[caption id="attachment_342132" align="aligncenter" width="555" caption="Hotel Santika Premiere Jakarta. (Sumber www.agoda.com)"][/caption]
Identitas. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 sudah diambang mata. MEA adalah realisasi tujuan dari integrasi ekonomi untuk menciptakan kawasan ekonomi ASEAN yang stabil, sejahtera dan berdaya saing tinggi. MEA membawa arus global yang tak akan bisa terbendung dan mengancam identitas bangsa. Dipastikan arus globalisme semakin kencang anginnya ke segala penjuru, maka semakin intensif pula suatu bangsa mencari identitas diri. Segala potensi terbaik bangsa akan digali agar termanfaatkan. Jika tidak, maka habislah bangsa itu tersapu deru globalisme. Indonesia?
Merek Indonesia dengan Jakarta sebagai Ibukota mesti berbenah. Bagaimana tidak, data index kota tujuan dunia menyebutkan bahwa Jakarta bukanlah menjadi kota yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi. Data Asia/ Pasific Top 10 Destination Cities by International Overnight Visitor Spend 2014 menyebutkan Singapura di posisi atas untuk kota yang menarik dikunjungi. Jakarta tak sanggup menduduki 10 besar. MEA pun diharapkan menjadi ruang untuk pertumbuhan. Kalangan ekonomi menyebutkan membangun Jakarta tak lepas dari pariwisata dan industry kreatif. Sudahkah Jakarta menjadi kota pariwisata?
Pariwisata salah satu komponen penunjang identitas diri. Identitas lokal dari berbagai sektor termasuk kuliner dan budaya seni. Data Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2013 menyebutkan sector kuliner menyumbangkan 30 % total pendapatan sumber dari pariwisata dan ekonomi kreatif.
Membangun Identitas Lokal 'Touch of Indonesia'
Hotel menjadi komponen penting dalam rangka mendukung bidang pariwisata. Hotel menjadi tempat bermalam para turis asing maupun domestic menjadi representative untuk berpenampilan menarik dan berkesan. Hotel harus memiliki identitas yang jelas dan unik. Contoh menarik adalah Hotel Santika Premiere Jakarta. Hotel berbintang 4 itu memilih konsep sebagai hotel yang memiliki identitas kuat. Membangkitkan kebudayaan lokal di tanah air menjadi konsep kemasan hotel yang berada di pusat ibukota Negara itu. Tentu saja konsep ini bukan saja ditemui di hotel milik Kompas Grup ini. Banyak hotel lainnya juga, namun tentu ada aroma perbedaan antar hotel.
Lalu dimana saja letak keunikan identitas hotel yang beralamat di Jl. Aipda Tubun ini?
Setelah blusukan saat acara Kompasiana visit Hotel Santika Premiere terungkap fakta-fakta menarik tentang hotel ternama bintang 4 ini. Seperti diungkapkan Bapak Dhaniel H Prabowo saat membuka acara, bahwa Hotel Santika Premiere menekankan konsep hotel dengan mengangkat citra lokal. Mengeksplore dan mensuport produk lokal tradisional dalam kemasan konsep ‘jatidiri' hotelnya. Nuansa itu lekat terlihat mulai dari hiasan/ lukisan tempoe doeloe / aksesoris hotel, kostum karyawan, hingga menu kuliner nusantara yang disajikan.
[caption id="attachment_342155" align="aligncenter" width="555" caption="Ornamen corak tradisional di Hotel Santika Premiere. (Foto Ganendra)"]
"Baju bellboy kami berkarakter budaya tradisional. Hiasan kayu, pernak pernik, pilar dengan desain batik. Kami juga menyediakan beraneka ragam menu tradisional nusantara," katanya.
Konsep hotel 'Touch of Indonesia' dengan mengangkat aroma lokal tradisional disadari betul pihak manajemen untuk tetap memberikan daya tarik bagi para pengunjung. Saya pribadi melihat bahwa cita rasa tradisonal di jaman kehidupan modern ini menjadi unsur yang penting dan dirindukan orang. Konsep hidup ‘back to nature' sudah menjadi idola dan idaman tersendiri pada orang-orang yang sudah jenuh akan modernitas dan semakin tak menjauhkan dari sifat alami, dekat dengan alam.
Poin yang penting dan jitu yang diambil oleh Hotel Santika Premiere, mengemas ‘kerinduan' akan cita rasa lokal yang dikemas sedemikian rupa. Kebanggaan akan identitas diri keIndonesiaan itu dibarengi dengan semangat mengangkat produk lokal dan lekat tercermin dalam setiap nuansa lokal Hotel Santika Premier. Hasilnya, menginap di hotel ini seakan memberikan nuansa manusiawi di tengah hiruk pikuk hedonis kehidupan metropolitan.
Kenyamanan yang disuguhkan dengan beragam fasilitas yang tetap menunjang kebutuhan pengunjung, tetap dikedepankan. Mulai dari area parkir gratis, free Wi-fi, Shopping Arcade & Travel Agent sampai dengan ruang pertemuan, Business Center dengan 3 ruang meting kecil adalah kepedulian kebutuhan perkotaan berbalut bisnis. Bukan itu saja, kebutuhan keluarga tetap diperhatikan dengan pemenuhan fasilitas kolam renang baik untuk dewasa maupun anak-anak Childreen Play Ground, Health Club ditunjang ruangan kamar nuansa family yang total berjumlah 275 kamar dengan beragam kelas.
[caption id="attachment_342159" align="aligncenter" width="555" caption="Salah satu Lounge di Hotel Santika Premiere. (Foto Ganendra)"]
Dari Gudeg Sampai Sushi Simbol Cinta Negeri
Bila kenyamanan tinggal dengan nuansa nusantara telah didapat, ditopang lagi dengan sajian menu makanan. Tentu saja makanan beraroma nusantara menjadi poin utama sebagai tiang kokoh mengangkat identitas lokal. Sebuah pilihan untuk mencintai budaya kuliner negeri sendiri. Restoran Harmony menjadi etalase segala ragam kuliner budaya negeri di Hotel Santika Premiere Jakarta ini.
[caption id="attachment_342162" align="aligncenter" width="555" caption="Restoran Harmony menjadi etalase segala ragam kuliner budaya negeri. (Foto Ganendra)"]
[caption id="attachment_342136" align="aligncenter" width="555" caption="Mencicipi gudeg Hotel Santika Premiere. (Foto Ganendra)"]
Gudeg, makanan tradisional sekaligus sajian menu rakyat asli Yogyakarta disajikan setiap harinya. Gudeg menjadi menu tetap yang identik dengan Hotel Santika Premiere. Menu sederhana dengan cita rasa budaya yang tentu mengingatkan pada pengunjung, bahwa mereka masih dalam budaya negeri sendiri. Bahan nangka yang banyak beterbaran di setiap jengkal tanah nusantara adalah bahan yang takkan habis dieksploitasi. Diracik dengan tangan-tangan berjiwa turunan nenek moyang yang mahir mengkolaborasikan atas cita rasa makanan dan pesan kebaikan sebagai adat yang dijaga.
[caption id="attachment_342149" align="aligncenter" width="555" caption="Anglo dari tanah liat tempat yang natural untuk gudeg dan menu nusantara lainnya di Hotel Santika Premiere. (Foto Ganendra)"]
Saya sendiri mengenal gudeg di kota aslinya masa 1990an. Aroma rasa manis gudegnya, nikmat kreceknya serta tempe bacem dan telor hitam yang menggugah selera mengingatkan akan tanah ibu. Dan itu tersajikan dengan pas di Hotel santika Premiere melalui deretan anglo tanah liat yang sekali lagi, sangat tradisional. barisan menu pendukungnyapun menjadikan kokoh aksesoris tradisionalnya. Mulai dari aneka sambal, bunga papaya, garang asem, aneka krupuk, thengkleng, soto ayam hingga minuman jamu gendong. Jamu yang hanya dikenal di Jawa dengan system racikan tumbuk aneka dedaunan dan herbal. Segar dan menyehatkan ala pendekatan alamiah, nature. Dengan menu-menu yang dalam sehari mencapai 300an ragam menu nusantara, ‘kerinduan' tradisional apalagi yang tak terobati?
[caption id="attachment_342147" align="aligncenter" width="555" caption="Satu porsi thengkleng yang kunikmati di Hotel Santika Premiere. (Foto Ganendra)"]
[caption id="attachment_342137" align="aligncenter" width="555" caption="Menu Thengkleng khas Hotel Santika Premiere. (Foto Ganendra)"]
Tentu tidaklah egois, penyajian menu local nusantara itu. Hotel Santika Premiere yang tingkat huniannya cukup tinggi itu, tentu menghormati para pengunjung turisnya. Wisatawan mancanegara yang membawa nilai devisa bagi negara. Dari penjuru dunia, Asia, Eropa, Amerika tentu saja menjadi salah satu konsumen yang dibidik. Konsumen yang mungkin saja sangat ingin tahu tentang budaya Indonesia. Lagi-lagi kuliner nusantara ala Hotel Santika menjadi etalase wujud negeri dari Sabang sampai Merauke. Bagaimana wisatawan mengenal gudeg yang manis, thengkleng yang pedas khas, soto betawi yang nikmat dan menu lainnya.
[caption id="attachment_342148" align="aligncenter" width="555" caption="Sushi ala Hotel Santika Premiere. (Foto Ganendra)"]
Tentu saja ‘kerinduan' akan menu tradisional dari negeri wisatawan sendiri juga turut diakomodir. Sebagai bentuk penghormatan bahwa Hotel Santika Premiere sebagai hotel miniatur Indoensia menghormati para tamunya. Suguhan menu ala Western dan Asia pun tersajikan. Mulai dari Sushi ala Jepang, mie tarik, pasta dan aneka menu ala barat lainnya disajikan dengan olahan sedemikian rupa sehingga, wisatawan menemukan rasa menu negeri kelahirannya. Memanjakan, menghormati tamu asing dengan memahami kebutuhan dan keinginan pengunjung.
Jika sudah demikian, pelayanan ramah dengan kultur tradisional akan teringat di benak pengunjung dari mancanegara. Nama Indoensia akan dikenal baik di mata dunia. Langkah yang nampak kecil namun berefek besar. Memantabkan identitas bangsa untuk mengangkat martabat negeri dengan langkah mencintai produk identitas tradisional bangsa. Cinta negeri untuk bangsa yang lebih bermartabat di segala bidang, budaya, ekonomi, sosial. Dan martabat itu telah dirintis dan dibangun oleh Hotel Santika Premiere Jakarta dan di kota-kota lainnya.
Nah, Anda ingin merasakan kecintaan Hotel Santika Premiere pada negeri? Silakan hubungi atau datang langsung ke hotel bercita rasa tradisi bangsa. (eRGe)
Hotel Santika Premiere Jakarta
Jln. Aipda K.S Tubun No.7 Slipi Jakarta 11410
Telp : (+62) 21- 5361777, 5330350
Fax: (+62) 21-5483457
Email : reservation@jakartapremiere.cantika.com
rsv@jakartapremiere.cantika.com
Website : www.santika.com
@rahabganendra
[caption id="attachment_342160" align="aligncenter" width="555" caption="Harga tiap tipe kamar di Hotel Santika Premiere Jakarta. (Foto Ganendra)"]
[caption id="attachment_342157" align="aligncenter" width="555" caption="Terima kasih diucapkan dari Kompasianers atas acara di Hotel Santika Premiere. (Foto Ganendra)"]
Baca juga Artikel Terkait =
Kompasianers ‘Blusukan’ Mengenal Lebih Dekat Hotel Santika Premiere Jakarta
Antara Gudeg, Sushi dan Cinta Negeri di Hotel Santika Premiere Jakarta http://t.co/0tUbUQsQHY via @kompasiana
— Rahab Ganendra (@rahabganendra) December 19, 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H