Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 201 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

3 Alasan Saya, Kangen Berwisata Desa "Nguri-nguri Kabudayan" di Pssar Doplang

22 Juli 2024   03:45 Diperbarui: 22 Juli 2024   08:07 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makanan dari buah jambu monyet. Lupa namanya. Dokumen Pribadi

 

Pasar Doplang bukan pasar biasa. Ini bak "pasar budaya", karena lekat dengan geliat "nguri-nguri kabudayan". Segala aktivitas di dalamnya, kental bernuansa budaya Jawa.  

MENGAPA Pasar Doplang saya sebut bukan pasar biasa?

Saat mengunjungi pasar tradisional ini, pada September 2019 silam, saya merasakan nuansa berbeda. Kental dengan aroma budaya Jawa. Karena memang pasar ini berada di wilayah Jawa, tepatnya  Dusun Kembar, Desa Pandan, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah ini.

Saya pernah mebuat videonya yang saya unggah di Youtube. Anda bisa menontonnya di bawah ini.


Uniknya lagi pasar ini hanya buka pada hari Minggu saja. Mulai sekitar jam 06.00 wib sampai sekitar jam 10.00 wib. Kebayang kan kalau mau ke sana? 

Butuh effort tersendiri. Jauh karena di pelosok desa, serta jam yang terbatas.

Nuansa Jawa  di Pasar Doplang Wonogiri. Dokumen Pribadi
Nuansa Jawa  di Pasar Doplang Wonogiri. Dokumen Pribadi

Namun menurut saya, justru pilihan buka hanya pada Hari Minggu saja ini, yang bikin saya penasaran. Sabar menanti hari Minggu tiba.

Butuh sekitar 1 jam perjalanan dari rumah orangtua di kampung.

Tapi jangan salah, meski pasar buka jam terbatas, namun banyak pengunjung berdatangan dari luar Slogohimo Seperti Jogjakarta dan Jawa Timur.  

Lalu apa yang bikin saya kangen mengunjungi pasar ini lagi?

Setidaknya ada 3 faktor yang membuat saya terkesan dan kamgen  ingin selalu mengunjungi Pasar Doplang.

Surga Kuliner Jadoel yang Ngangenin

Salah satu hal menarik tak bisa dilupakan, bagi saya adalah, saat mengunjungi pasar ini membangkitkan kenangan manis masa lalu.

Kenangan kehidupan kampung yang adem ayem melalui beragam sajian kulienr tradisional yang ngangenin. Kuliner yang lekat dengan makanan masa kecil dulu.

Pasar yang membuai dengan menghadirkan nuansa kampung halaman. Beraneka ragam makanan tradisional dijual dI lapak-lapak sederhana non permanen yang terbuat dari bambu. Beratap daun.

Sebagai alat tukar, untuk membeli menggunakan koin yang terbuat dari kayu. Jadi kita harus menukar uang asli dengan koin. Jika nantinya koin tersisa bisa ditukar kembali.

Uang koin untuk transaksi. Dokumen Pribadi
Uang koin untuk transaksi. Dokumen Pribadi

Segala macam makanan khas Wonogiri dan makanan tradisional khas Jawa, ada. Tiwul, cabuk, grontol, gatot, mbote, lentho, besengek, tempe, tahu, dan banyak lagi. Mungkin Anda, nama-nama makanan itu ada yang asing ya?

Jajanan di Pasar Doplang Wonogiri. Dokumen Pribadi
Jajanan di Pasar Doplang Wonogiri. Dokumen Pribadi

Jajanan di Pasar Doplang Wonogiri. Dokumen Pribadi
Jajanan di Pasar Doplang Wonogiri. Dokumen Pribadi

Eh ada lagi makanan spesial, yang saya baru nemu kali pertama  di pasar ini. Tapi saya lupa namanya. Bahannya dari buah jambu monyet. Buahnya ya, bukan bijinya. Kalau bijinya itu diolah menjadi kacang mede yang harganya mahal itu.

Nah buahnya, yang rasanya sepet, orang gak suka. Uniknya di pasar ini, ada yang mengolahnya. Dibumbui dan dibentuk bulat-bulat kecil kayak bentuk bakso.  

Gambar fotonya di bawah ini. Rasanya enak, rasa rempah, gak sepet lagi.

Makanan dari buah jambu monyet. Lupa namanya. Dokumen Pribadi
Makanan dari buah jambu monyet. Lupa namanya. Dokumen Pribadi
Makanan-makanan yang saya sebut itu,  langka ditemukan di kota. Apalagi saya tinggal di Bogor, Jawa Barat, mayoritas masakan Sunda dan makanan nusantara lain. Minim makanan khas Jawa, khususnya Jawa Tengah.  

Aneka makanan "ndeso" itu dIpadu dengan aneka minuman khas lainnya, seperti jahe, uwuh, kopi dan lainnya.

Pasar Doplang bak surganya kuliner tradisional Wonogiri yang tak mudah ditemukan di tempat lain.  

Nyaman dalam Nuansa Budaya Jawa 

Karena memang diperuntukkan sebagai tempat berwisata vibes budaya Jawa, Pasar Doplang membawa saya dalam kehidupan budaya Jawa.

Kecuali jajanan ndeso, beberapa hal diterapkan seperti penggunaan Bahasa Jawa saat berinteraksi di dalam pasar. Penggunaan busana adat Jawa oleh para pedagangnya.

Seperti penggunaan baju kain Lurik bagi para prianya. Begitu pula para perempuan yang menggunakan busana wanita ala Jawa.  Kalau pengunjung seeh bebas pakai baju apa.

Karena aku ingin merasakan vibes budaya Jawa, maka aku beli baju lurik, sorjan yang dijual di pasar ini. Harganya gak sampai Rp. 100 ribu.

Mejeng pake sorjan di Pasar Doplang Wonogiri. Dokumen Pribadi
Mejeng pake sorjan di Pasar Doplang Wonogiri. Dokumen Pribadi

Terus, ada iringan musik selama pasar dibuka. Musik ala Jawa, seperti karawitan dan campur sari.

Nuansa yang "Jawani" banget ini yang bikin saya merindukannya. Btw kalau ada suara kicau burung perkutut, makin lengkap lagi ya.

Memantik Inspirasi Wisata Hijau

Pasar Doplang menempati area area kebun kayu jati dengan luas 4.000 meter persegi.  Lokasinya di kebun jatti, dengan pepohonan jati yang menjulang. Area dkelilingi sawah.

Bayangin suasananya kalau saat pagi hari. Mengesankan kan?

Menghijau, sedap dipandang mata. Pemandangan yang teramat sulit saya lihat di kota. Kesan dekat dengan alam sangat terasa. 

Ditunjang oleh kebijakan "No plastic" saat beraa di pasar. Ya, penggunaan kantong plastic dilarang.

Semua makanan dinikmati dengan alas daun jati dan daun pisang. Makannya lebih sedap  "dipuluk" atau langsung menggunakan  tangan. Tenang tersedia pancuran air dari bambu untuk cuci tangan.

Sementara kalau mau ngopi, atau minum lainnya, menggunakan gelas berbahan tanah/ gerabah.

Dengan nuansa kayak gini siapa yang gak kangen coba? 

Aturan No Plastic  di Pasar Doplang Wonogiri. Dokumen Pribadi
Aturan No Plastic  di Pasar Doplang Wonogiri. Dokumen Pribadi

Oleh karenanya, tempat ini selalu ingin balek mengunjunginya saat mudik. Menuntaskan segaala keinuan akan kehidupan alabdaya Jawa melalui vives busaya Jawa ala Pasar oplang.

Btw, apakah di kampung teman-teman ada kampusuasana budaya beginian?

Budaya apa aja deh gak terbatas Jawa. Share dong. Dimana lokasinya, siapa tau saya bisa mampir. Saya suka wisata "Nguri-uri Kabudayan"  hehehe.   

Wait baca juga artikel kuliner saya lainnya ya. Link di bawah ini. Salam .

 
1. Kisah Mbok Sinem, Maestro Pindang Kambing, Kuliner Langka nan Legendaris

2. Obrolan Dapur Maestro Kuliner Legendaris

3. Kepincut Mipan, Kue Langka dan Legendaris Khas Tionghoa yang Viral 

@rachmatpy

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun