Sebuah pertanyaan yang mengubah pola berpikir Chu Chu dan teman-temannya. Pelajaran yang dipetik bahwa mereka terbangkitkan untuk berpola pikir positif terhadap keadaan. Bagaimanapun pedihnya kehidupan yang dijalani mereka. Membangun hubungan dengan keluarga setelah dengan keberanian anak-anak yang terpendam lama untuk berkomunikasi dengan orangtuanya, “Apa impian ayah? Ibu, bibi?”
Pengabdian. Sebuah kata yang harus dimaknai setelah menonton film ini. Apa sebenarnya pengabdian itu? Apakah kita masih memilikinya? Apakah dunia materi sudah memupus ‘kata pengabdian’ dalam jiwa kita?
Apa Pesan Bernilai dalam film ini?
[caption caption="Mendidik adalah sebuah pengabdian. (sumber Celestial Movies)"]
Banyak sekali hal-hal bernilai yang kita peroleh dengan menonton film kisah nyata ini. Yang jelas makna dari sebuah pengabdian menjadi hal krusial yang diangkat dengan kemasan menyentuh hati dan mengharu biru.
Nilai Kepedulian. Profesi pengabdian guru yang tersemat dengan kata ‘Pahlawan Tanpa Tanda Jasa’ harus dimaknai bagaimana kata pengabdian menjeelma menjadi perilaku kepedulian. Bukan sekedar mengajar pengetahuan teori saja, namun juga mengajarkan tentang attitude, juga ‘rasa’ sebagai manusia yang saling tolong menolong. Pelajaran dari Hung saat membantu memecahkan segala persoalan murid dan keluarganya. Para orangtua murid akhirnya terbangkitkan kepeduliannya dengan membantu upaya mempertahankan sekolah. Dari sikap yang ‘peduli amat’ berubah menjadi ‘amat peduli’.
Nilai Perjuangan. Bagaimana setelah kita punya impian berani untuk mewujudkannya. Bukan kenayamanan yang diperoleh, bahkan kepedihan harus bisa terlewati. bagaimana upaya keras Hung dalam memperjuangkan Sekolah TK Yuen Tin bisa bertahan, dan tidak tutup.
Nilai Kasih Sayang. Hung berhasil membangun kasih sayang antar murid, murid dengan keluarga. Membangun tim dengan kawan mempertahankan sekolah bersama-sama. Menciptakan hubungan kasih sayang murid dengan keluarganya. Chu Chu semakin paham apa yang dirasakan Bibi, pengganti orangtuanya. Ka Ka, yang mencintai kedua orangtuanya.
Nilai Berpikir Postif. Ditunjukkan hung dengan mengajak murid-muridnya untuk memiliki impian dan berusaha meraihnya. Belajar dari impian orangtua mereka yang membuat mampu bertahan dalam kondisi tidak meraih impiannya. Bibi Chu Chu yang bermimpi menjadi Miss Hongkong, ayah Siu yang bermimpi jadi pilot, ayah Ka Ka yang kehilangan sebelah kakinya menjadi pelari handal dan lain-lain. Mungkin kira-kira yng ingin disampaikan Hung adalah, “Bangun mimpimu, itu yang memotivasi segala perilakumu.”
Soo, menonton film ini, jangan malu untuk menitikkan airmata. Airmata kita yang menetes karena haru adalah bukti bahwa kita punya hati. Hati kepedulian, hati yang tersentuh manis pahitnya sebuah pengabdian. Apapun profesi kita. Pengabdian harus ada dan menjadi ‘penguasa’ hati dalam setiap profesi, bukan hanya pengajar.
Film yang sangat layak untuk ditontong untuk kalangan remaja maupun dewasa. Film yang akan menjadi cermin “siapakah kita ini, sudahkah kita peduli dalm kehidupan sehari-hari, sudahkah kita melakukannya. Film yang patut direnungi segala pesan-pesannya. Dan dengan bahasa lain, film ini menampar segala kecongkakkan, kesombongan kita saat kita mengabaikan orang-orang terdekat kita, masyarakat dan bahkan negara hanya karena urusan materi duniawi. Semoga kita bisa merenunginya. Oke bagi penggemar film mandarin Hongkong, I Love HK Movies, jangan lewatkan film menyentuh hati ini yaaa. Salam nonton.