya tidak menangkap dan memindahkannya, termasuk saat dibawa pulang sebagai kenang-kenangan. Soalnya akan mati. Aku lebih setuju saat menikmati pemandangan ubur-ubur itu dengan menggunakan kamera. Yaaa kamera, membidik tanpa menyentuhnya. Seperti halnya menikmati wisata dengan berburu hewan menggunakan kamera. Mengabadikan momen tanpa merusaknya. Tentu saja hal ini berkaitan dengan mengambil gambar yang benar, dengan mengindahkan lingkungan.  Pengelola bisa menggunakan papan-papan peringatan yang positif dan ajakan untuk menjaga kelestarian dan lingkungan alam.

3. Tahan Tangan Kita untuk Bergrafiti

Jamak yang sering dilakukan pengunjung wisata adalah, meninggalkan kenang-kenangan dengan coretan di pohon, tembok ataupun media lainnya. Hindari! Seperti di Kakaban, saat melintasi jalur kayu yang menembus hutan, banyak area pohon-pohon besar dan bangunan kecil seperti toilet (satu) yang biasanya menjadi sasaran tangan-tangan usil. Maksud hati sih mau menorehkan catatan sejarah bahwa kita pernah kesitu. Urungkan dan tahan. Dokumentasi foto dan video sudah lebih dari cukup untuk mengabadikan kunjungan kita. Hutan dan kealamian Pulau Kakaban yang sudah tereksplorasi wajib dijaga bersama, agar siapapun yang mengunjunginya dapat tetap menikmati keasliannya.

Bentuk mencintai tanah air dengan kekayaan pesonanya wajib dengan menjaga perilaku disamping tentu saja pihak terkait mengelolanya dengan benar dan sungguh-sungguh melalui aturan yang ada. Dan mengunjungi Pulau Kakaban di ajang DRE ini memberikan inspirasi kembali bahwa alam dan lingkungan kita wajib dijaga bersama kelestarian dan keindahannya. Bukankah anak cucu kelak juga berhak untuk menikmati kekayaan tanah airnya?

[caption caption="Pintu pulau Kakaban. (Dokpri)"]

[/caption]

Hingga sebelum sore datang, kami meninggalkan Pulau Kakaban, menghindari air laut surut. Dimana speedboat akan terhambat untuk bisa merapat ke dermaga dan mengakibatkan riser harus berenang. Yaaa sebelum surut bergegas balek saja ke Berau, karena jadwal memang sudah tunai di Kakaban.

Setelah berlabuh di Berau, kami langsung ke Cantika Swara hotel, untuk menghabiskan malam. malam terakhir di Kalimantan sebelum esoknya kami pulang. Beruntung sempat dialokasikan waktu untuk cari ole-ole. jadi kunjungan ke Kalimantan di ajang DRE semakin membekas dengan ‘buah tangan’ yang aku beli.

Soooo… lima hari perjalanan inspiratif di ajang Datsun Risers Expedition ini sungguh mengesankan. Perjalanan yang bukan sekedar wisata namun lebih mengenal budaya dan keragaman suku bangsa. Juga berbagi beragam inspirasi dalam perjalanan yang lelah pun tak terasakan. Dan pengalaman menjajal Datsun Go+ Panca di ajang ini, aku telah  membuktikan ketangguhannya dalam gelombang III etape 1. Ketangguhan sebuah kendaraan dengan harga ekonomis yang mengantarkan ke dalam sebuah perjalanan inspirati yang seru dan menantang, merekam dan membuka ruang berbagi inspirasi budaya dan keindahan alam bumi Borneo.

Terima kasih untuk Datsun Indoensia, Kompasiana, dan Kompas.com atas kesempatannya. Terima kasih atas kesempatan berbagi inspiratifnya dan semoga ajang seperti Datsun Risers Expedition ini dapat terus digelar dan menjadi agenda tahunan untuk berbagi inspirasi.

#Salam Otomotif #SalamWisata #SalamDatsunIndonesia Go!!!

@rahabganendra

[caption caption="Foto bareng anak-anak Dayak Miau Baru . (foto Ganendra)"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun