“Kamu yakin,” tanya Brian sesaat sebelum menelan NZT-48 di hadapan Rebecca, di salah satu dialog di akhir film.
Kepiawaian membalutnya dengan action, drama plus penggarapan konsep science fiction mengantarkan film produksi CBS Television Studios ini menjadi ‘tegang-tegang nikmat’ untuk ditonton.
Pesan-pesan moral di dalam film berdurasi sekitar 42 menit ini, cukup mudah dipahami. Pertama, belajar tentang humanity, kasih sayang pada orangtuanya. Bahwa orangtua wajib dibahagiakan sebagai bentuk bakti dan cerminan rasa cinta. Digambarkan dari ‘perjuangan’ keras dan berliku Brian Finch mulai awal sampai akhir cerita yang menjadi aroma idealis dalam cerita. Kedua, suguhan pada penontonnya untuk berpikir tentang kebijaksanaan dalam memutuskan sesuatu. Apa pilihannya ketika pil super itu berdampak baik bagi tubuh namun di satu sisi ada efek kekurangannya, kecanduan? Dan sepenuhnya kemerdekaan, tidak harus sesuai dengan pilihan yang dilakukan Brian dan Rebecca.
Lalu Limitless bolehkah menjadi konsumsi anak-anak/ remaja? Ada adegan kekerasan meski menurut saya tidak terlalu vulgar, misalnya darah akibat luka tembak di paha Brian yang tak terlalu banyak dishoot, terus berkelahi yang masih dalam porsinya. Justru masih kalah banyak kekerasan dalam games yang marak saat ini. Namun ini juga perlu dan baik untuk penonton remaja dalam pendampigan saat nonton. Dan tentu mudah, karena film Limitless ini diputar di rumah.
Hal lain mungkin perlu diperhatikan tentang pil super ini, anak-anak dalam dunia imajinasinya bukanlah hal yang sulit untuk diterima. Di seantero tokoh super hero yang populer yang menanamkan imaji sciece di benak anak-anak. Namun perlu pendampingan saat menontonnya. Bagaimana pil super yang bermakna, menurut saya, adalah spirit yang sudah dimiliki manusia, yang perlu digali dan dibangun lebih maksimal. Bahwa dalam diri kita ada ‘jiwa-jiwa super’ yang baik. Dan itu perlu dicuatkan dalam kerangka kepribadian yang baik.
Satu catatan lagi adalah tentang pil NZT-48 yang menjadi titik sentral cerita. Bagaimana pil itu membuat pemakainya menjadi ‘super’. Namun disatu sisi ada efek kecanduan dibaliknya. Bagaimana hal ini bisa dipahamkan ke penonton anak-anak. Bisa jadi malah ada sisi positifnya, menjadi momen untuk lebih memberi pemahaman terhadap penonton remaja atau anak-anak, terkait narkoba dan semacamnya. Bahwa ada pelajaran tentang pengendalian, control pribadi yang harus dimiliki.
Seting film yang ‘familiar’ di lingkup ruang public dan area umum, kekuatan konsep cerita yang ‘tidak biasa’ layak mengangkat Limitless diminati penontonnya, terkhusus yang mengidolakan Bradley Cooper sang bintang film versi layar lebarnya. Meski di versi TV ini Bradley tidak terlibat membintanginya namun sebagai Eksekutif Proodusernya.
Sooo, pastinya Limitless sudah tayang dan bisa dinikmati, bukan di layar lebar lagi, namun anda bisa menikmatinya di rumah. Pasalnya sejak Rabu, 23 September 2015, Limitless ditayangkan di Channel RTL CBS Entertainment, Channel 22 K-Vision.
Tentu sudah tau khan Kvision? KVision adalah perusahaan TV prabayar dibawah naungan Kompas Gramedia Grup of Television. Memberikan tayang hiburan, informasi, edukasi dan inspirasi untuk mencerdaskan masyarakat adalah semangat yang diusung KVision.
Saya sendiri sebagai penikmat fiksi, menikmati film ini cukup enjoy dengan cerita padat dengan ritme cepat. Selepas nonton terbesit kalimat di benak,”Aku pernah bermimpi demikian saat usia anak-anak. Punya ‘kekuatan’ untuk lebih banyak melakukan hal-hal baik.” Maulaah nonton versi TVnya. Anda penasaran? Yukkk aah buruan nonton di Channel 22 K-vision. Ga rugi, dan pastinya menginspirasi.