Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dia Anak Ilahi

7 Mei 2014   06:37 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:46 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik




***

kukasihi dengan tulus dalam limpahan waktu manis bersahaja
setiap masa dari tubuhku yang kian renta
bergulir mencumbu takdir indah para generasi muda
bertumbuh tunas tongkat merah putih wibawa
dialah anakku saudara

dia yang kuhangatkan dengan sinar mentari pagi pilihan
kusuapi dengan nutrisi biji biji padi unggulan
kusirami setiap detik dengan air telaga murni kahuripan
hingga tak pernah dahaga ada terasakan

dia anakku
yang kutimang timang sejak kecil dulu
pelipur lara setiap bencana menggenangi tubuh tuaku
atau kala tangisnya merajuk pada sang ibu
dan derai tawa bak peri peri kecil dari langit ketujuh

dia anak bangsaku
yang tumbuh dengan ruh kasih para ibu
tercipta dari orang tua yang berhati cinta suci kalbu
yang datang berlagukan irama senandung indah sakral lagu
beriring munajat doa para dewa dewa leluhur dulu
dialah pewaris tanah tanah mulia nusaku

dia anakku suci
yang lahir dari rahim rahim perempuan fitri


lalu kenapa kau biarkan titian waktu merajam menodai?
kau biarkan anak anakku berseteru saling beradu membenci
berjibaku tumbuhkan hati dengki hilang rasa mencintai
tumpahkan nafas nafas belia hingga mereka ... mati

dia anakku, anak kita
yang tercipta dari agungnya insan mulia


lalu kenapa kau biarkan dia terlecehkan oleh para durjana?
terenggut hak hak masa kanak kanak yang dipunya
tanpa kuasa sedikitpun pengayoman terminta
hingga tumbuh generasi salah rasa
membenci saudara sebangsa
musuhi pada sesama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun