Latar belakang terciptanya PLUA sendiri menurut Anggia, bahwa untuk lebih menekan biaya marketing dan riset pasar, menekan ketergantungan pada kertas (karena memakai system aplikasi), dan meningkatkan produktifitas daya saing bangsa. Sementara model bisnisnya untuk awalnya/ Early adalah semua fitur free, tidak ada informasi spam, setiap pengguna dapat berkontribusi memberikan ide dan ada reward. Lebih lengkap lihat bahan presentasinya ini. Tentunya model bisnis tersebut akan dikembangkan dalam Plan. Ada Plan A dan Plan B. Misalnya Plan B menyebutkan bahwa semua fitur free, tambahan biaya jasa tiket online dikenakan di luar harga pokok tiket dan lain-lain. Hal yang menjadi tantangan adalah tingkat kepercayaan/ penggunaan online paymen di Indonesia masih rendah.
Menyimak pemaparan Anggia mungkin menjadi sebuah bisnis yang menjanjikan di masa datang. Terbukti Plua ini menjadi pemenang kedua dalam ajang #UnstoppableIndonesia yang digelar FWD Life. Patut dicatat sebagai inspirasi dari Anggia, simak filosofinya ini, "Kita hidup di era informasi artinya orang yang sukses tidak selalu milik orang-orang yang memiliki kualitas terbaik namun dapat mengakses informasi lebih baik dari yang lain". Cukup membuat kita merenung bukan?
Simak juga passionate finalist yang berkecimpung dalam bidang tarik suara. Passion menyanyi menjadikan Fitri Kumala menekuni bidang ini sekaligus mengembangkan dalam bisnis bersama STARWANNABE. Starwannabe hadir merespon tingginya animo publik untuk menjadi penyanyi professional. Oleh karena itulah Starwannabe mewadahi para talent di bidang vocal dan music. Para talent bisa belajar dan mengembangkan karir secara professional baik individu maupun kelompok. Lebih jauh, Starwannabe bukan hanya sebagai wadah untuk pengembangan bakat menyanyi, namun juga menyalurkan ke event-event yanga memutuhkan talent pengisi acara. Prestasi yang telah dikoleksi Starwannabe diantaranya menjadi 50 besar Asia’s got talent mewakili Indonesia pada 2015, jadi 10 besar AFI Jogja 2015, talent dalam pembuatan iklan perubahan logo JTV, serta talent dalam berbagai event lokal.
Alicia Van Akbar dengan Rumah MC, yang bergerak dan mewadahi agency MC, Academy MC, Komunitas MC, Komunitas Public Speaking, Majalah Public Speaking, Indonesia Public Speaking Festival. Awal membangun Rumah MC, menurut Alicia semakin sulitnya memperoleh MC yang berkualitas. Di satu sisi MC yang berkualitas juga kesulitan mencari job. Bagaikan botol ketemu tutup, saling membutuhkan, maka Rumah MC menjadi sarana mempertemukan MC dengan pengguna jasa dan sebaliknya. Untuk semakin memberikan skill/Â keahlian, Rumah MC menyediakan program belajar di kelas maupun praktik menjadi trainee. Model bisnis Rumah MC, meliputi pembagian profit antara kedua belah pihak. Sebagai contoh lihat bahan presentasi Alicia di bawah ini.
Saat ini konsumen/ pengguna jasa Rumah MC sudah menyebar di tanah air juga mancanegara. Target market meliputi corporate, pemerintahan, mall, hotel, embassy, kampus dan lain-lain.
Passinate finalist berikut agak berbeda. Seorang laki-laki yang menggeluti dunia kerajinan kulit kayu. Ignatius Leonardo dari KULIT KAYU. Berlatar belakang kecintaan pada lingkungan, menjadi latar belakang inspirasi Kulit Kayu. Oleh karenanya 100% ramah lingkungan ecofriendly tanpa harus menebang pohon. Kayu menjadi pilihan karena mempunyai tekstur yang unik dengan kualitas bahan yang kuat seperti kulit binatang. Ragam produknya meliputi dompet, tas, ransel, casing handphone dan tas organiser, aksesoris kendaraan dan perlengkapan sehari-hari. Tentang perencanaan keuangannya, Leonardo menjelaskan seperti bahan presentasinya di bawah ini.