Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Strategi Komersialisasi Band One Room Agar Tetap Eksis Bermusik

6 Maret 2015   03:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:06 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Hadir sebagai juru bicara One Room adalah Aden. Pria yang cakap berbicara ini menuturkan pengalaman dan sejarah berdirinya One Room. Menurutnya One Room berdiri pada 2012 dan sempat berganti personil di posisi drummer yang mundur. Melalui proses pencarian yang panjang akhirnya Firdaus menjadi pilihan dan langsung ‘setel' dengan personil lainnya dan dengan genre bermusik One Room. Terbukti dengan lagu "Bisa Gila" One Room menyabet juara di ajang Meet The Labels.


Sama-sama mengidolakan bintang-bintang rock & roll besar seperti Queen, Led Zeppelin, Bon Jovi, sampai Iwan Fals membuat para personil kompak. Namun tentu saja masing-masing personil membawa karakter dan idealisme soal bermusik maupun berkarya lagu. Contoh kisahnya saat pemilihan lagu yang ditawarkan ke Seven Music. Dikarenakan 20 lagu yang diajukan sebelumnya Seven Music kurang berkenan, dan mereka diminta untuk memberikan lagu lain, maka One Room membongkar koleksi lama.


"Akhirnya kami ketemu dengan lagi berjudul "Pergilah" dan ternyata Seven Music menyukainya, meski menurut kami jelek," tutur Aden sambil tertawa.


Lagu ‘Pergilah" itu akhirnya dibenahi kembali menyesuaikan pasar seperti diminta pihak Seven Music. Saat itulah terjadi kesenjangan tentang lagu tersebut diantara personil One Room. Ulil sang vokalis yang berpenampilan eksentrik adalah personil yang paling tidak setuju permintaan mengubah lagu itu. Bahkan ia meninggalkan lokasi produksi. Saling sharing berbagi masukan dibantu oleh Seven Musiclah yang akhirnya bisa menyatukan persepsi mereka bahwa kepentingan band One Room agar tetap eksis menjadi prioritas. Single ‘Pergilah' akhirnya kelar dan dapat diterima pendengarnya.


Belajar dari momen itu, mereka akhirnya menyepakati soal menempatkan factor idealisme dalam bermusik. Mereka sadar selera masyarakat dan pasar hatus diperhatikan untuk keberadaan karya-karya mereka di hati pendengarnya. Mereka sadar tidak memaksakan idealisme tanpa mempertimbangkan sisi komersialisasinya, sisi yang mempertimbangkan kebutuhan dan selera masyarakat pendengarnya. Mereka ada karena pendengar. Mereka juga sadar membutuhkan Seven Music untuk menggemakan lagu-lagu mereka ke masyarakat melalui strategi yang lebih dipahami dan dikuasai Seven Music.


Seperti saat penampilan sore itu, di hadapan pada Kompasianer meski beberapa personil agak malu-malu namun mereka terlihat solid dengan santai dan bercanda. Tercermin pula dari jawaban mereka atas pertanyaan Nadya, "Apa arti sukses bagi kalian?"


Bisa menjadi kesimpulan apa yang diutarakan Aden, bahwa sukses bagi mereka adalah penerimaan masyarakat terhadap karya-karya musik mereka. Memadukan antara idealism dan aspek komersialisasi lagu yang harmonis adalah menjadi pilihan untuk menciptakan karya terbaik.


Komersialisasi Ala Komunitas Musik


One Room lekat dengan label Band Panggung. Artinya One Room tampil cocok dalam pentas panggung. Sekilas saja saat melihat penampilan ‘live' mereka membawakan lagu ‘Pergilah' nampak kompak dan asyik dilihat. Penampilan serta gaya memainkan alat music terlihat mereka sangat menikmati. Lengkingan vokal khas Ulil, penampilan Reza yang berparas unik dan cocok menjadi icon One Room, juga Reza gitaris yang berambut gondrong dan piawai memainkan gitar. Begitupun Aden dengan gitarnya dan Firdaus dengan ketukannya. Asyik.

[caption id="attachment_354144" align="aligncenter" width="600" caption="Reza dan Leo. Iconik neh. (Ganendra)"]

14255627291160698757
14255627291160698757
[/caption]


Dengan style band panggung itu, One Room mengembangkan bermusik agar lebih dikenal melalui offline yakni pentas bersama komunitas band lainnya. Di Basecamp-nya di Pondok Gede, menurut Aden, mereka sering mengundang kawan-kawan dari band lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun