Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pangeran Samudera

19 September 2014   05:17 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:16 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14110534241306573429

***


dingin tiada kabut diantara arca malam
rentang mega tinggalkan senja temaram
beriring senandung nyanyian camar penjaga
nada riak riak samudera nyalakan harmoni irama

berurat akar gulita malam purnama bulan
menghias jantung bintang di kejauhan
pancarkan keindahan dewi khayangan
susuri tubuh tenang damai samudera lautan

berlayar sampan di sepanjang laut pantai
bercengkerama jinakkan sahabat topan badai
dirimu nelayan pemilik tirta kehidupan
berpeluh bersimbah keringat ruh pangeran
mengais harapan dalam nyala semangat
tiada redup diantara ombak tajam pengancam

kau lantang indah nyanyian
sayat luka yang kami haturkan
dan darah yang kami teteskan
adalah tangis airmata harapan
pada rasa damai semesta impian

kubur tsunamimu
karamkan luka derita perahu
semayamkan tulus kasih surga ibu
pada sang dewi lautan yang menghidupimu

"samudera jangan kau marah
rusukmu menjaga, tiada biarkan tertoreh luka"

***
Jakarta 18 Septemebr 2014
@rahabganendra

Sumber Gambar Ilustrasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun