Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Big Bang! Show Kompas TV, Sebarkan Virus Sociopreneur

5 Desember 2015   22:19 Diperbarui: 5 Desember 2015   23:39 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika dunia bisnis semakin bergerak riuh dengan meningkatnya nuansa kompetisi kreasi yang makin ketat. Ketika lapangan kerja menjadi sebuah tanda tanya, ketersediaannya. Ketika anak-anak muda bangsa muncul dengan aksi kreatif dan inovatif dari belahan nusantara. Ketika inspirasi seakan tiada habis laksana bersumber dari samudera. Ketika dunia bisnis berjejal dengan brand-brand yang bertebaran. Ketika inspirasi bukan lagi sekedar memberi ide, gagasan, namun aksi-aksi sosial yang berkelanjutan dan berimpek pada masyarakat luas menjadi sebuah impian usaha ideal.

BERBAGI inspirasi kepada orang lain terkait dalam motivasi ber-usaha, berbisnis sering kita dengar dan peroleh. Ide-ide brilian yang disharingkan oleh mereka para pelaku usaha yang sudah ‘mengenyam’ sukses yang sering ditayangkan di media massa dan elektronik. Perlu dan penting, serta bermanfaat, bagi anak-anak muda bangsa dengan semangat bertumbuh kembang dalam mengembangkan dirinya. Mengembangkan diri terkait passion yang dimiliki untuk menjadi sebuah usaha atau bisnis yang menguntungkan dan membuka lapangan kerja bagi orang lain. Hal demikian tentu sudah kita ketahui.

Namun bagaimana jika, sebuah usaha bisnis berkembang bukan hanya untuk mencari keuntungan semata namun berimpek sosial dan sustainable bagi lingkungannya? Bahwa bisnis adalah bisnis, dikembangkan dengan mengusung misi sosial? Kewirausahaan? Sociopreneur?

Istilah Sociopreneur yang merujuk jiwa entrepreneurship, tidak hanya berorientasi pada keuntungan, namun ada misi sosial, berusaha untuk membantu dan mengembangkan masyarakat sehingga masyarakat tersebut dapat menjadi masyarakat yang mandiri.

Poin penting ini yang saya tangkap saat mengikuti acara: Gathering Big Bang! Show Kompas TV, pada Sabtu/28 November 2015 di Studio Gold, Kompas TV. Ajang yang mengupas tentang program baru talk show inspiratif dari Kompas TV, yakni BIG BANG! SHOW dan telah tayang per 1 November 2015 yang lalu.

Program Talk show inspiratif BIG BANG! SHOW

Sejak KOMPAS TV menelurkan beragam acaranya, salah satu program baru ini (BIG BANG! SHOW) memberikan nuansa baru dalam kemasan acara yang menarik, inspiratif dan sangat bermanfaat bukan saja bagi pemirsa namun juga bagi narasumber yang hadir dalam acara. Mengapa saya bilang demikian?

Saya mulai dari mengenal program ini, seperti apa program BIG BANG! SHOW?

BIG BANG! SHOW dipandu oleh Andi F Noya. Yaaa benar Andi yang tenar sebagai presenter sebuah program televisi selama hampir 10 tahun belakangan. Kehandalannya ddalam memandu acara talkshow sudah diakui public, hingga Andy menyabet predikat Presenter Berita/ Current Affairs Panasonic Gobel Award 2010 dan 2011.

Andy dalam program Big Bang! Show, menghadirkan narasumber anak-anak muda dari dunia usaha yang kreatif, unik dan berpotensi menginspirasi. Dalam kemasan talkshow mereka diajak untuk berbagi kisah tentang dunia usaha yang dibangunnya menurut passion masing-masing. Nah hal yang berbeda dari program jenis talkshow lainnya adalah, di Big Bang! Show, dihadirkan mentor-mentor berpengalaman di bidang bisnis yang dipilih. Ada 8 mentor yang siap ‘membantu,’ diantaranya yang hadir di acara adalah Danton Sihombing, Veronica Colondam, Arto Soebiantoro, dan Billy Boen. Mentor-mentor muda yang inspiratif, sukses dan memiliki passion dalam usaha yang digelutinya. Mentor-mentor inilah yang ‘bertugas’ untuk memberikan masukan-masukan terhadap narasumber sesuai dengan passion, bidang, kultur masing-masing. Baik itu meliputi, strategi pemasaran, membangun branding, mengembangkan usaha lebih luas dan lain-lain yang sifatnya konstruktif bagi ‘bisnis’ yang sedang dibangun oleh narasumber.

Hal itu sesuai dengan misi program BIG BANG! SHOW, apa itu?

Seperti yang dijelaskan oleh Julius Sumant selaku produser program tersebut, bahwa BIG BANG! SHOW ingin mengajak anak muda untuk bergerak menjadi pejuang sosiopreneur, penemu dan inovasi perubahan di segala bidang dari seluruh penjuru tanah air. Semangat jaman bahwa anak muda seharusnya tak cuma sekedar jago berbisnis tapi juga mampu membuat inovasi out of the box, memahami manajemen bisnis agar sustainable, sekaligus mampu memberi dampak secara sosial.

“Ini sebetulnya, adalah ide besar dari mas Andi (Andi F Noya-red) untuk sociopreneur itu bisa menjadi sebuah gerakan. Gerakan yang mungkin dalam satu dekade belakangan itu baru ngetrend. Sekarang KOMPAS TV khan belum punya program yang inspiratif seperti itu. Saya punya pengalaman sebagai produser talkshow, menemukan sebuah talkshwow yang bukan hanya inspiratif namun juga berisi ajakan kepada anak muda untuk berdampak sosial. Biasanya inspiratif aja. Selesai disitu. Sementara ini karena gerakan sifatnya mengajak. Saya jadi klop dengan idenya mas Andi dkk, senapas dengan Kompas,” kata Julius saat menjadi narasumber di acara Gathering Big Bang! Show Kompas TV, di Studio Gold, Kompas TV pada Sabtu (28/11/2015).

[caption caption="Julius saat di acara Gathering Big Bang! Show Kompas TV, pada Sabtu/28 November 2015 di Studio Gold, Kompas TV. (Foto Ganendra)"]

[/caption]

Pernyataan Julius diamini oleh Andy. Ada pembeda dengan program talkshow yang ditanganinya di lain program. Menurutnya kalau di program Kick Andy, misalnya, bernuansa sosialnya lebih tinggi. Menghadirkan inspirasi dan mendorong orang-orang untuk berbuat baik melalui kegiatan-kegiatan sosial. Narasumber yang ditampilkan relatif kebanyakan orang-orang kecil yang berbuat sesuatu bagi lingkungan sekitarnya.

“Kemudian ada orang-orang seperti Veronica Colondam yang pernah jadi narasumber, lalu Arto Soebiantoro, dan Billy Boen. Setelah itu muncul gagasan, mempertemukan para mentor, Kompas, dan saya,” cerita Andy di acara yang sama.

Dapat dikatakan bahwa program ini, bagaikan sebuah virus baru yang hendak ditularkan Kompas TV. BIG BANG! SHOW lahir sebagai salah satu program inspiratif yang menjadi sebuah kiblat gerakan yang mengkampanyekan perubahan sosial. Disamping memberikan dampak bisnis juga dampak sosial bagi anak muda. Sociopreneur.

Sociopreneur, Ruh Big Bang! Show

Sociopreneur sebagai perwujudan jiwa entrepreneurship, yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan, namun juga berusaha untuk membantu dan mengembangkan masyarakat sehingga masyarakat tersebut dapat menjadi masyarakat yang mandiri. Inilah yang menjadi ruh Big Bang! Show. Misi sosial yang tidak banyak dihadirkan oleh program beragam televisi lainnya. Sociopreneur atau Kewirausahaan Sosial seperti diistilahkan Verobica Colondam, bahwa Kewirausahaan Sosial itu yang penting adalah misi sosialnya. Bisnis sekaligus berbisnis, menghasilkan uang, berdampak sosial bagi masyarakat dan berkelanjutan.

“Kita bisnis buka lapangan kerja itu khan bisnis, itu gampang. Tapi pemikirannya kita balik, menjadi kewirausahaan sosial, ada misi sosialnya. Yang diikat dalam bisnis, harus ada pendapatan dari trading bukan donasi, bisa berdampak sosial dan berkelanjutan,” kata Veronica yang juga pendiri dan CEO Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB). Yayasannya berdampak sosial terhadap 2,7 juta orang lewat penyediaan lapangan kerja dan pendidikan untuk anak-anak yang kurang beruntung itu.

Veronica mencontohkan seorang pemuda dari banyuwangi, Anang. Anang yang punya hasrat mengembalikan anak-anak Banyuwangi dari kota ke desa. De-urbanisasi. Ide kreatif Anang yang membuka tambak lele di desanya yang kondisinya banyak tanah yang tak ditanami. Pengembangan ide Anang menanam lele di tambak berhasil hingga mampu membawa anak-anak muda kembali ke desanya. Bukan hanya membuka lapangan kerja, namun juga membuat masyarakat desanya mandiri. Misi sosial.

“Ada misi sosial yang dibungkus dengan cara-cara bisnis, punya planning bisnis, bisa membuat proyeksi. Income lebih banyak, dampak sosial lebih besar,” tambah Veronica.

Passion, Brand dan Kultur

Narasumber selain Veronica Colondam yang hadir di ajang Gathering Big Bang! Show Kompas TV adalah nama-nama sekaligus mentor di acara, yakni Billy Boen, Arto Soebiantoro, dan Danton Sihombing. Mereka berbagi pengetahuan sesuai pengalaman dan passion masing-masing.

Billy Boen, lulus dengan predikat cumlaude dari universitas di Amerika Serikat, Billy kemudian berkarir sukses di sejumlah perusahaan di tanah air dalam usia muda. Prestasi Billy antara lain berhasil menaikkan penjualan sebuah produk hingga 280%! Pada 2010 Billy memutuskan banting setir berwirausaha dengan mendirikan Jakarta International Management dan menulis buku best seller "Young on Top"

[caption caption="Billy Boen saat memberikan sharing di acara Gathering Big Bang! Show Kompas TV, pada Sabtu/28 November 2015 di Studio Gold, Kompas TV. (Foto Ganendra)"]

[/caption]

Andy F Noya punya komentar tersendiri terhadap Billy. Menurutnya, Billi, adalah anak muda yang antusias mengembangkan dirinya, bukan dari jalan-jalan pintas, namun melalui sebuah proses mencapai jenjang yang tinggi. Lalu seperti apa Billy mengawalinya?

Awalnya Billy kesal melihat anak-anak muda yang dinilainya cengeng. Banyak anak muda yang bilang, saya mau ubah dunia, mau berbuat besar dan lain-lain.

“Tapi cuman Omdo,” kata Billy. Maksudnya 'Omong Doang."

Ada sebuah kejadian yang membuatnya meninggalkan comfort zone. Dahulu Billy adalah seorang professional, banting setir, mulai usaha sendiri. Memulai bisnis satu persatu mengikuti passionnya. Hingga bertemu dengan Andy yang menyarankan membuat PT (Perseroan Terbatas) atas usaha bisnisnya. Dengan alasan untuk sustainable dan socialprene. Akhirnya mulai.

“Yang penting lakukan sesuatu yang riil, dan konkret, sekecil apapun itu,” katanya seakan memberikan motivasi dan semangat bagi mereka yang ragu-ragu untuk memulai usaha.

Arto Soebiantoro, di kesempatan ajang yang sama memberikan sharing soal brand. Arto menyatakan bahwa dunia dipenuhi oleh brand/ merek. berkembang usaha baru maka muncul brand baru.

“Jika ada puluhan ribu penjual pecel lele di seluruh pelosok Jakarta, maka akan terjadi persaingan. Itulah mulai bicara branding,” kata putra mendiang almarhum Kris Biantoro ini.

Bagi Arto, branding adalah sesuatu yang sangat multi komplek. Korporat di AS, Jepang semua memakai strategi branding. Menurutnya jika kita punya brand, pertempuran ada di benak konsumen untuk membeli. Nantinya akan ada perusahaan sosial. Enterprenership tak cukup. Akhirnya orang harus memilih, saya harus donasi kemana? Pertempuran persepsi.

Arto dan teman-temannya merumuskan proses brand yang lebih sederhana.

“Ternyata mengerjakan brand internasional sama. berawal dari impian, SOP, organisasi, mau dijual kemana, ada HRD,” jelasnya.

Arto menambahkan, kelak enterpenersip makin banyak, ide akan terjadi persaingan brand. Kita punya panggilan brand indoensia, membantu anak-anak muda, pola pikir bagaimana brand kita bisa dibeli konsumen, sehingga sampai skala warung nasi bisa membuat brand. Semakin kecil perusahan semakin mudah brand dibangun.

“Acara ini diadakan menjadi penting karena kita bisa berbagi pengalaman tentang brand,” katanya.

Danton Sihombing, laki-laki yang memulai karir sebagai desainer grafis profesional sejak tahun 1990, menjadi bagian dari mentor program Big Bang! Show. Ia berbagi tentang strategi produk. Ada usaha yang kuat di aspek sosialnya, di sisi produk strateginya lemah. Hal yang diperlukan adalah ketika mereka siap masuk ke pasar, harus ada keseimbangan antara keduanya. Harus punya positioning yang bagus. “Posisi mengangkang,” katanya.

Menurut Danton, jika mau trend miliki kultur. Usaha mulai awali dengan impian. Impian itu yang menjadi landasan. Bangun pondasi, evaluasi. Proses awal membangun brand adalah menemukan impian. Menemukan impian itu paling sulit, harus ada passion.

“Perusahaan yang maju, besar, brand kuat, pasti kulturnya bagus,” jelas pria yang pernah meraih “Outstanding Achievement in Graphic Design Awards” pada 1997 ini.

Sooo, untuk memulai usaha, keluar dari comfort zone, membangun kepercayaan diri, strategi branding, mengenali passion, menemukan ide dan gagasan besar, unik serta berimpek sosial berkelanjutan tidaklah mudah namun bisa dilakukan siapa saja. Contoh yang paling jelas adalah para mentor dan narasumber yang dihadirkan dalam Big Bang! Show Kompas TV. Sebuah program yang ingin menyebarkan virus-virus usaha Sociopreneur yang berdampak luas di masyarakat. Menemukan ide, gagasan adalah sebuah ‘ledakan’ besar untuk memulai. Menggali inspirasi dan mewujudkannya dalam usaha yang berdampak sosial.Do more do good.

Maka rasanya menonton acara talkshow Big Bang! Show setiap hari Minggu pukul 20.00 wib ini, bukan hanya akan memperoleh inspirasi dari narasumber namun juga mendapat sharing langsung dari para mentor yang berkompeten. Buktikan saja. “Ide, gagasan, dan ledakkan…. Big Bang!!!  Do more do good!

Informasi selengkapnya tentang Program Big Bang! Show Kompas TV ini bisa dilihat di situs www.bigbangshow.co.id

@rahabganendra

[caption caption="Big Bang! Show, disiarkan setiap hari Minggu jam 20.00 WIB di Kompas TV. (IG hennykristianus)"]

[/caption]

 [caption caption="Penulis mejeng bareng Andy F Noya dan kawan Kompasinaer. (Dokpri)"]

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun