Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Amazing, Blusukan ke Proyek Terowongan Stasiun MRT Monas

9 Agustus 2024   16:38 Diperbarui: 11 Agustus 2024   15:11 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Narsis di taman Monas, Kamis 8 Agustus 2024. Dokumen Agustinus Wibowo.

Progres pembangunan Stasiun MRT Monas, kian mendekati hasil. Konstruksi beberapa bagian jalur yang merupakan perpanjangan jalur Stasiun MRT fase 1 Lebak Bulus - Bundaran HI ini, sudah terbentuk. Pengerjaan terus dilakukan mengejar target operasi tahun 2027 untuk CP 201 fase 2A yang menghubungkan Stasiun MRT Thamrin -- Monas - Harmoni.

"DUKKK", suara sepatu yang saya kenakan terantuk besi. Beradu untuk kedua kalinya.

Diantara pendaran cahaya lampu yang ada, beberapa titik ruang bawah tanah itu memang pencahayaannya remang-remang.

Ditambah lagi, saya kurang memperhatikan ke langkah kaki bawah karena fokus mendokumentasikan area yang berada di kedalaman 18 meter dari permukaan tanah itu.

Untung saja, saya memakai sepatu APD (Alat Pelindung Diri) standar proyek. Ujung sepatu "besi" yang keras, berguna melindungi kaki, aman tidak terluka.

Besi itu berbentuk huruf "U" terbalik yang menancap di lantai dasaran berbahan cor beton. Besi-besi itu ada banyak. Berbaris dalam dua deret memanjang jauh dari ujung ke ujung yang makin tak terlihat. Sejajar dan beriring.

Saya sempat terpikir, ini besi-besi dipasang berderet maksudnya apa ya. Hingga menyadari beberapa detik kemudian. Itu deretan besi penanda rel kereta yang akan dipasang nantinya. Rel jalur MRT (Mass Rapid Transit) Stasiun MRT Monas fase 2 (2A).

Batang besi-besi penanda rel di Stasiun MRT Monas, Jakarta. Dokumen Pribadi
Batang besi-besi penanda rel di Stasiun MRT Monas, Jakarta. Dokumen Pribadi

Saya mempercepat langkah. Berusaha menyusul kawan-kawan seperjalanan di depan. 

Kawan-kawan peserta acara trip kunjungan ke proyek pembangunan Stasiun MRT Monas yang digelar Wisata Kreatif Jakarta (WKJ), Kamis 8 Agustus 2024. Trip disupport Komunitas Traveler Kompasiana (Koteka) dalam event Kotekatrip 24.

Ruang bawah tanah ini, sebenarnya terasa gak terlalu pengap. Namun cukup membuat sedikit gerah dan berkeringat.

Maklum saja, saya harus menapaki anak tangga permanen yang berliku. Format tangga yang lazim saya temukan pada akses pintu darurat di gedung-gedung.

Ada beberapa bagian tangga permanen yang harus dilalui. Saya hitung, masing-masing ada 8 anak tangga pada bagian awal/ atas. 

Pada bagian bawah arah terowongan, ada beberapa tangga dengan masing-masing 12 anak tangga.

Btw sekilas keseruannya bisa tonton reelsku ini ya.

Lubang Raksasa 

Saya menghentikan langkah saat sampai di lokasi titik akhir kunjungan. Berbaur dengan kawan-kawan yang berkerumun di depan "lubang raksasa". Dari kejauhan memang terlihat seperti lubang. Bukan lubang vertical tapi horizontal.

Lubang memanjang berbentuk lingkaran seperti labirin. Dilihat agak menjauh, terkesan menyerupai ilustrasi "time tunnel" di film-film futuristik.

Itu panel-penel yang berdiameter hmmm ... ada kalau 6-an meter. Warna cor beton. Nampak kokoh dan kuat menyangga tekanan tanah di atasnya.

Dalam kondisi ini, fungsi panel sekaligus sebagai dinding penahan tanah (retaining wall) yang dalam bahasa proyeknya disebut Diaphragm Wall atau disingkat D-Wall.

Narsis di Terowongan Stasiun MRT Monas, Kamis 8 Agustus 2024. Dokumen Agustinus Wibowo.
Narsis di Terowongan Stasiun MRT Monas, Kamis 8 Agustus 2024. Dokumen Agustinus Wibowo.

Di sisi samping kanan ada instalasi lampu-lampu cahaya memanjang ke ujung sana. Lampu-lampu itu, merupakan sumber cahaya satu-satunya sebagai sumber penerangan sepanjang lorong terowogan. Cahaya luar dari pintu masuk (entrance) anak tangga yang saya lewati awal masuk, tentu saja gak mampu mencapai area ini.

Terowongan (tunnel) ini mengingatkan saya pada tunnel MRT Bundaran HI yang saya kunjungi saat masa pembangunannya dulu. Kalau gak salah ingat, kedalamannya 20 meter. Selisih 2 meter dengan Stasiun MRT Monas ini.

Suasana daleman Stasiun MRT Monas, Jakarta. Dokumen Pribadi
Suasana daleman Stasiun MRT Monas, Jakarta. Dokumen Pribadi

Di tempat terowongan inilah, rel MRT nantinya akan melintas. Terowongan Stasiun MRT Monas yang akan terhubung secara bawah tanah, dengan stasiun Thamrin dan Stasiun Harmoni.

Panel terowongan Stasiun Monas ini ada sekitar 102 buah. Pembangunannya diawali penggalian untuk membangun D-Wall yang dimulai beberapa tahun lalu.

Proyek ini masuk dalam proyek fase 2 yakni jalur Stasiun MRT Thamrin - Ancol Barat. Menjelujur dari kawasan pusat Jakarta menuju utara Jakarta sepanjang 11,8 km.

Narsis di Terowongan Stasiun MRT Monas, Kamis 8 Agustus 2024. Dokumen Daniel Mashudi
Narsis di Terowongan Stasiun MRT Monas, Kamis 8 Agustus 2024. Dokumen Daniel Mashudi

Proyek Pembangunan Stasiun MRT Monas

"Stasiun Monas ini stasiun bawah tanah standar, memiliki dua lantai edngan dua pintu masuk (entrance)," kata Iis dari PT MRT Jakarta.

Memang dalam kunjungan ini, petugas dari PT MRT Jakarta menemani hingga akhir.

Stasiun Monas masuk dalam proyek fase 2 Stasiun MRT Bunaran HI - Ancol Barat.

Posisi Stasiun MRT Monas, adalah stasiun ke dua dari Stasiun MRT Bundaran HI setelah Stasiun MRT Thamrin.

Stasiun fase 2 ini meneruskan jalur fase 1 MRT Lebak Bulus -- Bundaran HI. Nantinya jalur akan menjelujur dari Stasiun MRT Lebak Bulus -- Ancol Barat.

Dari Kawasan Jakarta Selatan menuju Kawasan Jakarta Utara membelah Jakarta Pusat. Menjelujur sepanjang 11,8 km.

Info lengkap tentang proyek fase 2 begini.

Fase 2A dibagi menjadi dua segmen. Segmen satu jalur Stasiun Bundaran HI -- Harmoni. Jalur sepanjang 5, 9 km ini ditargetkan selesai pada 2027. Segmen dua jalur Stasiun Harmoni -- Jakarta Kota. Panjang jalur 6 km. Target selesai pada 2029 mendatang.

Lebih detil, proyek fase 2 terbagi menjadi fase 2 A an 2 B.

Fase 2A terbagi menjadi tiga bagian Contract Package (CP), yaitu fase 2A CP201 (Stasiun Thamrin-Monas), CP 202 (Stasiun Harmoni-Sawah Besar-Mangga Besar), dan CP 203 (Stasiun Glodok dan Kota).

Seluruh stasiun terletak di bawah tanah dengan kedalaman mulai dari 17 meter hingga 36 meter. Jarak antar stasiun berkisar 0,6 -- 1 kilometer.

Narsis di taman Monas, Kamis 8 Agustus 2024. Dokumen Agustinus Wibowo.
Narsis di taman Monas, Kamis 8 Agustus 2024. Dokumen Agustinus Wibowo.

Sementara, Stasiun Monas yang memiliki panjang mencapai sekitar 280 meter, posisinya terletak di kawasan Taman Monas. Gak jauh dari Monumen Nasional.

Sepertinya stasiun ini akan menarik dan akan jadi stasiun favorit, karena terkoneksi langsung dengan kawasan Taman Monas.

Keberadaan stasiun akan mempermudah warga yang ingin mengunjungi monumen ikon Jakarta di lahan seluas sekitar 80 hektare itu.

Apalagi lokasi stasiun terintegrasi dengan trans Jakarta. Semakin memudahkan pengunjung mencapai kawasan lain Jakarta.

Pengembangan fase 2A ini memang Istimewa, soalnya mengembangkan kawasan stasiun dengan konsep kawasan berorientasi transit (transit oriented development).

Konsep ini memadukan infrastruktur stasiun MRT Jakarta dengan fungsi transit dan manusia, kegiatan, bangunan, dan ruang publik .

Dengan demikian akses terhadap transportasi public semakin optimal. 

Galeri MRT Monas

Mungkin ada yang belum tahu, kalau di lokasi pembangunan proyek MRT Stasiun Monas ini, ditemukan banyak artefak saat penggalian dulu. Ditemukan pula bekas rel zaman Belanda.

Informasi jejak pembangunan ini, bisa diketahui di "visitor center", Galeri MRT Jakarta. Di galeri yang terbuka untuk umum ini, lokasinya gak jauh dari lokasi proyek.

Ada maket yang lumayan besar. Maket kawasan taman Monas. Maket ini menggambarkan proyek pembangunan Stasiun MRT Monas.

Maket Stasiun MRT Monas, di Galeri MRT Jakarta. Dokumen Agustinus W
Maket Stasiun MRT Monas, di Galeri MRT Jakarta. Dokumen Agustinus W

Oiya, proyek MRT Jakarta bukan proyek Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lorr,

Proyek yang didanai pinjaman dari Jepang ini, ditangani PT MRT Jakarta (Perseroda) sebagai Badan Usaha Milik Daerah di bawah Pemerintah Provinsi Jakarta.

Sekian infonya. Bagi teman-teman yang penasaran coba deh ajak kawan-kawan komunitasmu mengunjungi proyek ini. Proyek yang diharapkan akan mampu menjadi salah satu solusi mengurai kemacetan lalu lintas di Jakarta. Tentu saja, kita harus punya kesadaran menggunakan transportasi publik seperti MRT ini.

Salam.

@rachmatpy

Narsis di Galeri MRT Jakarta. Dokumen Daniel Mashudi
Narsis di Galeri MRT Jakarta. Dokumen Daniel Mashudi

Tambahan Referensi

Profil MRT Jakarta Fase 2A

Proyek Stasiun MRT Jakarta Thamrin dan Monas On Schedule

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun