***
airmataku
mengalir menganak sungai
membenamkan bunga-bunga indah kehidupan
di pelupuk mekar anak-anak bunga negeri
di rahim-rahim kesalahan yang tersadari
dan di benak-benak sombong jiwa tak peduli
airmataku
membawa pedang-pedang tajam
merobek harapan yang dirajut pedih kelam
membunuh kehidupan perlahan saat terabaikan
bersama keringat deras sang dewi hujan
yang lama tak terpedulikan
airmataku
menggenang di paras menguning sawah padi
menyapu sudut kota yang lama alpa
mencoreng tubuhku dengan tinja kesewenangan
merajam kulit dengan tato-tato sampah berserakan
airmataku
kering bersama mata air
saat kau rancah sirkulasi tubuhku
kau nodai sejati aliran butiran air nafas panjangku
kau cabut hijau batang-batang teduhku
dan deras airmataku, mengalir bersama mata air yang terbunuh
oleh tangan-tanganmu
yang mencekik leher rumah-rumahku
di laut
di udara
di tanah
dan di sisa kehidupan mautmu
***
Air adalah sumber Kehidupan. Cintai air dengan peduli terhadap sistem alami sirkulasi.
Bogor - 26 April 2015
@rahabganendra
Sumber Gambar Ilustrasi
Baca Puisi Terkait = Air Mata Mata Air
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H