Melewati jalur jalan nan mulus dan rindang itu selanjutnya aku menemukan beragam replica rumah adat nusantara. Aku tertarik melihat sebuah bangunan tinggi menjulang dengan tiang-tiang kayu ramping namun terlihat kokoh di Anjungan Kalimantan Barat. Desainnya tradisional bangeet. Tingginya melebihi rumah satu lantai. Ada tangga kayu menuju ke rumah atas. Baluk demikian rumah adat sub Suku Dayak Bidayuh Kalimantan Barat itu disebut. Baluk ini menggambarkan dengan jelas seperti apa kehidupan suku Dayak di tempat asalnya. Tradisional dan nampak agung dengan hidup selaras dengan alam. Rumah pun berbahan dasar alami, kayu, bamboo dan dedaunan sebagai atap.
Bayangkan apakah kita tahu ada kekayaan budaya tinggi ini jika tak ada TMII? Dimana anak-anak kita dapat mengetahui mempunyai saudara setanah air dari Suku Dayak dengan budayanya?
[caption id="attachment_358374" align="aligncenter" width="600" caption="BALUk, rumah adat sub Suku Dayak Bidayuh Kalimantan Barat. (Foto Ganendra)"]
Saya pikir fungsi dari TMII salah satunya adalah sebagai sarana yang paling mudah memperkenalkan budaya kepada generasi muda. Kekayaan budaya yang dikemas dalam satu wadah untuk mengingat, mengetahui, edukasi, dan mencintai ragam budaya setanah air. Jadi ingat keponakanku saat kuajak ke TMII pada Juni 2010. Dia mengaku senang dengan ornament-ornamen yang menggambarkan adat istiadat susku-suku di nusantara. Rumah adat Toraja di Anjungan Sulawesi Selatan, Rumah Gadang di Anjungan Sumatra Barat, Ornamen etnik Anjungan Bali dan lain sebagainya.
[caption id="attachment_358364" align="aligncenter" width="600" caption="Rumah adat Gadang di Anjungan Sumatera Barat. (Foto Ganendra)"]
[caption id="attachment_358365" align="aligncenter" width="600" caption="(Searah jarum jam). Rumah adat Toraja, Nusa Tenggara Timur, Gapura Bali dan Anjungan Papua. (Foto Ganendra)"]
Salut bahwa TMII didesain sedemikian rupa sehingga mudah untuk dinikmati. Di kanan kiri jalan searah dengan pengaturan yang rapi, nampaknya pengunjung memang dimanjakan untuk mudah menikmati aneka kekayaan budaya adat nusantara. Yaa, beragam anjungan dari 33 provinsi di Indonesia. Anjungan itu dibangun di sekitar danau dengan miniatur Kepulauan Indonesia, yang terbagi tematik menjadi enam zona, yakni Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Tiap anjungan menampilkan bangunan khas setempat, juga baju dan pakaian adat, busana pernikahan, baju tari, serta artefak etnografi seperti senjata khas dan perabot sehari-hari, model bangunan, dan kerajinan tangan.
Aku lihat di setiap anjungan provinsi dilengkapi panggung, amfiteater atau auditorium untuk menampilkan berbagai tarian tradisional, pertunjukan musik daerah, dan berbagai upacara adat. Katanya biasanya digelar setiap hari Minggu. Seperti yang kuceritakan di atas, kegiatan latihan tarian Dayak yang dilakukan anak-anak Sanggar Borneo Khatulistiwa. Sementara sebagai contoh pertunjukkan music daerah adalah seperti yang ditunjukkan anak-anak remaja saat latihan pertunjukkan musik daerah di Anjungan Nusa Tenggara Barat. Anak-anak seumuran SMP piawai memainkan beragam alat musik daerah. Menumbuhkan kecintaan music daerah menjadi sangat positif melalui kegiatan ini. Dan mereka dalam waktu-waktu tertentu sering mengadakan pertunjukkan, baik di TMII sendiri maupun di luar.
Museum Budaya Sejarah Nusantara
Melewati beragam bangunan di TMII, aku melihat sarana museum yang banyak terdapat disini. Museum befungsi untuk menyimpan dan ruang pameran bagi sejarah, budaya, flora dan fauna, serta teknologi di Indonesia. Wahana museum ini tentu sangat penting sebagai perannya melestarikan budaya peninggalan nenek moyang di seluruh nusantara. Ada 16 museum yang berdiri megah di TMII, yakni Museum Indonesia, Museum Purna Bhakti Pertiwi, Museum Keprajuritan Indonesia, Museum Perangko Indonesia, Museum Pusaka, Museum Transportasi, Museum Listrik dan Energi Baru, Museum Telekomunikasi, Museum Penerangan dan Museum Olahraga. Ada juga Museum Asmat. Museum ini terdiri dari Museum Komodo dan Taman Reptil, Museum Serangga dan Taman Kupu-Kupu, Museum Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Museum Minyak dan Gas Bumi dan Museum Timor Timur (bekas Anjungan Timor Timur)
[caption id="attachment_358366" align="aligncenter" width="600" caption="Beragam museum di TMII. (Foto Ganendra)"]