Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bocah Kencur

20 Februari 2014   09:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:39 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

ancur hancur lebur bocah bau kencur terpaksa melacur apa lacur terlanjur tiada daya untuk kabur

ada apa dengan orang tua kemana para guru pembina hingga jiwa anak anak usia berperilaku instan ala orang dewasa diperalat bak mesin pekerja tanpa tahu pidana yang berbalut hukuman penjara

salah? siapa yang salah cari kambing hitam biang masalah lepaskan tanggungjawab akan bejat ulah pada mereka bermental begundal bernyali bedebah

tuding sana sini tanpa pikirkan solusi korbankan anak anak suci abaikan moral dekadensi

demi sesuap nasi tak peduli harga diri di tengah hidup yang tak ramah lagi apapun diperjual beli pada siapa nasib kau adukan kini?

pada penguasa? tak ada tindakan nyata terlena pundi pundi harta semua berperilaku bagai berhala diam seribu bahasa, kerana tak ada laba

pada orang tua? bergelimang susah mendera berkutat kerasnya kehidupan dunia hingga tak lagi paham soal moral etika lupakan ajar buah hati dengan segala nestapa

atau sudah nasibkah kini? impian yang mahal untuk dibeli atau mungkin diri tak berhak lagi atas segala rupa indah pelangi mimpi saat tidur berselimut peluh belang lelaki

***

Jakarta - 20 Februari 2014

Ganendra

Sumber Gambar Ilustrasi

Silahkan Baca:

Rembulan Penyaksi Pesan Pusara Rajam Cinta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun