[caption caption="Pulau Kakaban Kaltim (Dokpri)"][/caption]
“Ubur-ubur di Pulau kakaban ini tak beracun lagi, konon karena pepohonan bakau yang banyak tumbuh disini,” kata Yuliansyah, salah seorang pemilik perahu yang mengantarkan pengunjung ke pulau Kakaban. Ia menjawab pertanyaanku, yang heran biasanya orang yang berenang di laut takut dengan ubur-ubur, tapi di Pulau Kakaban ini ubur-ubur menjadi ‘teman’ bermain bagi mereka yang bermain snorkeling.
Entah benar atau tidak yang dikatakan Yuliansyah, mesti ditelusuri referensi ilmiahnya. Yang jelas kawan-kawan risers yang terjun snorkeling asik ‘bercengkerama’ dengan makhluk berwarna coklat kenyal itu. Menurut Yuliansyah, ubur-ubur ini selalu terlihat banyak sekali di perairan air payau Pulau Kakaban. Seakan tak pernah berkurang.
“Kalau ubur-ubur ini dibawa ke tempat lain, meski air payau sekalipun, mereka akan mati,” jelas Yuli. Artinya ubur-ubur itu sebaiknya tidak dipindahkan ke tempat lain. Dan jelas bahwa Pulau Kakaban sangat ‘ramah’ dan menjadi habitat yang paling cocok bagi ubur-ubur coklat itu.
*
Kamis, 14 januari 2016, kami dari Datsun Risers Expedition berkunjung ke Pulau Kakaban. Bagiku pulau ini tidak pernah terlintas dalam mimpi sekalipun untuk mengunjunginya. Dan ternyata sungguh mencengangkan! Pulau yang masuk gugusan dengan Palau Derawan dan Maratua ini menyimpan kekayaan keindahan alami dengan panorama ubur-uburnya!
Siang hari kapal yang kami tumpangi merapat di ‘pelantar’ semacam dermaga kecil di Pulau Kakaban. Aku menyebutnya pelantar, seperti saat di Tanjung Pinang dan Batam yang menyebutnya demikian. Pelantar kayu yang menjorok sekian puluh meter ke pantai. Fungsinya jelas untuk merapat perahu/ boat/ semacamnya.
[caption caption="Indahnya pantai Pulau Kakaban. (Foto ganendra)"]
Dari boat, terlihat rimbunan hijau hutan Kakaban yang terlihat alami. Pelantar menyambung ke dalam hutan dalam bentuk tangga-tangga kayu. Selepas pintu gerbang pulau yang terlihat masih baru. Demikian juga tangga kayu yang menjulur ke dalam hutan menuju tempat snorkeling habitat ubur-uburnya. Bangunan kayu itu aku perhatikan masih baru juga. Rapid an indah. Berkelok-kelok diantara pepohonan besar di hutan nan lebat. Sesekali jalur jalan kayu melintasi ceruk-ceruk dalam hutan. Terlihat beberapa papan nama pohon, juga papan informasi lainnya. Sesekali terdengar suara burung hutan. Alami betul.
[caption caption="Tangga kayu menembus hutan. (Foto Ganendra)"]
[caption caption="Jalanan kayu di tengah hutan Kakaban. (Foto Ganendra) "]
Tak lama berjalan di jalur teduh hutan, nampak di kejauhan air payau danau Kakaban. Air jernihnya minta ampuun. Dilingkari hutan hijau dan bakau. Anak tangga mulai menurun menuju pelantar yang menjorok ke ‘danau’ air payau. Wahhh seperti ‘surga’ (jika pernah melihatnya) heheee. Dari atas pelantar aku melihat ke dalam air. Ada binatang kecoklatan yang bergerak-gerak. Jumlahnya banyak sekali. Itulah ubur-ubur Danau Kakaban. Banyakkkk banget euyy.
Tak sabar teman-teman untuk ‘nyemplung’ ke dalamnya. Peralatan yang sudah disiapkan pun mulai dikenakan. Dan byurrrr. Wah segar sekali nampaknya. Beberapa teman menangkap dan mengangkap ubur-ubur itu untuk diabadikan. Kapan lagi yaaa. Aku baru kali ini melihat ubuu-ubur secara langsung. Kenyal kayaknya. Dan wajib diketahui ubur-ubur itu tak beracun. Seperti kukemukan di awal tulisan.
[caption caption="Luar biasa. (Foto Ganendra) "]
[caption caption="View yang menawan. (Foto Ganendra)"]
Rasanya berada di Pulau Kakaban ini berasa di dunia lain, dunia ubur-ubur. Bukan saja di tengah-tengah alami hutannya, namun juga berada di perairan yang tenang diliputi dan dilindungi hutan bakau di sekeliling. Pemandangannya? Wuiiiih bikin adem mata deh. Dan tentunya tempat begini sangat berpotensi untuk lebih dikembangkan. Namun tentu saja jangan sampai merusaknya serta mengganggu habitat hewan yang ada.
Ada beberapa hal yang patut diperhatikan saat mengunjungi Pulau ini. tentunya salah satu kunci penting adalah ‘Kesadaran’ pengunjung berperilaku terhadap alam.
Jangan Tinggalkan Barang yang Bukan Milik Pulau Kakaban
Sebaiknya saat mengunjungi pulau ini, apa yang kita bawa tak boleh ada yang kita tinggal. Misalnya botol minuman. Jika sudah habis, bawa dan masukkan ke dalam tas. Menurutku ini lebih baik meski sudah ada tempat sampah disana. Kulihat hanya ada satu tempat sampah. Sooo…. paling bagus adalah, jangan tinggalkan apapun barang yang kita bawa!
[caption caption="Jangan tinggalkan sampah di jalan yang asri ini. (Foto Ganendra) "]
Biarkan Habitat Ubur-ubur Apa Adanya
Ubur-ubur di Danau Kakaban hanya bisa hidup di habitatnya. Jadi sebaiknya tidak menangkap dan memindahkannya, termasuk saat dibawa pulang sebagai kenang-kenangan. Soalnya akan mati. Dengan demikian kita menjadi bagian perusak habitat alaminya. Sekecil apa pun itu. Aku sempat cemas juga, saat melihat teman-teman berenang bermain dengan ubur-ubur dan menangkapnya. Semoga mereka tetap dapat hidup meski sudah dipegang-pegang.
[caption caption="Ubur-uburnya. (Foto Ganendra) "]
Tahan Tangan Kita untuk Bergrafiti
Saat melintasi jalur kayu yang menembus hutan, banyak area pohon-pohon besar dan bangunan kecil seperti toilet (satu) yang biasanya menjadi sasaran tangan-tangan usil. Maksud hati sih mau menorehkan catatan sejarah bahwa kita pernah kesitu. urungkan dan tahan. Dokumentasi foto dan video sudah lebih dari cukup untuk mengabadikan kunjungan kita. Jangan menoreh pohon dan mencorat-coret tembok!
Hutan dan kealamian Pulau Kakaban yang sudah tereksplorasi wajib dijaga bersama, agar siapapun yang mengunjunginya dapat tetap menikmati keasliannya.
[caption caption="Biarkan Kakaban tetap indah dipandang tanpa kita merusaknya. (Foto Ganendra)"]
Sekitar se-jam bermain di danau Kakaban, serasa tak cukup. Namun hari sudah beranjak melewati siang. Dan segera kami harus balik ke Pelabuhan Berau. Saat air laut masih pasang, dan perahu boat masih bisa bersandar di pelantar. Jika lewat jam, resikonya adalah air surut dan kita berenang dari pantai menuju kapal!
@rahabganendra
Lihat Videonya disini: Datsun Risers Expedition Kalimantan Etape 1 Pulau Kakapan
Baca juga artikel terkait
Injak Pedal di Ajang Datsun Risers Expedition Etape 1 Kalimantan
“Angsa Berkepala Dua” untuk Anak-anak Suku Dayak Miau Baru
[caption caption="Indahnya pantai Pulau Kakaban. (Foto ganendra)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H