***
kaki-kaki itu menua
nampak redup di garis nafas renta
sarat bangkai-bangkai kisah lama
mungkin tenggelam lalu sirna
sisakan langkah dan berhitung
tentang masa
dalam dirinya tersimpan segala penopang beban
yang pernah menolak letih dan segala keringat menyerah
dalam dirinya terpatri kekuatan segala langkah-langkah api
yang lantang menerjang segala batu terjal di sisa pahit bumi
dalam dirinya terkenang lagu-lagu kejayaaan masa lalu
yang kokoh mencipta nafas-nafas terkasih dalam bingkai cinta
lalu dimana kakimu?
kiri
kanan
adakah saling cemburu
berebut tempat di depan atas yang lain?
semoga tidak
mereka saling mengisi
mereka saling mengasihi
mereka saling menghormati
dan mungkin suatu hari nanti
saat mata kaki menengok ke belakang
dia sudah menjejak hamparan tujuan
disana - di langit tanpa tepi dan tiada menua
***
Jakarta - 26 Maret 2015
@rahabganendra
Sumber Gambar Ilustrasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H