Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Peluh

21 Desember 2015   18:41 Diperbarui: 21 Desember 2015   21:47 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*

ketika air susu mulia
membebaskanmu dari enyam dahaga

saat peluh-peluh bercucuran rasa
sekarang hanya kau lihat renta adanya

lupa, engkau haus di umur berkeringat
dan alpa asinnya peluh tangan legam yang mungkin tak sempat
hadir di setiap detak sudut-sudut hitungan waktu
merunyam kesenangan ego sibukmu

lalu dalam usia bebal
membiarkan, benak menggeram berkubang lupakan kasih
yang dulu berbasah melimpahkan bulir-bulir cinta
menghirup peluh bertahunan berkat

tapi, tidak
dirinya kukuh berdiri atas kaki-kaki surga
bahkan saat seakan bibir neraka menyentuhnya
peluhnya sendiri yang menyangga
tanpa kita sadari bahwa
dia mahal untuk berkeluh derita

***

“Selamat Hari Ibu, 22 Desember”

Jakarta 21 Desember 2015
@rahabganendra

Sumber Gambar Ilustrasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun