***
senjakala beringsut di ujung hulu lepas
satu terbenam dan terbitlah sang gulita
di atas buih larung berkilat-kilat oleh rembulan
pertanda rumbai kehidupan saatnya dimulai
engkau yang duduk di punggung waktu malam
berdansa dengan aroma legit di langit gelisah
satu per satu lantunkan tembang melenakan
berpacu tawarkan gincu di sepanjang trotoar
tak lelahkah engkau menghitung butiran gelap?
di sepanjang lembah senyap dian harapan
sementara waktu kejam berlalu tanpa mampu berpulang
dan dirimu terbuai tak henti merajut semu impian
di bayang jejak gulita
berlinang dedaunan kering jelita
diatas tangan tanpa daya, engkau luruh dalam belaian tipuan dunia
lalu larut dan terpendam diantara puing-puing mimpi meraja
*
engkau yang duduk di punggung waktu malam
berdansa dengan aroma legit di langit gelisah
satu per satu lantunkan tembang melenakan
berpacu tawarkan gincu di sepanjang trotoar
***
Jakarta - 16 Maret 2015
@rahabganendra
Sumber Gambar Ilustrasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H