***
menilai atas waktu
harga diri ada di bayang tak semu
memindai warna warni hatimu
hati apakah di kantong nuranimu?
hitam atau putihkah terlintas di benakmu?
senja melintas di garis tepi cakrawala
biasnya memukau setiap pandang mata
melipat langit yang tak lagi biru merona
alunan ayat Ilahi merdu syahdu di ujung telinga
berkumandang mengingatkan akan sebuah hal terlupa
aku, kamu dan kita adalah makhluk mulia
jadi sudah semestinya
berdampingan toleransi penuh cinta
tak ada lagi unjuk saling mendera
atas segala unsur pembeda
yang menyayat benak luka
atau merajam hati terhina saudara
pada bangsa yang berkalang sakit derita
atas nama bumi merdeka
atas nama pejuang pendiri tanpa nama
atas warisan sang pendiri bangsa mulia
di atas revolusi darah perjuangan tulus nyawa
yang tak kian sembuh dari sayatan pisau saling cerca
barangkali
belum sirna segala indah memori
tentang lagu rakyat menentramkan hati
tentang bahu membahu yang tertanam menjiwai
tentang senyum yang terukir setiap hari
tanpa caci maki ataupun iri dengki
terbayang tangan berkait kasih jemari
ataukah hanya tinggal kenangan di republik mimpi?
***
Jakarta - 2 Juli 2014
@rahabganendra
Sumber Desain Gambar Ilustrasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H