*
badai bernyanyi mendera
menyapu tawa goreskan luka-luka
diantara waktu yang bergulir menua
berbayang asa mimpi-mimpi anak bangsa
lagu-lagu perjuangan janganlah dibunuh mati
kisah-kisah pahlawan tetaplah dongengkan hingga pagi
meski seakan harapan jauh dari tangan
dan cahaya redup hempaskan asa ke tanah kering
mereka yang tergenang debu di darat dan lautan
mereka yang renta menyimpan kenangan pekik kemerdekaan
mereka yang belia menuntut hak-hak tuan anak bangsa
dan mereka yang tersingkir diantara rajam hidup papa
mungkin nampak menyakitkan, kawan
fragmen cecunguk melenggang di lumbung-lumbung negeri
mencabik-cabik tiang amanah di kolong-kolong basah
bertopeng badut-badut sandiwara
di meja-meja rakyat
di kursi-kursi amanat
di kamar-kamar pejabat
di bangku-bangku konglomerat
dan mungkin mata kian terasa pedih
menatap geram lagu-lagu arogan
diantara pekik kesombongan
berbalut slogan-slogan kepalsuan
doa-doa tlah terbakar
di malam-malam tiada teduh purnama
dan terik yang kian menyengat serpihan asa
yang tersisa
*
badai bernyanyi mendera
menyapu tawa goreskan luka-luka
diantara waktu yang bergulir menua
berbayang asa mimpi-mimpi anak bangsa
***
Jakarta - 27 Maret 2015
@rahabganendra
Sumber Gambar Ilustrasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H