Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tol Cipali Mengantarku Bersilaturahmi di Kampung

3 Agustus 2015   20:34 Diperbarui: 4 Agustus 2015   08:30 1134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MUDIK tiba. Sebagai perantau di Ibukota, mudik menjadi hal ‘wajib’ yang aku lakukan bertahun-tahun. Bermacet ria, ‘berdesak-desakan’ di jalan dengan pengguna jalan jalur mudik lainnya serta menikmati jalur pantai utara/ Pantura sudah menjadi ‘hidangan’ yang aku rasakan selama ini. Maklum aku mudik selalu via jalur darat. Soo, buatku kunci mudik adalah menikmati setiap perjalanan menyusuri ratusan kilometer menuju kampung halaman. Yaaa, enjoy aja pokoknya.

Begitu pun di momen mudik 2015 ini, agenda mudik aku lakukan menuju Wonogiri, sebuah Kota Kabupaten di Jawa tengah yang berbatasan dengan Kab. Pacitan di Jawa Timur. Kota kecil, kotanya perantau di ujung pantai selatan. Dan menjadi bersejarah karena mudik kali ini, aku sudah bisa mencicipi ruas tol baru Cikopo-Palimanan (Cipali). Tol yang sudah diresmikan Presiden Joko Widodo pada Sabtu, 13 Juni 2015. Terlebih lagi saya merasakan betul, mudik kali ini lebih lancar daripada tahun-tahun sebelumnya. Jarak tempuh pun terpangkas, karena tidak terkena praktik pengalihan lalu lintas yang biasanya menjadi lebih jauh. Tahun ini perjalanan mudik Bogor - Wonogiri selama 19 jam, tahun-tahun sebelumnya bisa mencapai 25 jam.

Intensitas Kemacetan Arus Pemudik

Sebagai pemudik sejak 12 tahun belakangan ini, problem utama yang paling populer tentu saja soal kemacetan. Jalur pantai utara yang menjadi jalur mudik utamaku dari Bogor menuju kampong halaman di Wonogiri, Jawa Tengah sangat akrab dengan arus yang berjubel alias macet. Tentu saja faktor utamanya adalah tingginya para pelaku mudik. Tak bisa dipungkiri, jumlah pemudik yang akan berlebaran di kampung halaman dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan.

Melansir data dari Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan 2015, jumlah pemudik pada 2015 ini diperkirakan mencapai 20.002.724 orang. Hal ini meningkat dibanding tahun sebelumnya yakni 2014 mencapai 19.618.530 orang, atau mengalami kenaikan sebesar 1,96 persen. Begitu pula pemudik pada 2013 hanya 17.615.197 orang dan pada 2013 sebanyak 18.587.668 orang.

Jumlah pemudik diatas menggunakan transportasi udara, laut dan darat. Untuk pemudik pada transportasi darat memang mengalami penurunan. Jumlah pengguna transportasi darat baik umum maupun pribadi pada 2014 sebanyak 5.231.389 orang, sementara pada 2015 diperkirakan hanya 4.918.964 orang. Artinya mengalami penurunan sebesar (-5,97 persen). Nah dari total jumlah pemudik itu, diperkirakan yang menggunakan kendaraan pribadi mengalami peningkatan. Meningkat sebesar 5,8 persen untuk mobil pribadi dan 7,77 persen untuk sepeda motor.

Pemudik di jalur darat, khususnya yang menggunakan kendaraan pribadi pada 2015 mengalami peningkatan. (dokpri)

Pemudik dengan sepeda motor selalu terlihat di momen mudik tiap tahun. Khususnya yang melalui jalur pantura menuju daerah-daerah di Jawa Tengah dan sekitarnya. (dokpri)

Mudik Ritual Tahunanku Selama 12 Tahun

Sejak merantau meninggalkan kampung halaman pada 2003 silam, kesempatan momen lebaran selalu menjadi spesial. Mudik menjadi agenda tahunan yang aku gunakan untuk mengunjungi orang tua di kampung. Bersilaturahmi pada saudara, dan utamanya ‘sungkem’ pada orangtua, yang alhamdullillah masih lengkap. Bapak dan Ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun