Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Brush with Danger: Bersama Mimpi, Berjuanglah!

24 November 2015   08:48 Diperbarui: 24 November 2015   11:01 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Semua diawali dari mimpi. (Sumber foto Sun and Moon Films)."][/caption]PERNAH aku mengenal beberapa pengungsi dari daratan di tanah air. Seiring adanya gelombang pengungsi di Asia, beberapa tahun yang lalu dan masuk ke negara kawasan Asia Tenggara, konon sampai sekarang mesti tidak terlihat masif. Pergolakan politik menjadi penyebabnya. Mereka dari berbagai etnis. Pria wanita, orangtua bahkan anak-anak.

Mencari kehidupan tenang dan damai menjadi impiannya. Beruntung UNHCR menjadi pelindungnya, sehingga mereka punya peluang untuk ditempatkan di negara yang menerimanya. Meski bertahun-tahun harus menanti. Pahit? tentu saja. Meninggalkan tanah kelahiran dan berjuang dari nol di tanah seberang demi meraih hidup yang diimpikan. Mimpi. Yaaa mimpi. Semua berawal dari mimpi, yang membuat mereka ‘berani.’

Bayangan memori itu sekilas terlintas di benak, saat melihat adegan awal film Hollywood “Brush with Danger” besutan sutradara anak bangsa, Livi Zheng. Adegan saat sebuah kotak kontainer membuka dan ternyata berisi manusia. Pengungsi gelap! Tak disebutkan mereka berasal dari negara mana, yang jelas tokoh utama film itu berketurunan Tionghoa. Dari kawasan Asia. Dari titik itulah rangkaian cerita bermula. Menginjak ‘tanah harapan’, Amerika, lalu berlanjut dengan lika-liku dalam misi mencari kebebasan dan tempat hidup baru di negeri pengusung kebebasan nomor satu di dunia itu.

Alice Qiang dan adiknya Ken Qiang menjadi sentral cerita. Dua orang kakak beradik ‘imigran gelap’ yang tak sengaja terlibat dalam sebuah bisnis criminal. Tipu daya, kepolosan, harapan, kesusahan, semangat berbaur menjadi satu dalam setiap perjalanan mereka meraih impiannya. Apa yang dilakukan di negeri yang tak ada seorangpun dikenal. Tak ada tempat tinggal maupun uang. Tak ada pemerintah yang melindunginya. Itu diyakini dan dimengerti oleh Alice. Sebagai kakak yang lebih tua, karakter protektif  Alice dominan melindungi Ken. Hingga mereka dipertemukan dengan orang-orang baik dan juga orang jahat.

Alice adalah seorang pelukis berbakat. Di tanah kelahirannya dia sering membuat lukisan duplikat dari karya orang lain. Di samping itu kemampuan bela diri dimilikinya. namun Alice sudah bersumpah tidak lagi mau berkelahi. Sebabnya?
Ken Qiang, anak muda yang menggebu-gebu dengan keahlian bela diri yang mumpuni. Di usia 16 tahun Ken mewakili jiwa anak muda yang suka memberontak. Suka kenyamanan dan terkadang susah diatur. Ego tinggi. Namun juga menghormati kakaknya.

SINOPSIS

Seorang pelukis, seorang pejuang, kedua ber-seniman dengan cara mereka sendiri. Kakak dan adik, terpaksa meninggalkan rumah mereka, tiba di Seattle, The Emerald City, dengan menumpang kontainer. Mereka mencoba untuk membuat jalan mereka di dunia yang baru, berjuang untuk bertahan hidup. Sampai, suatu hari, seorang pedagang seni, tertarik dan minat dengan keahlian melukis sang kakak. Mereka merasa menemukan diri mereka tinggal mimpi yang menjadi kenyataan. Adik mengekspresikan dirinya, sebagai seorang petarung. Sesuatu yang diyakininya bahwa ia terlahir untuk menjadi petarung. Sama halnya kakaknya yang meyakini sebagai seorang pelukis.

Namun belakangan benar-benar semua hanya mimpi. Mereka ditipu oleh ‘pelindung’ sang pedagang seni, berawal saat sang kakak diminta menduplikasi lukisan Van Gogh yang lama hilang, tanpa tahu sebenarnya untuk apa. Lukisan palsu itudibeli oleh seorang penjahat kejam dengan hasrat untuk seni rupa. Kakak dan adik segera menyadari bahwa diri mereka terlibat dalam dunia kriminal Seattle. Brush with Danger.

[caption caption="Foto sebelah kanan Livi narsis sama fansnya. Hehee (Dokpri)"]

[/caption]

***

[caption caption="Yang sebelah kanan, Livi ma fansnya, calon figuran di film mendatang heheee. (Dokpri)"][/caption]

Kisah di film ini tergolong sederhana. Simplenya menceritakan kedua kakak beradik itu saat menjejakkan kaki di dunia yang baru. Negara baru. Misi mencapai cita-cita untuk punya kehidupan baru yang harus ditempuh dengan beragam rintangan. Yang akhirnya lewat dan berakhir bahagia. Kisah pertemuan dengan orang-orang baik, yakni pemilik restoran dan anggota FBI memuluskan jalan mereka. Meski harus melewati sindikat penjahat pemalsu lukisan. Tanpa susah memahami jalan cerita. Cerita terjalin dengan runtut, dengan teka-teki yang tak terlalu rumit. Mungkin saja karena diperuntukkan bagi kalangan remaja, 13 tahun ke atas. Namun satu hal kekuatan film ini adalah pesona gambarnya.

Setiap adegan drama maupun laga terekam gambar dengan porsi yang sangat bagus. Gurat-gurat kepayahan pengungsi gelap di wajah Alice Qiang, action laga yang rapi, cukup banyak dihadirkan di film ini. Adegan yang digemari remaja. By the way pesan moral dalam film ini sangat bermanfaat untuk generasi muda. Bahwa awali semua dengan mimpi. Impian harus dimiliki sehingga dapat memacu berjuang mewujudkannya. Mimpi harus diraih, betapa pun sulitnya. Bahwa dalam setiap hidup selalu ada semangat, suka cita, kegelapan, ketakutan, kekuatan, yang menyelimutinya. Dan terpenting jangan terlupa adalah factor keluarga, seperti digambarkan dengan jelas rasa kekeluargaan Alice dan Ken dalam menembus segala rintangan hingga menumbuhkan harapan.

Saya pikir rasa kekeluargaan Alice dan Ken bukan hanya di filam karya mereka saja, namun juga terjadi pada diri Livi Zheng dan Ken Zheng dalam kehidupan nyata. jika tidak bagaimana film ini mampu mereka bawa menembus dunia perfilman Amerika sebagai barometer film dunia?

[caption caption="Livi Zheng ramah saat wawancara ekslusif dengan Kompasianer. (Foto Ganendra)"]

[/caption]

Yaaa, film Brush With Danger ini menjadi 300 besar dari 4.000 film yang di produksi di Amerika pada 2014 dalam ajang penyisihan piala Oscar. Dan tentu beruntung saya bersama KOMIK, komunitas Kompasianers penggemar film menjadi saksi pertama sebelum film ini tayang perdana ditanah air. Nobar film ini, pada Sabtu 21 November 2015 di Studio XXI Epicentrum Jakarta menjadi kisah sendiri, terlebih berkesempatan wawancara ekslusif bareng Livid an tentunya foto bersama. Livi benar-benar ramah.

[caption caption="Livi Zheng ramah saat wawancara ekslusif dengan Kompasianer. (Foto Ganendra)"][/caption]

Sooo, bagi kawan-kawan yang mau nonton film ini, catat tanggal mainnya pada Kamis 26 November 2015 di 21, XXI, CGV Blitz, Cinemaxx, Platinum Cineplex. Bolehlah liat thrillernya dulu disini. Jangan terlewat, film karya anak bangsa ini cukup membanggakan dan sangat layak untuk didukung.

[caption caption="Anies Baswedan dan Basuki Tjahya Purnamaaja dukung. Masak kamu enggak hehee. (Sumber foto Sun and Moon Films)"]

[/caption]

Brush With Danger

Durasi : 90 menit
Genre : Thriller-Action
Produksi : Sun and Moon Films
Eskekutif Produser : Zane Thomas
Produser dan Sutradara : Livi Zheng
Skenario : Ken Zheng
Pemain : Livi Zheng, Ken Zhen, Nikita Breznikov, Norman Newkirk, Michael Blend.
 
PROFIL
(sumber www.brushwithdanger)

Livi Zheng

Livi Zheng telah memenangkan lebih dari 26 medali dan piala di Martial Arts di Amerika Serikat. Dia belajar Seni Bela Diri di Shi Cha Sekolah Olahraga Hai Beijing, di mana Jet Li juga belajar. Selain menjadi seorang atlet yang sangat baik Livi adalah seorang mahasiswa teladan. Dia lulus dengan gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Washington-Seattle, setelah hanya tiga tahun, dan diundang ke Honors Masyarakat Internasional di bidang Ekonomi karena keunggulan akademik nya. Saat dia melakukan MFA nya di Produksi Film di University of Southern California. Livi adalah Presiden Asian American Cinema Association. Gairah Livi dalam film berkembang melalui Seni Bela Diri di sekolah dasar. Livi dimulai sebagai orang stunt, kemudian produser dan sekarang membuat debutnya sebagai sutradara.

[caption caption="Livi Zheng, sutradara muda, cantik, kreatif dan progresif, yang mampu menembus Hollywood.. (Foto Ganendra)"]

[/caption]

Ken Zheng

Ken Zheng adalah bungsu Kickboxing Nasional (Sanda Wushu) Juara yang mewakili Indonesia untuk Kejuaraan Dunia di Kickboxing (Sanda Wushu). Ken lahir di Indonesia tapi pindah ke China ketika ia berusia 11 tahun. Ken mulai belajar Kickboxing (Sanda Wushu) pada usia yang sangat muda, melatih tiga jam sehari, setiap hari. Gairah Ken dalam film, seperti adiknya, berkembang meskipun gairah dalam seni bela diri. Ken saat menghadiri sebuah sekolah tinggi internasional di Cina, yang memiliki siswa dari lebih dari 50 negara.

[caption caption="Ken Qiang sang adik Livi. (Sumber foto Sun and Moon Films)"]

[/caption]

Nikita Breznikov

Nikita Breznikov memulai karir aktingnya sekaligus menjabat sebagai detektif sersan di Departemen Kepolisian Baltimore. Istirahat pertama Nikita datang dalam bentuk gulat profesional ketika ia tiba persahabatan WWE Hall of Fame Nikolai Volkoff. Apa yang dimulai sebagai hanya persahabatan berkembang menjadi kemitraan manajer / anak didik yang akan memandu dua rekan ini selama 11 tahun. Pada saat Nikita mengenakan celana ketat dan bergabung temannya sebagai mitra tim tag. Seorang petugas hukum oleh hari, dan malam yang dibenci Rusia Umum, yang mengarah anak didiknya untuk menghancurkan semua lawan Amerika menempatkan di jalan-Nya. Itu adalah cinta gulat pro yang menyebabkan Nikita untuk menghibur. Setelah dia pensiun, Nikita mulai bertindak penuh waktu di film, serta muncul dalam dokumenter.

Norman Newkirk

Norman Newkirk, saat ini tinggal di Seattle, telah muncul dalam sejumlah fitur indie, sebuah episode Leverage, sebagai pembawa acara talk show di TV kabel dan mencatat serangkaian diproduksi secara lokal drama radio. Karyanya juga termasuk penampilan di musik road show dikirim dari New York City, sabun opera, kabaret yang berbasis di Manhattan dan sebagai direktur musik / konduktor di kapal pesiar. Dengan fokus utamanya sekarang film, ia akan menghabiskan lebih banyak waktu di LA tapi sumpah untuk bekerja di atas panggung setidaknya sekali setahun.

*

Siapa saja yang crew terlibat di film ini? Crew yang berkualitas menjadi salah satu factor sukses sebuah film. Film Brush with Danger ini melibatkan orang-orang perfilman yang berpengalaman di bidangnya. Berikut ini crew yang terlibat yang kukutip dari sumber www.brushwithdanger.com.

David Boushey

David Boushey adalah koordinator stunt dan stuntman. Dia adalah pendiri Asosiasi Stuntmen United dan merupakan anggota dari The Hollywood Stuntmen Hall Of Fame. Film kredit Boushey termasuk Blue Velvet, Twin Peaks, dan Northern Exposure. Boushey telah dikoordinasikan stunts selama delapan Academy Award pemenang aktor, beberapa di antaranya termasuk Denzel Washington, William Hurt, Tommy Lee Jones, dan Chris Cooper.

Garry Schyman

Garry Schyman adalah komposer yang proyek termasuk video game Bioshock dan Dante Inferno, TV menunjukkan Magnum, PI dan The A-Team, dan film Horseplayer, Spooky House Hilang Di Afrika dan Tornado! Schyman telah memenangkan berbagai penghargaan dari film bergengsi dan juri musik video game, terutama BAFTA untuk Best Original Music untuk Bioshock skor Tak Terbatas, sebuah permainan yang dalam minggu pertama rilis, adalah game terlaris pada perusahaan Steam distribusi digital , dan merupakan terlaris konsol game untuk Maret 2013 di Amerika Serikat, dengan lebih dari 878.000 unit yang terjual.

Leslie Shatz

Leslie Shatz adalah mixer suara nominasi Oscar. Dia dikenal untuk karyanya pada Star Wars, 12 Tahun Slave, Twilight, dan The Mummy (yang ia dianugerahi nominasi Oscar pada tahun 1999). Shatz telah bekerja pada lebih dari 180 film sejak tahun 1971.

Susan Kurtz

Susan Kurtz memiliki lebih dari tiga puluh tahun pengalaman dalam desain suara, editing suara, gambar dan pengawasan untuk film, TV, dan multimedia. Film kredit nya termasuk Mission Impossible, Silver Linings Playbook, Mean Girls, The Italian Job, dan Jet Li Fearless.

John Rosenberg

John Rosenberg telah diedit lebih dari dua lusin film fitur untuk perusahaan seperti 20th Century Fox, New Line dan Artisan. Proyek fitur-Nya meliputi Jack Nicholson Film Man Masalah, Made in Heaven yang dibintangi Tim Hutton dan Kelly McGillis, Mac dan Me, bawah Utopia, Mannequin 2, kultus favorit Poison Ivy 3 dibintangi Jaime Pressly, dan film Natal klasik Prancer, dibintangi Sam Elliott dan Cloris Leachman. Rosenberg telah menulis dan mengedit berbagai berbasis realitas, musik dan film dokumenter proyek. Dia adalah salah satu editor utama untuk seri dokumenter diakui National Geographic, Ekspedisi ke tepi.

Norman Hollyn

Norman Hollyn adalah editor film yang dengan kredit dalam film, televisi, pertunjukan film, video musik, dan iklan di semua rentang anggaran, seorang Saksi Ahli untuk kasus pengadilan yang melibatkan mengedit, seorang penulis buku dan banyak artikel, pembicara pada konferensi internasional , panel industri dan seorang hakim di festival film. Kerja Hollyn sebagai editor termasuk film Heathers, Ini Pat, dan Wild Palms.

Bruce Goodman

Bruce Goodman memiliki lebih dari lima belas tahun pengalaman warna film gradasi dan televisi episodik untuk beberapa pembuat film paling bergengsi industri hiburan. Kredit-Nya meliputi film No Country For Old Men, My Sister Keeper, The Kite Runner dan Zack & Miri Make A Porno bersama dengan televisi menunjukkan The Shield dan One Tree Hill. Dengan mata yang tajam untuk warna, ia berusaha untuk meningkatkan proses bercerita tanpa kuat itu. Goodman telah menjadi kolaborator terpercaya dengan pemenang Academy Award sinematografer Roger Deakins, Caleb Deschanel, dan Vilmos Zsigmond.Bruce mengasah keahliannya di beberapa perusahaan menyelesaikan top Hollywood, seperti yang Editel / Los Angeles, Laser Pacific Media Corp dan E-Film.

Bob MacDougall

Bob MacDougall adalah pemenang penghargaan sutradara laga, koordinator aksi, guru gerakan dan Instruktur Martial Arts, yang arah pertarungan telah terlihat di bioskop, dan aksi langsung menunjukkan di lima benua. Kredit stunt-nya termasuk bekerja pada Twilight, Mr & Mrs Smith, dan Daredevil. MacDougall adalah Praktisi Feldenkrais dan guru qigong, dan Chen Style Taijiquan. Dia adalah Direktur Berjuang dan Certified Tahap Tempur Instruktur dengan Masyarakat Direksi Melawan Amerika, dan Fightmaster dengan Masyarakat Direksi Melawan Australia.

Daniel Dusek

Daniel Dusek adalah seorang veteran berpengalaman dengan 38 tahun pengalaman di Motion Picture, Television dan Industri Komersial. Sebagai Manajer Produksi dan 1 Asisten Direktur, Dusek telah bekerja di berbagai proyek, sebagian daftar yang meliputi Emmy memenangkan serial televisi Northern Exposure, Fugitive The, Orang Biasa, Grey Anatomy, film The Ring, Love Happens, The inti, dan 10 Things I Hate About You.

@rahabganendra

 [caption caption="Anak-anak Komik selalu hebohhh. (Dokpri)"]

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun