Konsep hotel 'Touch of Indonesia' dengan mengangkat aroma lokal tradisional disadari betul pihak manajemen untuk tetap memberikan daya tarik bagi para pengunjung. Saya pribadi melihat bahwa cita rasa tradisonal di jaman kehidupan modern ini menjadi unsur yang penting dan dirindukan orang. Konsep hidup ‘back to nature' sudah menjadi idola dan idaman tersendiri pada orang-orang yang sudah jenuh akan modernitas dan semakin tak menjauhkan dari sifat alami, dekat dengan alam.
Poin yang penting dan jitu yang diambil oleh Hotel Santika Premiere, mengemas ‘kerinduan' akan cita rasa lokal yang dikemas sedemikian rupa. Kebanggaan akan identitas diri keIndonesiaan itu dibarengi dengan semangat mengangkat produk lokal dan lekat tercermin dalam setiap nuansa lokal Hotel Santika Premier. Hasilnya, menginap di hotel ini seakan memberikan nuansa manusiawi di tengah hiruk pikuk hedonis kehidupan metropolitan.
Kenyamanan yang disuguhkan dengan beragam fasilitas yang tetap menunjang kebutuhan pengunjung, tetap dikedepankan. Mulai dari area parkir gratis, free Wi-fi, Shopping Arcade & Travel Agent sampai dengan ruang pertemuan, Business Center dengan 3 ruang meting kecil adalah kepedulian kebutuhan perkotaan berbalut bisnis. Bukan itu saja, kebutuhan keluarga tetap diperhatikan dengan pemenuhan fasilitas kolam renang baik untuk dewasa maupun anak-anak Childreen Play Ground, Health Club ditunjang ruangan kamar nuansa family yang total berjumlah 275 kamar dengan beragam kelas.
[caption id="attachment_342159" align="aligncenter" width="555" caption="Salah satu Lounge di Hotel Santika Premiere. (Foto Ganendra)"]
Dari Gudeg Sampai Sushi Simbol Cinta Negeri
Bila kenyamanan tinggal dengan nuansa nusantara telah didapat, ditopang lagi dengan sajian menu makanan. Tentu saja makanan beraroma nusantara menjadi poin utama sebagai tiang kokoh mengangkat identitas lokal. Sebuah pilihan untuk mencintai budaya kuliner negeri sendiri. Restoran Harmony menjadi etalase segala ragam kuliner budaya negeri di Hotel Santika Premiere Jakarta ini.
[caption id="attachment_342162" align="aligncenter" width="555" caption="Restoran Harmony menjadi etalase segala ragam kuliner budaya negeri. (Foto Ganendra)"]
[caption id="attachment_342136" align="aligncenter" width="555" caption="Mencicipi gudeg Hotel Santika Premiere. (Foto Ganendra)"]
Gudeg, makanan tradisional sekaligus sajian menu rakyat asli Yogyakarta disajikan setiap harinya. Gudeg menjadi menu tetap yang identik dengan Hotel Santika Premiere. Menu sederhana dengan cita rasa budaya yang tentu mengingatkan pada pengunjung, bahwa mereka masih dalam budaya negeri sendiri. Bahan nangka yang banyak beterbaran di setiap jengkal tanah nusantara adalah bahan yang takkan habis dieksploitasi. Diracik dengan tangan-tangan berjiwa turunan nenek moyang yang mahir mengkolaborasikan atas cita rasa makanan dan pesan kebaikan sebagai adat yang dijaga.
[caption id="attachment_342149" align="aligncenter" width="555" caption="Anglo dari tanah liat tempat yang natural untuk gudeg dan menu nusantara lainnya di Hotel Santika Premiere. (Foto Ganendra)"]
Saya sendiri mengenal gudeg di kota aslinya masa 1990an. Aroma rasa manis gudegnya, nikmat kreceknya serta tempe bacem dan telor hitam yang menggugah selera mengingatkan akan tanah ibu. Dan itu tersajikan dengan pas di Hotel santika Premiere melalui deretan anglo tanah liat yang sekali lagi, sangat tradisional. barisan menu pendukungnyapun menjadikan kokoh aksesoris tradisionalnya. Mulai dari aneka sambal, bunga papaya, garang asem, aneka krupuk, thengkleng, soto ayam hingga minuman jamu gendong. Jamu yang hanya dikenal di Jawa dengan system racikan tumbuk aneka dedaunan dan herbal. Segar dan menyehatkan ala pendekatan alamiah, nature. Dengan menu-menu yang dalam sehari mencapai 300an ragam menu nusantara, ‘kerinduan' tradisional apalagi yang tak terobati?