Mbakyu Gana sedang nari Roro Ngigel di Kompasiana Palbar. (Kompasiana)
aku ingat
lilin itu pertama kutemui di toilet
nyalanya sudah lama kukenal dalam antara pertautan persahabatan
dia yang menyala nun jauh di negeri seberang terkasih stegman
dia yang membawa budaya luhur di tanah-tanah eropa
dia pemilik roro ngigel nan mempesona
lilin itu menerangi
sedikit demi sedikit memupus gelap
gelap yang ditentang seorang wanita berkemben jawa
gelap yang diterangi meski berdiam di tanah darah arya
gelap yang lama menjadi musuh dalam selimut hari
gelap yang tak surutkan cinta pada negeri
lilin itu tak henti berucap
dalam kata atau pun perbuat
dia yang merengkuh jari jemari saudara di tatap mata hati
dia yang menggapai angan dan cita tak pernah pupus mati
dia yang tawarkan iklas segala berbagi
dalam setiap bait kata tulisan bernyala inspirasi
lilin itu tak henti menari
dalam balutan selendang warna-warni berenergi
di pangkal waktu dini
di ujung detik kini
pada tanah terbit mentari
pada cakrawala terbenam matahari
dia berlenggok harumkan nama negeri
lilin itu kakak baruku
sedarah tanah pertiwi ibu
di jengkal-jengkal kepulauan yang dirindukan dan dinanti
tak kan terlupa sampai nanti
beratap langit di arak yang sama
memeluk sejuk tanah bumi tercinta
aku ingat
lilin itu kutemui di toilet
***
Pertama kali ketemu darat Mbak Gaganawaty selepas dari toilet kantor Kompasiana Palmerah Barat, saat acara bedah buku 38 Wanita Indonesia, Juli 2015. Hehehee. Bagiku mbakyu Gana bagai lilin yang tak henti menerangi perlahan namun pasti melalui tulisan dan aksi. Selamat 5 Tahun merengkuh persahabatan dalam tulisan berinspirasi di Kompasiana. Salam semangat mbakyuku sing ayu dewe.
@rahabganendra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H