[caption id="attachment_358348" align="aligncenter" width="600" caption="Linda (berbaju merah) keponakanku yang kuajak ke TMII pada Juni 2010. (Foto Ganendra)"]
Beragam wahana TMII yang bermaskot tokoh wayang Hanoman bernama NITRA (Anjani Putra) ini, sarat edukasi dan penting khususnya bagi generasi muda. Satu hal yang penting diketahuinya adalah Indonesia dengan berbagai suku dan budaya adalah menyatu dalam satu negeri Indonesia. Kekayaan budaya yang beragam seperti yang dipelajarinya di sekolah, adalah satu dan bukan menjadi perbedaan yang membuat pertentangan. Bhinneka Tunggal Ika. Dia jadi tahu rumah adat Minang, rumah Toraja, Papua, rumah adat Bali dan masih banyak lagi. Yang jelas tidak hanya mengetahui dari teori buku bacaan di sekolahnya, namun menyaksikan sendiri karya cipta budaya nenek moyangnya. Dan ini sangatlah penting ditanamkan pada generasi seusia dia.
[caption id="attachment_358400" align="aligncenter" width="600" caption="Maskot TMII, tokoh wayang Hanoman yang dinamakan NITRA (Anjani Putra). Maskot ini diresmikan penggunaannya oleh Ibu Tien Soeharto, bertepatan dengan dwi windu usia TMII, pada tahun 1991. (Foto Ganendra)"]
Corak Kental Budaya Nusantara di TMII
Memasuki pintu utama TMII, corak budaya kental dengan arsitektur gerbang nan megah. Keliatan dari jarak jauh seperti sayap-sayap melengkung yang siap ‘terbang'. Kala Makara demikian pintu gerbang itu disebut. Konon di setiap bangunan di TMII mengandung makna, termasuk Kala Makara ini. Almarhumah Ibu Tien yang menjadi penggagasnya. Bentuk tiga lengkungan tersebut menunjuk pada masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Makna yang sesuai dengan arti Kala Makara, yakni lorong waktu. Bentuknya megah Kala Makara menjadi sebuah simbol keragaman budaya yang ada di seluruh Indonesia.
Memasuki ‘lorong waktu' loket di gerbang pintu utama, mesti membeli tiket seharga Rp. 16.000,- untuk satu orang dan bea sepeda motor. Kita akan disambut oleh para petugas pintu gerbang utama ini. Special di setiap hari Minggu, semua petugas mengenakan pakaian adat Betawi. Tak heran di setiap sudut di dalam TMII, kita akan melihat pemandangan ‘budaya' pakaian adat Betawi. Sebuah corak bernuansakan budaya sudah dimulai dari petugasnya. Praktis saat masuk membeli tiket hingga nanti berkeliling di dalam taman luas itu, akan banyak dijumpai petugas berpakaian Betawi. Pakai celana batik plus sarung yang dililitkan di leher. Suasana makin adem dan bersahabat rasanya. Senang juga bisa berkesempatan berfoto dengan petugas di salah satu loket bagian dalam. Para petugas lumayan ramah dan bersahabat pada setiap pengunjung.
[caption id="attachment_358376" align="aligncenter" width="600" caption="Penulis (tengah) berfoto bersama petugas TMII yang berbusana adat Betawi. (Foto Ganendra)"]
Langkah kakiku perlahan melewati ‘lorong waktu' Kala Makara dan beranjak ke bagian dalam. Suasana yang sangat ramai di bagian paling depan. Pengunjung ada disana sini bak mendapatkan taman bermain besama keluarga maupun teman-temannya. Apalagi buat anak-anak, senang bukan main. Sayup-sayup suara musik terdengar dari kejauhan. Ramai. Keingintahuan menuntun kakiku menghampiri suara itu. Ternyata? Sekumpulan orang asyik bergoyang diiringi lagu-lagu dangdut! Sebuah pentas non permanen menjadi ajang ‘Gebrak Dangdut' di area samping kiri nampak riuh. Pengunjung berjoget dengan semangat mengikuti alunan lagu dangdut yang memang mendorong untuk bergoyang. Musik yang memang kental dengan nada-nada mengajak bergoyang benar-benar dinikmati pengunjung, para pecinta dangdut. Semua pengunjung dari berbagai latar belakang suku, tua muda berbaur menjadi satu. Hanya satu yang terlihat jelas, mereka menikmatinya bersama.
[caption id="attachment_358362" align="aligncenter" width="600" caption="Sebuah acara dangdut untu menghibur masyarakat di berbagai kalangan. Foto diambil pada Minggu 19 Maret 2015. (Foto Ganendra)"]
TMII sendiri setiap tahun menggelar kegiatan budaya sekitar 500an acara! Beraneka ragam acara digelar salah satunya adalah untuk merekatkan masyarakat akan budaya nusantara. Perayaan Imlek tahun ini juga digelar di TMII. Merangkul budaya nusantara menjadi satu keragaman yang dimiliki bersama.
Anjungan Daerah Se-Nusantara