Lalu bagaimana lanjutan kisahnya? Bagaimana dua benturan pengabdian mulia Hung itu terselesaikan? Bagaimana kisah TK Yuen Tin, apakah harus tutup?
*
'Kacamata hati' Hung sebagai kepala sekolah TK selama puluhan tahun membuatnya terbangun hatinya, mencintai bidang pendidikan. Profesi pengajar yang obyektif sebagai pendidik diantara beragam kendala dan kesulitan. Dimulai saat Hung berbincang dengan Martin, salah seorang muridnya di TK terkenal di kota. Kemurungan murid yang takut apabila mengecewakan kedua orangtuanya bila dirinya tak mampu berprestasi seperti didengungkan orangtuanya pada dirinya. Sebuah sikap yang mengkhawatirkan menurut Hung. Maka direkomendasikanlah Martin untuk kembali bersekolah di sekolah umum, bukan sekolah berbakat. Sebuah saran yang mengecewakan orang tua Martin. Tentu saja tak setuju. Hung pun memilih untuk mundur.
“Aku tak mau melihat ayah dan ibu saling bunuh, saat kutinggal sekolah,” isaknya.
Semetara kakak adik, Fatimah dan Jennie memiliki orang tua yang masa bodoh dengan pendidikan anak perempuan. Beruntung ibunya masih bersemangat mengantarkan bersekolah, meski belakangan tak sanggup membayar ongkos bus sekolah.
Praktis persoalan kelima muridnya itu mengguah rasa pengabdian Hung sebagai pendidik. “Mereka harus tetap sekolah,” kata Hung.
Maka upaya keras dimulai. Mengurus sekolah, kebersihan, mencari dana investor hingga antar jemput muridnya. Pengabdian seperti apa yang ditunjukkannya itu? Kepedulian akan masa depan anak didiknya, membuat Hung bukan saja hanay berperan sebagai guru. Hingga kedekatan emosinal terbangun. Bukan hanya pada murid-muridnya namun juga pada keluarga mereka. Hung makin dekat dan berkeyakinan tak menyerah.
“Guru yang baik, tidak akan pernah menyerah,” kalimat Hung di penghujung film.
Bentuk pengabdian Hung pada sekolah, terlihat nyata saat satu persatu mengungkap persoalan murid-muridnya. Ketidakharmonisan orang tua, ketidakpedulian, dan bagaimana Hung membantu membangkitkan harapan mulia pada anak didiknya.
“Apa impian kalian? Apa impian orangtua kalian?” Tanya Hung pada kelima muridnya.