Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Topeng Pemangsa

31 Mei 2014   10:32 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:54 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

kepak kawanan kelelawar mengiris senja
berkelebat diantara pucuk pucuk pagoda
mengendus mangsa
tajamkan sonar buta
asah telinga
berjarak dimana berada

berburu nasib di waktu temaram
diantara biang biang nokturno kelam malam
rentangkan sayap sayap hitam legam
renggut nyawa serangga jelata terhantam

menukik diantara semak duri gedung tinggi
menyingkap intan intan permata korupsi
bersembunyikan topeng topeng berseri
dibalik nama mulia pejabat tinggi

mengisap darah
sel sel merah warga bernafas susah
putuskan saluran nadi harapan
tak hirau kasta jelata bergelimpangan
hingga habis teriakan
tercekat di batas dera penderitaan

satu demi satu tersemayam
dalam rengkuhan sang dewi malam
kisahkan derita yang tak kunjung padam
atas serakah sang pemangsa jahanam

tersungkur di ujung tanduk lembu
pada ruang ruang buntu
menunggu tersingkap kabut hidup kelabu
di pundak ringkih nafas kasta kasta debu

***

Jakarta - 31 Mei 2014

@rahabganendra

Sumber Gambar Ilustrasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun