***
hai peri
eh bukan
mungkin bidadari
yang merajut terik dalam kehangatan
mengurai peluh dalam kesejukan
di taman-taman hati
di rongga-rongga kering nurani
hai bidadari
eh iyaa bidadari
nan mempesona hati
bak turun dari khayangan
meski tiada berselendang warna warni
tawa bidadarimu melepas butir-butir keheningan
senyum mengurai temaram senja di kaki murung
belia adalah harapan di pundak-pundak rapuh
yang menghalau badai rasa gundah akan sauh yang tak terkayuh
jemarimulah pelukis lukisan asa waktu
ya ... engkau bidadari kecil
meski tanpa sayap
kelak mungkin akan terbang
bagai kupu-kupu indah yang membawa terang
di garis-garis cakrawala langit kehidupan
bersama doa kasih dan sayang
orang-orang yang lapang
***
Jakarta - 16 April 2015
@rahabganendra
Sumber Gambar ilustrasi Dokumen Pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H