REMBULAN SUCI
manusia
masih layakkah diri kita?
bahwa dahaga bukan sekedar haus semata
ketika liur bertebaran di sekelilingmu
diantara rintihan waktu yang mengiringi rembulan suci
dengan rupa-rupa tatapan mata yang menghunjam dalam-dalam di sanubari
bahwa ruh kebaikan tersulut pijar menyala
menjadi api-api yang meluluhkan hitam kemurkaan rasa
diantara sekam-sekam setan yang terkunci
pada hati yang sedang teruji
manusia
tergerakkah engkau?
berkultivasi lalu menanggalkan segala ambisi ego diri
mengulurkan butiran-butiran ruh hidup bagi insani
sisakan abu di tungku kemunafikan yang lama tersembunyi
manusia
terdiamkah engkau?
merasakan dalam kedalaman akan kebisingan duniawi waktu
dan lidahmu terjulur, memanggil kelaparan semu
lupa segala pondasi-pondasi perilaku
dan menapak jalan tanpa engkau tahu
adakah disana, langit berpintu?
tidak tahu
tidak tahu
karena diantara cahaya rembulan suci
kita sedang mencari tahu
***
Jakarta – 3 Juli 2015
@rahabganendra
Sumber Gambar Ilustrasi
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H