Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bikin Pasar Apung di Pesing, Kenapa Tidak?

21 Desember 2014   03:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:50 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_342291" align="aligncenter" width="580" caption="Salah satu sudut Pasar Pesing. (Foto Ganendra)"][/caption]

JIKA anda sering melintasi Jl. Daan Mogot, Jakarta Barat atau arah barat dari terminal Grogol, maka anda akan melihat sebuah pasar tradisional di kiri jalan. Pasar Pesing, demikian orang menyebutnya. Tak diketahui mengapa orang menyebutnya demikian, yang jelas pasar ini memang berlokasi di kawasan Pesing. Namanya cukup aneh yaa, kata ‘pesing' khan artinya bau yang tak sedap. Pasar ini adalah pasar rakyat yang telah lama tumbuh dan menjadi ajang transaksi warga sekitarnya.

Seperti halnya umumnya pasar di berbagai tempat, pasar Pesing selalu hiruk pikuk dengan denyut nadi aktivitasnya. Pasar ini memegang urat nadi perekonomian bagi warga sekitarnya. Tak diketahui berapa statistik orang yang bergantung bermata pencaharian di pasar ini.

[caption id="attachment_342292" align="aligncenter" width="580" caption=" (Foto Ganendra)"]

14190794891801587554
14190794891801587554
[/caption]

14190795081237870680
14190795081237870680

Pelaku ‘bisnis' alias pedagang kecil melimpah ruah disini. Mulai dari pedagang makanan gorengan, kue-kue, roti, susu kedelai sampai penjual pakaian alias fashion. Ada juga barang-barang kebutuhan rumah tangga, dari ember plastik, gantungan baju, almari baju plastik sampai barang elektronik seperti setrika, kipas angin, ponsel dan lain sebagainya. Yang jelas semua harganya terjangkau masyarakat bawah. Soalnya pajak tempat kecil, paling kena retribusi. Namun bagi penjual yang membuka lapak agak lumayan besar seperti penjual sayuran, cabe, kol, kentang dan semacanya mesti merogoh ‘sewa' setiap harinya berkisar Rp. 30 ribu.

Pasar yang berada di tepian sungai Kali Angke, Jakarta Barat ini biasanya mulai menggeliat pagi-pagi hingga menjelang siang. Berlanjut kemudian di sore harinya. Transportasinyapun mudah. Ada jasa angkot warna kuning yang mempunyai rute ke daerah sekitar, seperti Kedoya, Kebun Jeruk, Pasar Puri dan lain-lain. Pokoknya pasar ini benar-benar telah menjadi pasar rakyat yang ‘hidup'.

Namun demikian, meski disebut pasar, tak terlihat bangunan ‘bangsal' besar seperti pasar umumnya. Malahan tak banyak bangunan permanen. Kios-kios kecil dibangun semi permanen. Pasar terbentuk dari kumpulan penjual yang berderet sepanjang jalan dari arah Jl. Daan Mogot hingga menjelujur sampai Pasar Kedoya yang lebih permanen. Beberapa pedagang kecil lainnya ‘pasrah' mengambil tempat di sisi kanan kiri jalan. Tempat yang tentunya sangat ramai oleh simpang siur kendaraan. Bahkan beberapa penjual menempati area di pinggiran rel kereta api. Dua buah jalur rel kereta listrik membelah di tengah pasar. Tak heran di jam-jam tertentu saat kereta melintas, palang pintu kereta yang sederhana menutup jalan, maka tak ayal jalanan penuh kendaraan yang mengantri. Macet? sudah pasti.

[caption id="attachment_342294" align="aligncenter" width="580" caption="Palang pintu persimpangan kereta api di Pasar Pesing. (Foto Ganendra)"]

141907960338975386
141907960338975386
[/caption]

[caption id="attachment_342295" align="aligncenter" width="580" caption="Jalur kereta api yang melintas di Pasar Pesing. (Foto Ganendra)"]

14190796691312351631
14190796691312351631
[/caption]

Melihat kondisi pasar yang sudah bertahun-tahun kukenal ini, ada beberapa masalah di ruang lingkup pasar yang mesti dicarikan solusi secepatnya. Pasalnya jika tidak maka pasar Pesing sebagai Pasar rakyat akan tidak bisa berkembang bahkan akan menyumbangkan masalah baru baik social maupun lingkungan. Lantas masalah apa yang terkandung di dalamnya? Sudah jamak masalah di area pasar adalah sampah (berkaitan dengan kebersihan dan kesehatan), keamanan, dan penataan lokasi pedagang (lokasi lapak yang padat).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun