[caption id="attachment_306911" align="aligncenter" width="620" caption="Anak-anak bergembira di tengah banjir yang menggenangi sepanjang Jalan Tubagus Angke, Petamburan Jakarta Barat, Minggu (19/1/2014) siang ini. (Foto: Ganendra)"] [/caption]
KALI Angke meluap lagi. Hingga Minggu (19/1/2014) siang ini akses jalan Tubagus Angke, Petamburan Jakarta Barat yang menghubungkan jalan Daan Mogot ke Jembatan Dua terputus. Jalan yang berposisi di pinggiran kali Angke itu tergenang hampir di sepanjang jalan. Kedalamannya pun beragam. Beberapa titik mencapai batas dada orang dewasa.
Efek luapan air itu menyebabkan beberapa kawasan rumah penduduk terendam air. Mereka sebagian berpindah ke posko pengungsi yang ada di kawasan lampu merah Pesing. Sebagian lainnya tetap bertahan di rumah mereka masing-masing. Hanya saat membeli kebutuhan sehari-hari saja mereka keluar rumah. Pasar Pesing yang membagi kawasan Pesing dan Kedoya tetap beroperasi meski tidak seramai hari biasa.
Nampaknya warga sudah ‘terbiasa' dengan prosesi tahunan banjir ini. Aktivitas kegiatan sehari-hari terhenti, dan berharap kondisi segera normal kembali. Mereka menerima bencana ini dengan lapang dada, menjadi hal yang biasa. Menikmati kejadian berbesar hati mengurangi keluh kesah yang ada.
Mereka pun merasakan sah-sah saja, saat segelintir ambisi orang-orang bermain di antara bencana. Tanpa malu-malu, meneriakkan bantuan yang datang saat mereka membutuhkan suara. Menawarkan jasa kemanusiaan dengan segala pamrih disebaliknya. Selalu saja pemandangan unik itu ada.
Banjir selalu membawa hikmah begitu rupa. Nampaknya mereka bisa menerima bencana sebagai sahabat yang mengingatkan cara hidup bersama, dengan masyarakat dan alamnya. Seperti halnya anak-anak yang sangat paham bergembira dalam kondisi musibah mendera.
Yaaa, hanya anak-anak yang tahu bagaimana cara mengatasi kesedihan dengan cara sederhana. Bermain dan bersahabat dengan air yang menggenangi rumah-rumah mereka.
Berikut ini foto-foto yang saya dokumentasi Minggu (19/1/2014) siang ini.