Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 201 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

[LitKom] Mendiskusikan Sastra Horor, Kenapa Enggak?

21 Juli 2024   02:36 Diperbarui: 21 Juli 2024   09:12 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Mendiskusikan Sastra Horor. Dokumen pribadi

Genre sastra horor, seringkali dipandang sebelah mata. Tak bermutu. Sebatas mengumbar sisi per-klenik-an dan sensualitas tanpa makna. Berkutat pada eksploitasi ketakutan dan ekplorasi keseraman semata. 

APAKAH teman-teman #kompasianer sependapat dengan anggapan di atas? Atau memiliki pandangan lain?

Banyak yang menilai, pandangan  tersebut tidak sepenuhnya keliru, seiring bertebarannya sajian karya horor bermutu rendah. Karya tema-tema horor di media hiburan, sinetron, film, novel dan lain sebagainya.

Sajian karya yang memvisualisasikan dunia "perhantuan", eksploitasi klenikisme, eksplorasi misteri, serta brutalnya sajian vulgarisme sensualitas perempuan.  

Sementara di sisi lain, nuansa kehororan yang lekat dengan nilai-nilai tradisi dan budaya, kalah masif disajikan. Padahal dalam kehidupan masyarakat kita, teramat dekat dengan kehidupan metafisis "horor" yang lebih bermakna.

Tertuang dalam upacara-upacara dan tradisi  seperti budaya sedekah bumi, sedekah laut, dan tradisi adat lainnya, yang mengedepankan tentang "kawruh" kehidupan, makna luhur, serta filosofis.

Tentu menarik untuk digali lebih dalam. Tema yang bisa kita bicarakan bersama. Berbagi perspektif lebih dalam genre karya sastra horor. Paling tidak, kita bisa berbagi premis, mengangkat citra karya sastra horor agar dipandang setara dengan genre karya sastra lain.

Dengan maksud tersebut, Komunitas Literasi Kompasiana (LitKom), menggelar acara diskusi. Sastra horor.

Mengajak teman-teman Kompasianer dan masyarakat umum, sharing-sharing mengeksplorasi lebih dalam bersama pembicara utama seorang kompasianer beken. Kompasianer senior (baca jadoel hehe) pasti mengenalnya dengan baik. Siapakah? Simak info berikut ya.

Silakan datang ke acara (free) yang akan digelar pada:

- Hari/ Tanggal: Jumat/ 26 Juli 2024

- Waktu: 14.00-17.00 WIB

- Tempat: Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta

Diskusi Sastra Horor. Dokumen pribadi 
Diskusi Sastra Horor. Dokumen pribadi 

Peserta dipersilakan langsung datang ke acara, registrasi di tempat acara.  

Oiya, ada LOMBA REVIEW acara lho. Hadiahnya JUTAAN rupiah. Info detil acara juga bisa dilihat di akun Temu Litkom, di SINI. Jangan lupa join akunnya ya.

Siapa saja para pengisi acaranya?

Yon Bayu Wahyono (Pembicara Utama).

"Om Yon" adalah Kompasianer peraih Kompasiana Award 2023 dan Best in Opinion Kompasiana Award 2017.

Mantan pimpinan redaksi majalah Misteri ini adalah kompasianer penulis fiksi dan politik.  Karya-karya cerpennya bertaburan di media seperti The Jakarta Post, Suara Mereka, Tabloi Nova  dan lain-lain. Pernah lama malang melintang di dunia jurnalistik.

Ni Made Sri Andani (Pembicara Pendamping).

Perempuan kelahiran Bangli dan berlatar belakang dokter hewan ini adalah seorang Kompasianer, Blogger, asal Bali.  

Suka menulis puisi dan cerpen sejak di sekolah dan kampus. Tulisan di blog wordpressnya mencapai 1100 tulisan.

Sunu Wasono (Pembanding)

Sunu Wasono adalah seorang, penyair dan sastrawan. Pernah mengajar (pensiun) dosen Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia.

Seluruh acara akan dimoeratori oleh seorang penyair Nanang R Supriyatin. 

Kumpul pre acara di TIM bareng Om Yon (berdiri baju biru), Jumat 19 Juli 2024. Dokumen pribadi 
Kumpul pre acara di TIM bareng Om Yon (berdiri baju biru), Jumat 19 Juli 2024. Dokumen pribadi 

So, semoga saja ya, teman-teman kompasianer sudi alokasi waktu, nimbrung di acara keren ini. Hehehe

Mari berbagi sudut pandang dunia horor. Khususnya horor dalam budaya Jawa. Barangkali bisa menjadi salah satu batu pijakan, parameter bagaimana mendudukkan sastra horor pada kursi pandang yang seharusnya.

Lagi pula, siapa tahu, momen diskusi ini, memberi kekayaan pandangan yang bisa memantik inspirasi. Inspirasi yang membangkitkan momentum kita untuk menulis karya sastra horor yang lebih bermutu. Why not?

Salam Literasi.

Instagram @rachmatpy

LitKom Dokpri 
LitKom Dokpri 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun