Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nurani atau Kursi

15 Februari 2014   17:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:48 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

burung nuri meringkuk dalam sarang pohonnya
koloni daun terisak dalam lumuran abu di punggung hijau rona
angin berkaca kaca membelai dalam hembusan prihatin rasa
kala sang surya tak mampu berbagi sinar hangatnya
tersapu butir abu gunung yang membara

ayah ibu kami
renta pedih melumuri
tinggalkan gubuk di lereng bersemi
tanah subur yang dulu ramah menghidupi
tumpuan tetesan nafas penyambung tali urat nadi

di gunung, lahar melahap sawah petani kampung
di pelosok desa menghijau, hujan abu murka gunung
di kota, air genangi pemukiman warga pengungsi tampung
perih jerit tangis bersahutan malang dirundung
tak terkira, saatnya kita berkabung

antara nurani dan kursi
cermin pada diri
baik hati ataukah tanpa peduli
lagi dan lagi

atas nurani jiwa
yang tersayat pilu tangisan bertalu para saudara
mereka yang menanti uluran derma doa
pada nasibnya
pada kesembuhan luka
pada harapan yang terhempas bencana

kursi singgasana
yang kuasakan kepada para punggawa
dari negri yang elok rupa bergelimang torehan lara
dimana hatimu akan bicara?
kukuh akan kebesaran partai nama?
ataukah empati peduli nasib malang para warga?

sudah saatnya
melihat topeng topeng terbuka
para pejabat negara
para politisi dewan wakil warga
juga para saudara setanah air bangsa
hati seperti apakah kau punya
pilih mana?
nurani atau kursi kuasa?

***

Jakarta - 15 Februari 2014

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun