Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Datsun Risers Expedition, Perjalanan Menebarkan Inspirasi (Resume)

22 Januari 2016   20:40 Diperbarui: 22 Januari 2016   21:56 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Snorkeling di Pulau Kakaban. (Ganendra)"]

[/caption]

Menyaksikan keindahan dan alaminya hutan dan ekosistem di dalamnya, rasanya sayang banget kalau kita hadir menjadi bagian yang merusaknya. Melihat ubur-ubur yang sepertinya ‘bermain’ dengan pengunjung sempat menimbulkan kekhawatiran, kalau ubur-ubur itu bisa mati setelahnya. Ada beberapa hal yang patut menjadi inspirasi setelah melihat kondisinya. Yang jelas kita sebagai pengunjung mesti punya ‘Kesadaran’ dalam berperilaku terhadap alam. Aku pikir perlu untuk menjaga diri sendiri dalam sikap yang tepat dalam koridor pelestarian alam. Misalnya saja sebagai berikut:

1. Jangan Tinggalkan Barang yang Bukan Milik Pulau Kakaban

Sebaiknya saat mengunjungi pulau ini, apa yang kita bawa tak boleh ada yang kita tinggal. Misalnya botol minuman. Jika sudah habis, bawa dan masukkan ke dalam tas. Menurutku ini lebih baik meski sudah ada tempat sampah disana. Kulihat hanya ada satu tempat sampah. Sooo…. paling bagus adalah, jangan tinggalkan apapun barang yang kita bawa!

2. Biarkan Habitat Ubur-ubur Apa Adanya

Ubur-ubur di Danau Kakaban hanya bisa hidup di habitatnya. Jadi sebaiknya tidak menangkap dan memindahkannya, termasuk saat dibawa pulang sebagai kenang-kenangan. Soalnya akan mati. Aku lebih setuju saat menikmati pemandangan ubur-ubur itu dengan menggunakan kamera. Yaaa kamera, membidik tanpa menyentuhnya. Seperti halnya menikmati wisata dengan berburu hewan menggunakan kamera. Mengabadikan momen tanpa merusaknya. Tentu saja hal ini berkaitan dengan mengambil gambar yang benar, dengan mengindahkan lingkungan.  Pengelola bisa menggunakan papan-papan peringatan yang positif dan ajakan untuk menjaga kelestarian dan lingkungan alam.

3. Tahan Tangan Kita untuk Bergrafiti

Jamak yang sering dilakukan pengunjung wisata adalah, meninggalkan kenang-kenangan dengan coretan di pohon, tembok ataupun media lainnya. Hindari! Seperti di Kakaban, saat melintasi jalur kayu yang menembus hutan, banyak area pohon-pohon besar dan bangunan kecil seperti toilet (satu) yang biasanya menjadi sasaran tangan-tangan usil. Maksud hati sih mau menorehkan catatan sejarah bahwa kita pernah kesitu. Urungkan dan tahan. Dokumentasi foto dan video sudah lebih dari cukup untuk mengabadikan kunjungan kita. Hutan dan kealamian Pulau Kakaban yang sudah tereksplorasi wajib dijaga bersama, agar siapapun yang mengunjunginya dapat tetap menikmati keasliannya.

Bentuk mencintai tanah air dengan kekayaan pesonanya wajib dengan menjaga perilaku disamping tentu saja pihak terkait mengelolanya dengan benar dan sungguh-sungguh melalui aturan yang ada. Dan mengunjungi Pulau Kakaban di ajang DRE ini memberikan inspirasi kembali bahwa alam dan lingkungan kita wajib dijaga bersama kelestarian dan keindahannya. Bukankah anak cucu kelak juga berhak untuk menikmati kekayaan tanah airnya?

[caption caption="Pintu pulau Kakaban. (Dokpri)"]

[/caption]

Hingga sebelum sore datang, kami meninggalkan Pulau Kakaban, menghindari air laut surut. Dimana speedboat akan terhambat untuk bisa merapat ke dermaga dan mengakibatkan riser harus berenang. Yaaa sebelum surut bergegas balek saja ke Berau, karena jadwal memang sudah tunai di Kakaban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun