***
tidakkah kita rasa
saat mentari menyiram raga dengan cahaya
atau angin senja yang tepati janji pada malam bulan
dihantarkan malaikat waktu peradaban
setia menjaga harmonisasi alam
tidakkah kita sadar
rasa dalam relung hati yang kian menjalar
menyulut bara kecil yang enggan mati
sirnakan redup bayang lilin suci di pelipis pagi
satu per satu abaikan harga diri
mengais puing puzzle langit keTuhanan
yang runtuh oleh debu debu arogan
kelam saat kita lupa cara bicara kebaikan
mabok terguyur noktah hitam kesombongan
dan hati berkabut berselimut nafsu kenistaan
kesejatian
tertutup tirai magnet kekuasaan
kebaikan
tersapu kabut sel sel kepandiran
kesabaran
musnah oleh bara api pembakar jiwa secawan
sadarlah kita
waktu nafas tidak akan lama
manakala hak atas dunia dicabut sang kuasa
tiada masa mengulang kesalahan
tiada detik bisa tertukarkan
dan tlah lenyaplah kesempatan
setapak jalan terang
untuk kembali pulang
***
Bogor - 13 Juli 2014
@rahabganendra
Sumber Gambar Ilustrasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H