Namun yang harus diperhatikan juga adalah mempertahankan posisi mobil berkonvoi. Butuh konsentrasi bermain pedal gas dan rem. Dengan alasan tetap di jalur konvoi. Memposisikan tak ketinggalan. Ada 14 mobil yang turut berkonvoi. Dipimpin oleh mobil Road Captain (RC) Mas Toni dari pihak Datsun Samarinda. Aba-aba selalu ditunjukkan melalui ‘rick’ dan handy talky. Tentunya untuk menjaga keamanan saat akan mendahului kendaraan lainnya.
Nah ada yang unik soal 'bahasa' koordinasi antar peserta konvoi. Istilah yang baru aku tahu. Entah apa istilah itu memang digunakan di acara petualangan risers. Istilah itu diperkenalkan oleh Yugo, dari Datsun. Jadi dalam bahasa risers, mobil disebut 'ayam'. Sepeda motor disebut 'cacing'. Mobil besar (truk dan semcamnya) disebut babon. Jadi saat melintas truk besar dari arah berlawanan, dibilang, "Hati-hati ada Babon melaju kencang, diikuti ayam dan 2 cacing di belakangnya." Unik khan?
[caption caption="Senja. (foto Nanang Diyanto)"]
Kecepatan terjaga di kisaran 60-80 km/jam. Namun sudah membuat beberapa kali iringan konvoi terpisah. Koordinasi yang bagus yang membuat konvoi bisa menyatu dan beriringan hingga sampai di Sangatta, di Q Hotel, tempat kami menginap. Juga tempat aku dan risers lainnya menuliskan laporan heheee. Untungnya wifi di kamar oke punya. Josss lah pilihan hotelnya dari pihak panitia. Tentunya memudahkan untuk mengupload review perjalanan buat kawan-kawan kompasianer lainnya. heheee.
[caption caption="Ini kedemenanku, menu di Q Hotel Sangatta. Madyangggg. (Foto Ganendra)"]
Dan di hotel ini pula, diadakan evaluasi tentang perjalanan selama sehari di hari pertama dari rangkaian. Dipandu Mas Aris, setiap tim diminta pendapatnya tentang model konvoi ajang DRE 2016 itu. Mayoritas sih, bilang oke banget. Sudah bagus, cuman koordinasi antar mobil dengan informasi trafik untuk memudahkan laju kendaraan agar ditingkatkan. Aku sendiri sepakat. Mengingat sebelumnya tim Maylo sempat ketinggalan oleh R-2 yang dengan cueknya menggeber. Hayooo sapa drivernya? Kang Nanang ternyata heheee. Dan beruntung R-5 menyalib untuk menjadi penunjuk jalanan yang sudah gelap, karena malam tiba. Sukses deh sampai di Q Hotel, hingga aku menuliskan cerita ini.
Dan seperti yang disampaikan Ibu Indriani Hadiwidjaja selaku Head of Datsun Indonesia bahwa Datsun Risers Expedition ini bukan hanya berkendara saja namun juga mengunjungi wisata alam dan budaya untuk lebih menginspirasi.
"Dan semoga kegiatan ini semakin menginspirasi,” katanya di depan risers DRE di Q Hotel, Sangatta.
Dan kawan-kawan ‘wajib’ deh menunggu laporanku dan para Risers di ajang DRE ini. Pasalnya perjalanan selanjutnya akan mengunjungi Rumah Dayak Miau Baru di Kutai Timur dengan aktivitas budayanya, menengok Pulau Derawan dan Pulau Kakapan yang terkenal keindahan alamnya nan eksotis. Soooo, nantikan tulisanku berikutnya yak heheee. Salam dari Para Riser di ajang Datsun Risers Expedition. Go…go…goooo!!!
@rahabganendra
[caption caption="(Foto Ganendra)"]