Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 201 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pembela Minoritas Itu Raih Penghargaan Yap Thiam Hien 2013

31 Januari 2014   11:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:17 928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_309358" align="aligncenter" width="620" caption="Prof. M. Dawam Raharjo diapit oleh istri, Dr. Todung Mulya Lubis dan Dr. Makarim Wibisono. (Foto: Ganendra)"][/caption]

Di tengah suasana meriahnya pergantian tahun baru Imlek, digelar acara penganugerahan Yap Thiam Hien Award 2013 di Hotel Kartika Chandra, pada Kamis malam, 30 Januari 2014. Sebuah penghargaan bagi insan maupun lembaga yang bekerja keras dan konsisten untuk membela, memperjuangkan dan mempromosikan hak asasi manusia (HAM).

Penghargaan yang diberikan sejak 1992 itu, menetapkan peraih Yap Thiam Hien Award 2013 kepada Prof. M. Dawam Raharjo, seorang tokoh yang dinilai konsisten serta teguh menyuarakan semangat kebebasan dan pembelaan terhadap kaum minoritas yang tertindas.

Profesor yang menjabat sebagai Rektor Universitas Proklamasi Yogyakarta itu dipilih dewan juri, diantaranya Prof. Saparinah Sadli, Prof. Dr. Siti Musdah Mulia, MA, Prof. Dr. Harkristuti Harkrisnowo, Dr. Todung Mulya Lubis, Dr. Makarim Wibisono dan lain-lain.

[caption id="attachment_309362" align="aligncenter" width="620" caption="Acara malam penganugerahan Yap Thiam Hien Award 2013 di Kirana Ballroom, Hotel Kartika Chandra Jakarta, Kamis 30 Januari 2014. (Foto Ganendra)"]

139114593426456421
139114593426456421
[/caption]

Dawam Raharjo dikenal sebagai tokoh liberal dan konsisten sejak lama peduli terhadap kasus-kasus berhubungan dengan nasib kaum minoritas yang terpinggirkan di negeri ini. Ia menyuarakan keadilan bagi kelompok Ahmadiyah, Lia Eden serta umat Kristen yang kesulitan mendirikan gereja ataupun diintimidasi kelompok lainnya. Keteguhan yang harus dibayar dengan dikeluarkannya nama beliau dari kepengurusan Muhammadiyah.

Bukan hanya itu hujatan dan ancaman bom surat pernah dilayangkan kepadanya. Namun tidak menyurutkan sikapnya yang memperjuangkan pluralisme dan HAM. Tidak mudah baginya memperjuangkan sikap dan prinsipnya itu, kala mesti berhadapan orang-orang, teman-temannya yang menghujat dan tidak menyetujui konsep dan pola pikirnya.

Meski membela keadilan bagi kelompok-kelompok minoritas itu, Dawam menegaskan bahwa bukan berarti dirinya sepaham dengan ajaran Eden, Ahmadiyah, Kristen maupun kelompok lainnya. Baginya hidup beragama haruslah memiliki kebebasan.

"Beragama tanpa kebebasan adalah palsu," katanya saat memberikan sambutan sesaat setelah menerima Penghargaan Yap Thiam Hien 2013, Kamis (30/1/2014) malam itu.

[caption id="attachment_309363" align="aligncenter" width="620" caption="Prof. M. Dawam Raharjo memberikan sambutan sesaat setelah menerima Yap Thiam Hien Award 2013. (Foto Ganendra)"]

1391145991757890311
1391145991757890311
[/caption]

Soal toleransi beragama bagi Dawam, kebebasan atau liberalisme dibutuhkan oleh semua agama. Namun liberalisme juga bisa menimbulkan ancaman dari proses sekularisasi yang membendung agama ke ruang publik. Dawam memandang semua agama mempunyai musuh bersama. Atas dasar inilah semestinya semua agama bersatu. Apabila kebersatuan ini dapat diciptakan maka hal ini akan menjadi landasan yang kokoh bagi kerukunan antar umat beragama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun