***
pagiku menyapa kaki-kaki pekerja
di bawah fajar aku menjelajah
berjingkat kuketuk lantai waktu tanpa irama
menggores punggung telanjang raya
di waktu yang renta
pengais rejeki ibukota - rupanya
terbit dan senja hampir tiada beda
terik dan malam aku lewat di tempat yang sama
waktuku adalah peluh dan butiran keringat
diantara hujan dan panas yang mencumbu hangat
terkadang aku ingin menyerah
menatap airmata yang dilindas sombong mobil-mobil mewah
terkadang aku ingin putus asa
merasakan asa yang terluka di bawah rajam lalim kota
terkadang aku ingin membunuh diri
melihat cinta kasih yang tercampak di jalan-jalan ambisi
senjaku merenungi kaki-kaki pekerja
di bawah temaram aku menjelajah
berjingkat lunglai di lantai waktu tanpa irama
menggores punggung luruh terluka
jatuh di waktu yang renta
aku tak berdaya
mengais rejeki ibukota
***
Jakarta - 5 Maret 2015
@rahabganendra
Sumber Gambar Ilustrasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H