Suspensi sangat memperngaruhi kenyamanan pengendara. Saat menjajal menjadi rider di halaman parkir Flavor Bliss, Alam Sutera, Tangerang Selatan getaran tak terasa teredam oleh kinerja suspense yang baik. Pork depan yang berukuran 41 mm tak terlalu terlihat. Sementara monocross bagian belakang nampak kokoh, ada pelindung di sisinya kayaknya berbahan plastic namun tebal. Kinerjanya sangat soft.
Namun sayangnya trek ujicoba yang pendek, dua kali putaran terasa kurang untuk lebih mendapatkan ‘passion' superbike Baby M1 ala pembalap juara dunia MotoGP, Valentino Rossi ini. Jadi tak bisa merasakan geberan yang disebut-sebut mampu mencapai Top Speed 172 km/jam ini. Juga akselerasi fantastis terbaik di kelasnya yakni speed 0 - 60 km/jam mampu dicapai 2,89 detik! Tapi pikir-pikir juga yaaa, kalau treknya mensuport untuk ‘berlari' kencang, berani tidak ‘nggenjot gas' sampai speed segitu? Mikirr, kencang banget seh heheeee.
Performa
Saat menjajal dengan mengemudikan Yamaha R25 bertransmisi 6 speed ini, terasa ringan dan lincah saat diajak bermanuver, apalagi didukung sudut belok setang hanya 34°. Tak seperti perasaan sebelum menaikinya. Hal yang sama dirasakan oleh rider lainnya. "Eh ternyata saat jalan ringan yaaa, kirain berat," komentar teman lain. Benar, saya merasakan saat berliku-liku melewati ‘cone' pembatas, meski berbodi berat Yamaha R25 nurut dan mudah dikendalikan saat berbelok dan zig zag. Soal pengereman terasa stabil, saat menjelang tikungan. Pada saat hampir ‘melalap' tikungan dan menekan gas terasa mantap stabil tanpa goyangan maupun getaran.
Suara mesin dari knalpot, keluar dan terkesan lebih garang dibanding sepeda motor sekelas. Saat dibleyer-bleyer (menekan handle gas berulang-ulang) suara "brrrrum bruuumm" terasa "Plong" keluar mantap, seimbang dengan bodi yang besar. Saya bilang soal suara Yamaha R25 ini, sudah gagahlah. Tak perlu diganti lagi tipe kanlpotnya. Cocok untuk selera karakter young rider.