***
engkau menangis lagi
mungkin bilangan bodoh
mengais rintik sesal yang memburai
dan kata terpatah di musim yang lama membisu
engkau menangis lagi
meringkuk di bayang sayap-sayap malam
membawa mimpi bunga penidur
dan engkau termenung
di sela gulita menanti hujan hadirkan pangeran impian
dan waktu kisahkan peristiwa
ribuan cerita nyata tersulam dalam detak masa
dan engkau menanti cahaya dibalik jendela
sudah musim semikah kini?
sementara bunga berguguran di ambang batas takdir
mengatakan tentang buih cinta yang tersurat
bahwa pagi telah bangkit
engkau akan terlahir kembali
membawa bunga-bunga mekar di sela padang tandus
yang lama membawa isak
engkau menangis lagi
bukan untuk pangeran semu dinanti
tapi bagi April yang janjikan waktu pengganti
di bayang gugur yang lahirkan asa bersemi
***
Jakarta - 8 April 2015
@rahabganendra
Sumber Gambar Ilustrasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H