[caption caption="Bocaheeeee hahaa.. (Dokpri)"][/caption]
Jalan mulus berhias beberapa titik lubang nan berliku, kaya tanjakan, turunan, berselimut hutan di kanan kiri menjadi pemandangan sejuk bercampur dag dig dug menguji nyali Risers (kompasianer terpilih) di hari pertama ajang Datsun Risers Expedition (DRE) etape 1 Kalimantan “Wisata Pulau Terdepan,” Senin (11/1/2016). Hampir 10 jam perjalanan ditempuh mulai dari Bandara Sepinggan, Balikpapan – Samarinda – Sangatta. Di ajang DRE gelombang ke 3 etape 1 (Total etape ada 3) ini yang menjadi bagian sejarah mengukir jejak 3000 km Datsun Indonesia di Kalimantan, aku mencicipi ‘ujian’ bermain pedal gas dan rem Datsun Go+ Panca bertransmisi manual. Perjalanan di hari pertama ini sebagai awal dari perjalanan risers mengunjungi destinasi alam, budaya yang menarik di Kalimantan sebagai pesona kekayaan Indonesia bersama Datsun Indonesia.
*
Pagi masih gelap ketika aku tiba di bandara Soekarno Hatta, Senin (11/1/2016). Yaa, aku menjadi salah satu peserta Datsun Risers Expedition Gelombang 3 Etape 1 Kalimantan. Etape 1 yang dijadwalkan mulai 11-15 Januari 2016 menempuh rute Balikpapan – Samarinda – Berau. Masih ada etape 2, digelar 19-21 Januari 2016 dengan rute Balikpapan-Banjarmasin. Etape ketiga 26-29 Januari 2016 menempuh rute Pontianak-Entikong-Pontianak. Di bandara aku bergabung dengan Kompasianer terpilih yang bertitik keberangkatan dari bandara internasional ini. Ada Gapey Sandy, Kang Arul, Syaifuddin, Fajr Muchtar, Satto Raji, Shendy Adam, Nurulloh. Eh sempat ketemu juga dengan adik kelas jaman kuliah di Yogyakarta dulu. Padahal lamaa ndak ketemu hehee. Menggunakan pesawat Garuda Indonesia (GI) rute Jakarta – Balikpapan flight GA560, sekitar jam 05.30 wib, berangkat.
[caption caption="Di bandara Soetta. (Dokpri)"]
Sekitar jam 09.00 wib, pesawat GI tiba di bandara Sepinggan, Balikpapan. Dikarenakan perbedaan waktu se-jam antara WIB dan WITA, sempat kaget juga liat jam heheee. Baru nyadar kalau udah di kawasan WITA. Barisan mobil Datsun Go+ Panca beraneka warna sudah menanti. Cakep desain luar bergambar kepulauan Indoensia. Dan tentunya stikel bertulisakan Datsun Risers Expedition tertempel di pintu depan serta kap mesin depan. Masing-masing bernomor. Risers 1-5. Itulan mobil yang dipakai para risers menaklukan alam dan mengunjungi destinasi wisata selama 5 hari. Menggunakan mobil di tim R-4, (awalnya tim R-3) kami beriingan konvoi dengan driver dari pihak panitia, Pak Firman namanya. Mungkin “kami dianggap lelah”, abis penerbangan hehee, jadi disediakan driver. Iiihhh senangnya, bisa menikmati perjalanan dengan lebih santai. Perjalanan yang memakan waktu 3 jam-an menuju Dealer Datsun di Samarinda.
[caption caption="Para Risers di DRE Kalimantan. (foto Kang Arul)"]
Perjalanan selama 3 jam-an itu aku nikmati saja, mumpung belum ‘bertugas’ nyetir hehee. Melintasi jalan berliku Bukit Suharto, Kota Samarinda yang ramai, sungai Mahakam yang beken dan termasuk melewati polisi yang sedang razia! Aman brooo hehehee. Hingga sekira waktu jam makan siang, konvoi memasuki gedung kantor dealer Datsun Samarinda. Dan jam yang ditunggu tiba… makan siaaaang!! hahaaa Maklum aku udah lapar, yang lain sih lapar juga hehee. Abisnya karena berangkat pagi, gak sempat sarapan, dan menu dari pesawat GI-lah yang mengganjal perut hehee. Alhamdullilah yaaa
[caption caption="jalanan kota Samarinda. (Foto Ganendra)"]
[caption caption="Madyangggg time. (foto Ganendra)"]
Menunya lumayan yummy, ada kesukaanku udang goreng tepung, sooo … eh masakannya enak lorr, sesuai dengan lidah Jawaku. Ini diamini ama Kang Nanang, Kompasianer Ponorogo, Jawa timur yang berbisik padaku, “Makanannya berasa banget jawanya.”
[caption caption="Briefing di Dealer Datsun Samarinda. (Foto Ganendra)"]
Kelar makan, masing-masing mendapatkan sebuah baju seragam risers. keren loorr, demen desain bajunya. Berlanjut dengan briefing Mas Aris, dari Kompas otomotif yang menjelaskan tentang ‘safety driving.’ Tentu sangat bermanfaat buat para risers. Secara mengemudi dalam konvoi tentu berbeda, dan butuh konsentrasi, bukan hanya pas ‘nge-gas’ namun juga pengereman. Tips pengereman disampaikan Mas Aris. Bagaimana kita harus menjaga jarak aman mobil, bagaimana mengatasi ban yang tiba-tiba kemps saat melaju, dan lain-lain. Tinggal deh dipraktikin.
Nah saatnya melanjutkan perjalanan ke Sangatta. “Berapa lama Mas, durasi ke Sangatta?” tanyaku ke Mas Aris. Sekitar 4 jam-an. Dan aku menawarkan diri pada kawan-kawan setim, Ang Tek Khun (kompasianer dari Yogyakarta) dan Kartika Eka (Kompasianer dari Banjarmasin) yang tergabung dalam tim R-4, untuk menjadi driver. Sooo perjalanan dimulai.
[caption caption="Tim 4. (Foto Ganendra)"]
[caption caption="Tim 1 (Foto Ganendra)"]
[caption caption="Tim 2. (Foto Ganendra)"]
[caption caption="Tim 5. (Foto Gapey Sandy)"]
Eh ada team yang dihuni risers cewek loor. Tim yang mengklaim nama “Maylo” yang digawangi Maya, Achy dan Devi ini patut dijempolin. Bukan hanya kepiawaian berkendara namun keberanian mengikuti DRE yang menempuh jarak jauh ini.
[caption caption="Tim Maylo... 3 Riser cewek dalam satu mobil. (Foto Ganendra)"]
Melintasi kawasan perkotaan Samarinda yang tak begitu macet, namun uniknya lalu lalang kendaraan berasa ga beraturan yaaa. Tapi ya sudahlah, yang penting hati-hati. Sebagai driver, saya mencoba beradaptasi awal dengan pedal gas, kopling dan rem. Maklum transmisi manual. Hmmm lumayan ‘galak’ koplingnya, namun ‘empuk’ pijakannya. Cocok untuk berkendara laju. Awalnya kikuk juga dengan posisi handrem yang model di samping kemudi. Namun its oke.
Seperti dijelaskan Mas Aris, aturan konvoi mengharuskan mengendarai dalam posisi yang telah ditentukan. Tak boleh saling menyalib. “Mudah,” pikirku. Di kondisi lalu lintas kota laju konvoi tentu dengan kecepatan rendah, masih terukur dengan baik. Baru selepas keluar dari kota Samarinda, mulailah jalan yang lumayan ‘lega’. Mulus jalannya, namun beberapa bagian ada yang rusak/ berlubang. Agak mengganggu juga saat mobil laju. Namun tak cukup banyak menurutku. Lebih banyak jalan mulus yang naik turun, dan berliku. Aku puas-puasin menjajal kenyamanan, ketangguhan Datsun Go+ Panca ini di ekspedisi yang disebut-sebut ekspedisi jarak jauh pertama dan satu-satunya di Indonesia yang digelar oleh produk LCGC (Low Cost Green Car) ini. Pastinya tarikan enteng dengan bertenaga, Datsun ini enak untuk jalan tanjakan. Libas deh, dengan mudah heheee.
Namun yang harus diperhatikan juga adalah mempertahankan posisi mobil berkonvoi. Butuh konsentrasi bermain pedal gas dan rem. Dengan alasan tetap di jalur konvoi. Memposisikan tak ketinggalan. Ada 14 mobil yang turut berkonvoi. Dipimpin oleh mobil Road Captain (RC) Mas Toni dari pihak Datsun Samarinda. Aba-aba selalu ditunjukkan melalui ‘rick’ dan handy talky. Tentunya untuk menjaga keamanan saat akan mendahului kendaraan lainnya.
Nah ada yang unik soal 'bahasa' koordinasi antar peserta konvoi. Istilah yang baru aku tahu. Entah apa istilah itu memang digunakan di acara petualangan risers. Istilah itu diperkenalkan oleh Yugo, dari Datsun. Jadi dalam bahasa risers, mobil disebut 'ayam'. Sepeda motor disebut 'cacing'. Mobil besar (truk dan semcamnya) disebut babon. Jadi saat melintas truk besar dari arah berlawanan, dibilang, "Hati-hati ada Babon melaju kencang, diikuti ayam dan 2 cacing di belakangnya." Unik khan?
[caption caption="Senja. (foto Nanang Diyanto)"]
Kecepatan terjaga di kisaran 60-80 km/jam. Namun sudah membuat beberapa kali iringan konvoi terpisah. Koordinasi yang bagus yang membuat konvoi bisa menyatu dan beriringan hingga sampai di Sangatta, di Q Hotel, tempat kami menginap. Juga tempat aku dan risers lainnya menuliskan laporan heheee. Untungnya wifi di kamar oke punya. Josss lah pilihan hotelnya dari pihak panitia. Tentunya memudahkan untuk mengupload review perjalanan buat kawan-kawan kompasianer lainnya. heheee.
[caption caption="Ini kedemenanku, menu di Q Hotel Sangatta. Madyangggg. (Foto Ganendra)"]
Dan di hotel ini pula, diadakan evaluasi tentang perjalanan selama sehari di hari pertama dari rangkaian. Dipandu Mas Aris, setiap tim diminta pendapatnya tentang model konvoi ajang DRE 2016 itu. Mayoritas sih, bilang oke banget. Sudah bagus, cuman koordinasi antar mobil dengan informasi trafik untuk memudahkan laju kendaraan agar ditingkatkan. Aku sendiri sepakat. Mengingat sebelumnya tim Maylo sempat ketinggalan oleh R-2 yang dengan cueknya menggeber. Hayooo sapa drivernya? Kang Nanang ternyata heheee. Dan beruntung R-5 menyalib untuk menjadi penunjuk jalanan yang sudah gelap, karena malam tiba. Sukses deh sampai di Q Hotel, hingga aku menuliskan cerita ini.
Dan seperti yang disampaikan Ibu Indriani Hadiwidjaja selaku Head of Datsun Indonesia bahwa Datsun Risers Expedition ini bukan hanya berkendara saja namun juga mengunjungi wisata alam dan budaya untuk lebih menginspirasi.
"Dan semoga kegiatan ini semakin menginspirasi,” katanya di depan risers DRE di Q Hotel, Sangatta.
Dan kawan-kawan ‘wajib’ deh menunggu laporanku dan para Risers di ajang DRE ini. Pasalnya perjalanan selanjutnya akan mengunjungi Rumah Dayak Miau Baru di Kutai Timur dengan aktivitas budayanya, menengok Pulau Derawan dan Pulau Kakapan yang terkenal keindahan alamnya nan eksotis. Soooo, nantikan tulisanku berikutnya yak heheee. Salam dari Para Riser di ajang Datsun Risers Expedition. Go…go…goooo!!!
@rahabganendra
[caption caption="(Foto Ganendra)"]
Untuk video perjalannnya silahkan klik di judul ini "Datsun Risers Expedition Etape 1 Kalimantan (Balikpapan - Sangatta)"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H