***
derap waktu berderak
merajam akar akar resah yang berkerak
menyemak sesak
detik bergoyang
tabu di bait senja mencumbu malam menjelang
di sudut kota berparas belang jalang
kuncup tak sempat mekar berseri
aroma wangi redup sirna ditelan kelam hati
bersorak sang tanduk merah api
membakar menjilat nafsu dinding hati
tak berarak
senyap beranak pinak
senandung nina bobok lenyap tak terbisik
dian sayu dibelai gulita musim paceklik
tak ada pilihan
sekerat tubuh bergiliran
barangkali, aku memang tak suci
pembuluh darah tak lagi ber-sari
terlabel sampah manusiawi
rasa tlah berlarung pergi
bersama ruh ibu bapak yang mati
dirajam pisau pembela harga diri sang putri
dulu masa yang tlah berganti
saat mentari pagi tak sadarkan diri
*
derap waktu berderak
merajam akar akar resah yang berkerak
menyemak sesak
***
Jakarta 23 Juni 2014
@rahabganendra
Sumber Gambar ilustrasi
Baca juga = Jalang (1)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H