***
temaram kian temaram
di sudut kerling berderit menguak nafas malam
kisahkan geliat asmara kusut semu
di gelinjang ranjang-ranjang waktu
engkau citakan mimpi-mimpi panjang
di sela geram hidup yang kian keras menantang
selayak bunga kering bermimpi paras purnama
atas kodrat yang tak pernah cela
engkau menjelma
pada dewi kupu-kupu molek di tetesan gairah lelaki
impian tiada yang tertawarkan
lembaran nafsu adalah kidung instan penawar
engkau karam di bayang hitam budak-budak nafsu
atas secuil harap materi
demi seonggok surga yang bukan lagi sejati
tak lama
bunga layu berguguran
diantara hina
diantara hujat cela
diantara perih merana
diantara mimpi cahaya yang mungkin tak pernah dirasakan hangat terangnya
bunga itu mengering
menjemput nisan
***
Jakarta - 15 April 2015
@rahabganendra
Sumber Gambar Ilustrasi
Puisi Terkait: Bunga Kering
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H