BANYAK destinasi wisata di tanah air yang menjadi obyek wisata menarik. Kekayaan panorama, budaya dan aneka situs peninggalan purbakala menjadi khasanah kekayaan negeri kita. Bukan hanya indahnya pantai, wisata alam pegunungan saja, namun beragam suku dan adat istiadat yang hidup dalam lingkungan kita menjadi salah satu daya tarik budaya. Setiap suku mempunyai kebudayaan yang adiluhung dan masih lestari di tengah majunya gerakan jaman. Kita ambil contoh misalnya kehidupan budaya adat suku di Papua yang sangat kental nuansa etniknya. Atau siapa yang tak kenal dengan eksotika Suku Anak Dalam? Atau Suku Baduy yang ketat menjaga budaya leluhurnya? Dan masih banyak lagi suku dan budaya eksotis di nusantara ini.
Bicara soal budaya, tentu tak terlepas dari kuatnya adat budaya Jawa yang menempati area luas di tanah Jawa. Terbagi menjadi dua pusat kebudayaan Jawa, yakni Kota Yogyakarta dan Surakarta, budaya Jawa lekat dikenal setiap orang. Baik itu dikenal dari adat istiadat ritual upacaranya, peninggalan situs agungnya dan juga tentang rumah adat Joglonya. Rumah yang unik dan etnik yang masih banyak dijumpai di pedesaan di Propinsi Jawa Tengah maupun DI Yogyakarta. Konon model rumah Joglo menyebar ke sekitar Pulau Jawa seperti ke Pulau Madura dan Bali, dikarenakan kedekatan budayanya.
[caption id="attachment_332039" align="aligncenter" width="600" caption="Pintu gerbang Kampoeng Wisata Rumah Joglo, Bogor."]
Nah, bercerita tentang Rumah Joglo, ada yang unik yang saya temui di Bogor, Jawa Barat. Sebagai tanah Pasundan dengan budaya Sunda, Bogor menjadi salah satu kota budaya Jawa Barat. Simbol budaya Sunda di Bogor paling gampang terlihat dengan adanya Tugu Kujang di Jalan Pajajaran berdekatan dengan Kebon Raya Bogor. Nama Kujang diambil dari nama sebuah senjata pusaka tradisional etnis Sunda yang telah dikenal sejak zaman Kerajaan Pajajaran pada abad ke-14 Masehi, pada masa pemerintahan Prabu Siliwangi.
Namun ternyata di tanah Pasundan ini ada sebuah tempat wisata bernama Kampoeng Wisata Rumah Joglo. Rumah Joglo arsitektur Jawa. Lokasinya ada di Kampung Waru, Kecamatan Ciampea, Bogor. Lokasi bisa ditempuh dengan jalan darat melalui jalan arah Dramaga ke Desa Cinangneng. Banyak angkutan yang menuju kesana. Ikuti jalan satu-satunya setelah Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) Dramaga, Bogor. Jika sudah sampai di kawasan desa Cinangneng, tanya ke orang-orang banyak yang tahu lokasinya.
Menempati area lebih dari 2,5 hektar, nama Kampoeng Wisata Rumah Joglo telah dikenal di lingkungan setempat. Saat saya bertandang ke lokasi ini, sebuah pintu gerbang yang tak terlalu besar namun cukup megah bertuliskan nama lokasi wisata. Sesaat setelah memasuki dalam lokasi Kampoeng Wisata Rumah Joglo, terasa adem dan segar udara. Maklum banyak pepohonan lumayan besar tumbuh menghijau. Uniknya lagi soal arsitektur rumahnya yang menyebar cukup banyak. Desain semuanya bentuk Joglo khas rumah adat Jawa. Unik karena bukan dikenal sebagai rumah tradisional adat Sunda.
Ada dua orang penjaga yang menyambut dengan ramah di pintu gerbang. Karena baru pertama kali ke lokasi ini, saya menyampaikan keinginan bertemu dengan sang pemilik. Beruntung, bahwa sang pemilik ada di tempat. Jadilah saya diantar ke ruang kantor yang ada di salah satu bagian lokasi.
Setelah menunggu beberapa saat, munculah seorang perempuan separoh baya. Setelah memperkenalkan diri, barulah saya tahu bahwa perempuan bernama Mbak Yuyun itu adalah istri dari pemilik kampoeng Wisata Rumah Joglo itu. Tepatnya dialah yang mengelola lokasi itu. saya pun berbincang-bincang ringan soal seluk beluk Rumah Djoglonya.
Menurut penuturan Mbak yuyun, awal ide membangun lokasi wisata itu sebenarnya adalah mengakomodasi kerinduan suaminya, yang asli dari Solo (Jawa) akan kampung halaman. Sebagai orang dari lingkungan adat budaya Jawa, Mbak Yuyun menceritakan bahwa suaminya sering pulang pergi antara Jakarta dan Solo. Memang dengan menggunakan transportasi udara tidak terlalu lama, namun mereka berpikir alangkah baiknya apabila dapat membangun suatu tempat dengan nuansa budaya Jawa yang tak jauh dari ibukota.
[caption id="attachment_332008" align="aligncenter" width="600" caption="Mbak Yuyun, pemilik Kampoeng Wisata Rumah Joglo."]
"Jadi daripada pulang ke Solo, khan lebih dekat pulang kesini. Makanya suasana disini kami bikin kental dengan adat Jawa seperti Rumah Joglo, dengan ornament dan pernik-pernik arsitektur Jawa," jelas mbak Yuyun yang asli Sunda ini.
Disamping itu latar belakang pendirian Rumah Joglo adalah memperkenalkan budaya Jawa kepada setiap generasi muda. Menurut Mbak Yuyun, wisata budaya adalah sangat penting, dimana saat ini anak-anak di jaman modern semakin tidak mengenal budaya nenek moyangnya sendiri. Maka dia merasa senang beberapa tamunya yang menginap mayoritas dari Jakarta saat weekend. Mereka menuntaskan kerinduan kampung halaman beserta keluarganya. Disamping itu anak-anak sekolah di lingkungan Bogor dan sekitarnya dapat mengenal budaya Jawa. Jadi bisa mengenal budaya lain selain budaya Sunda mereka. Ada sisi edukasi yang luas dalam melihat budaya nenek moyang mereka.
"Anak-anak sangat perlu diperkenalkan dengan budaya yang ada di tanah air, seperti budaya Jawa. Disini mereka bisa belajar cara membatik, melukis dan lain-lain," jelasnya.
[caption id="attachment_332044" align="aligncenter" width="599" caption="Belajar membatik baik anak-anak ataupun dewasa. (Dok Istimewa)"]
[caption id="attachment_332043" align="aligncenter" width="600" caption="Hasil melukis di Kaos. (Dok Istimewa)"]
[caption id="attachment_332047" align="aligncenter" width="600" caption="Hasil lukisan. (Dok Istimewa)"]
Membangun konsep budaya Jawa dilakukan Mbak Yuyun tidak tanggung-tanggung, dimana bahan kayu maupun ornamen dan Joglonya langsung didatangkan dari Solo khususnya. Seperti Gebyok (dinding rumah dari kayu), meja kursi kuno, lumping, klinthing kayu dan lain-lain. Tentu saja semua kelengkapan itu disesuaikan dengan konsep pendirian Kampoeng Wisata Rumah Joglo yang mengusung konsep rumah Jawa tradisional. Bukan hanya itu menu makanannya pun disediakan menu khas Jawa disamping makanan menu Sunda tentunya. Semua itu dilakukan sebagai bentuk dari rasa cinta terhadap Kebudayaan Indonesia.
Saya sendiri merasa seakan di kampung halaman di Jawa sana saat berkeliling menyusuri jalan setapak di lokasi luas itu. Lokasinya menjorok ke dalam makin rendah. Jadi kalau dilihat dari kejauhan rumah-rumah Joglo itu pasti nampak berundak-undak. Ada banyak rumah Joglo yang berfungsi sebagai kamar penginapan. Aneka macam ukuran, bahkan toiletnya pun didesain dengan atap Joglo. Kecuali itu tempatnya rindang dan adem oleh banyaknya tanaman. Kuperhatikan tanaman itu rata-rata adalah tanaman buah-buahan, ada pohon jambu biji, jambu air, sawo, klengkeng, mangga bahkan ada juga pohon kayu manis. Wah keknya lama banget ga lihat pohon ini. Pohon kayu manis dulu sering liat waktu kecil saat main ke hutan lindung di luar desa.
Membangun Wahana Edukasi
Kampoeng Wisata Rumah Joglo yang didirikan pada Mei 2012 itu tentunya ada sektor bisnisnya. Didukung sekitar 25 tenaga kerja, untuk menghandle berbagai fasilitas di dalamnya. Sebagai obyek pariwisata tempat ini menyediakan beragam fasilitas, seperti fasilitas Restaurant, Outbound, Kolam Renang, Kolam Pancing, Camping Ground, Ball Room, Resort, Paint Ball, dan Rafting. Jadi sarana itu mendukung Kampoeng Wisata Rumah Joglo sebagai tempat wisata yang menonjolkan sisi seni kebudayaan tradisional, edukasi, rekreasi, serta kenyamanan untuk keluarga.
"Aku merintis tempat ini menjadi tempat edukasi juga, khususnya bagi anak-anak sekolah. Sekarang baru mengembangkan tanaman obat. Seperti itu di depan ada tanaman kayu manis," jelas Mbak Yuyun.
Memang di bagian halaman depan dekat gerbang masuk, beberapa tanaman seperti kayu manis tumbuh. Ukurannya sudah cukup besar. Tingginya lebih dari 4 meteran. Ada juga tanaman berkhasiat lainnya. Ke depan dia ingin mengembangkan lokasi itu dengan memperkaya tanaman yang berkhasiat khususnya bagi kesehatan. Saat ini Mbak Yuyun sedang mencari kerjasama dengan pihak lain sebagai tenaga ahlinya. Saya menyarankan untuk menanyakan ke pihak IPB sebagai lembaga akademisi yang respek pada soal pertanian khususnya herbal.
[caption id="attachment_332013" align="aligncenter" width="600" caption="Tanaman kayu manis"]
[caption id="attachment_332014" align="aligncenter" width="600" caption="Tanaman kayu manis diantara tanaman lainnya."]
[caption id="attachment_332015" align="aligncenter" width="600" caption="Tanaman Berenuk."]
[caption id="attachment_332016" align="aligncenter" width="600" caption="Buah Tanaman Berenuk."]
Nuansa Etnik Jawa nan Kental
Kampoeng Wisata Rumah Joglo menyediakan penginapan dengan konsep rumah adat Jawa Tengah (Joglo). Penginapan berkapasitas untuk 2 orang hingga 50 orang yang dilengkapi kamar mandi di dalam maupun diluar. Beragam ornament dan bangunan sesuai konsepnya sangat kental bernuansakan adat budaya Jawa. Misalnya saja Pendopo dan berbagai aksesoris pelengkapnya. Pendopo diposisikan sebagai paviliun terbuka yang difungsikan untuk pertemuan dalam jumlah besar. Kapasitasnya mampu menampung lebih dari 200 orang. jadi sangat cocok untuk meeting, seminar, wedding, workshop dan lain-lain.
[caption id="attachment_332017" align="aligncenter" width="600" caption="Pendopo Sasono Agung."]
[caption id="attachment_332018" align="aligncenter" width="600" caption="Ornamen dalam Pendopo Sasono Agung."]
[caption id="attachment_332019" align="aligncenter" width="600" caption="Ornamen dalam Pendopo Sasono Agung."]
[caption id="attachment_332030" align="aligncenter" width="600" caption="Gerobak atau pedati"]
[caption id="attachment_332031" align="aligncenter" width="600" caption="Meja dan kusi dari batang kayu besar."]
[caption id="attachment_332032" align="aligncenter" width="600" caption="Bangku kayu."]
Sarana Rekreasi Permainan
Beragam sarana rekreasi ada di lokasi ini. Semua sarana dilengkapi dengan kelengkapan keamanan yang memadai dan ditangani instruktur yang berpengalaman. Sarana itu diantaranya sebagai berikut.
Bumi Perkemahan. Lokasi perkemahan menempati area terbuka untuk tenda doom berkapasitas 5 orang (max 30 tenda) dan tenda pleton berkapasitas 50 orang (max 5 tenda). Selain itu, terdapat area api unggun serta dilengkapi 9 kamar mandi.
Kolam Renang. Sarana kolam renang outdoor bernuansa alam yang terbuka. Fasilitas ini juga diperuntukkan untuk umum.
[caption id="attachment_332023" align="aligncenter" width="600" caption="Cafe Semar"]
[caption id="attachment_332024" align="aligncenter" width="600" caption="Ornamen dalam cafe"]
[caption id="attachment_332025" align="aligncenter" width="600" caption="Ornamen dalam Cafe Semar."]
[caption id="attachment_332026" align="aligncenter" width="600" caption="Ornamen dalam Cafe Semar."]
[caption id="attachment_332027" align="aligncenter" width="600" caption="Klinthing kayu di teras Cafe Semar."]
Selain itu ada pula beragam Sarana Permainan Edukasi. Sarana ini dimaksudkan sebagai bentuk pembelajaran perilaku dan manajemen di alam terbuka dengan pendekatan yang unik dan sederhana. Permainan bertujuan untuk membentuk karakter, melatih kekompakan dan memicu kreativitas.
Outbound mini. Sarana ini tersedia untuk anak usia 5-12 tahun. Adapula Rafting, yaitu sarana olahraga air memacu adrenalin dengan menempuh jarak 9 km dan memakan waktu sekitar 2 jam. Asyiknya lagi di pertengahan jalan, kita dapat beristirahat menikmati nuansa alam dan segarnya sebutir kelapa muda/ degan. Selain itu kita bisa mengunjungi sebuah peninggalan sejarah batu prasasti. Paintball, yakni olahraga yang menyerupai simulasi tempur yang menggunakan peluru cat dan marker. Tahu khan? Olahraga ini melatih dalam berstrategi, kecerdasan, ketangkasan, dan kepemimpinan.
[caption id="attachment_332028" align="aligncenter" width="600" caption="Sarana outbond anak-anak."]
[caption id="attachment_332029" align="aligncenter" width="600" caption="Sarana outbond anak-anak."]
[caption id="attachment_332045" align="aligncenter" width="600" caption="Outbond. (Dok Istimewa)"]
[caption id="attachment_332046" align="aligncenter" width="600" caption="Paintball. (Dok Istimewa)"]
Satu lagi yang menarik adalah dibukanya kelas Workshop. Workshop apa saja? Nah di kampoeng wisata rumah joglo, menyediakan workshop melukis, membatik, menari, dan lain-lain yang dipandu oleh instruktur profesional. Wah menarik kalau ini mah. Cocok untuk generasi muda mengenal cara membatik sebagai bagian pengenalan budaya nusantara yang harus dilestarikan. Betul gak?
Lalu apa kendala dalam mengelola lokasi wisatanya? Mbak Yuyun menjelaskan bahwa saat ini yang menjadi kendala adalah soal air. Air tanah yang ada sebetulnya sudah cukup namun kualitas airnya kurang bagus. Menurutnya air tanah yang keluar dari sumur galian yang dipakainya bukan air sumber dari bawah, namun air dari resapan dari atas. Model air sumur menjadi pilihan karena lebih ekonomis. Melihat lokasinya, yang berada tak jauh dari Gunung Salak, mestinya banyak sumber air berkualitas yang tersedia melimpah. Masalah kedua seperti yang sudah tertulis diatas, adalah soal pengembangan tanaman herbal/ obat-obatan sesuai dengan konsep untuk edukasi bagi anak-anak sekolah. Sementara ini membutuhkan kerjasama untuk mendulang ilmu soal tanaman yang dimaksud. Lahan yang ada masih mencukupi untuk memperkaya dengan ragam tanaman berkhasiat.
Melihat konsep serta kondisi keseluruhan dari Kampoeng Wisata Rumah Joglo ini layak diapresiasi keberadaannya. Memperkenalkan budaya pada masyarakat Indonesia khusunya adalah salah satu langkah melestarikan dan mempererat rasa persatuan diantara budaya lainnya. Semangat inilah yang mestinya ditanamkan pada generasi selanjutnya, bahwa adat budaya adiluhung tanah air sangat penting dan perlu dijaga dalam pergerakan jaman. Dan upaya Mbak Yuyun menjadi salah satunya, berbisnis sekaligus ‘nguri-uri kabudayan' (memelihara/melestarikan kebudayaan) negeri yang patut menjadi inspirasi di setiap generasi. Salam wisata. (*)
@rahabganendra
[caption id="attachment_332033" align="aligncenter" width="600" caption="Tempat tidur penginapan nuansa kayu."]
[caption id="attachment_332034" align="aligncenter" width="600" caption="Lapangan bola mini."]