Bentuk fairing sanagt berkesan sporty dengan lekukan yang nampaknya disesuaikan sedemikian rupa agar, panas mesin bisa terbuang ke bagian bawah. Hal ini mungkin dimaksudkan untuk menjaga panas tidak menjalar ke kaki rider. Bagian buritan alias body bagian belakang/ekor, ada pustep/ pijakan kaki yang bergerigi dengan maksud mencegah licin. Ada sedikit yang mengganjal bagi saya pada desain bagian buritan ini, yakni desain ‘buntutnya'. Seperti pada umumnya sepeda motor, sebagai motor sport desain buntut menurut saya kurang sporty. Karena buntut, memanjang kebawah. Biasanya banyak pengguna memotong bagian ini, dan mengabaikan resikonya. Mengapa?
Saat saya tanyakan di sesi pengenalan Yamaha R25 ini dijelaskan bahwa, regulasi global mengharuskan desain memenuhi keamanan dan kenyaman pengguna sepeda motor lainnya, seperti menahan cipratan air untuk pengendara di belakangnya. Bagaimanapun fungsi keamanan dan kenyamaan lebih diprioritaskan. Untuk alasan ini pasti kita setuju. Namun mungkin desain buntut ini bisa menjadi tantangan bagi para desainer sepeda motor sporty. Desain yang aman, nyaman dan bergaya seksi.
Setang Kemudi/ Haluan
Ada yang berbeda di tataran sepeda motor sport untuk Yamah R25 ini. Setang milik R25 rata dan tidak menunduk seperti umumnya sepeda motor berkonsep sporty. Mencoba duduk di jok dan memegang setang jepitnya, terasa badan tidak terlalu menduduk karena mengikuti posisi setang yang rata. Kemiringan tidak seperti model sepeda motor yang berkonsep racing dan sporty. Keuntungannya adalah karena badan tak terlalu merunduk maka tidak mudah lelah saat mengendarainya. Sudut belok setang hanya 34°.
Jadi untuk kendaraan sehari-hari cocok, tak mudah pegal sesuai taglinenya "You Can Ride Everyday". Kondisi jalan perkotaan seperti Jakarta yang penuh dengan kemacetan semestinya terbantu disisi kenyamanannya. Handle kopling ‘empuk' alias sangat ringan, jok empuk dan dan desain duduk pada kedua paha si joki, leluasa dan nyaman menjepit tangki monsternya yang berkapasitas BBM sebanayak 14 liter itu. Nampaknya Yamaha R25 memang diperuntukkan bagi pengguna harian.
Bentuk tangki mempunyai ‘punuk' agak tinggi dibanding sepeda motor sekelasnya. Saat menaikinya, saya yang berukuran tinggi badan 170 cm, pas menjejakkan kedua kaki di tanah. Tidak perlu berjinjit banget. Namun kalau tinggi badannya kurang dari tinggi saya, nampaknya akan kerepotan deh heheeee. Tapi salah seorang rider yang berbadan pendek, bisa juga menaikinya dan sukses menyelesaikan dua putaran. Saat kondisi sepeda motor berjalan, paha nyaman menjepit sesuai ukuran tangki. Resiko paha panas tentu saja ada, saat lama berkendara.
Suspensi
Pertama kali menduduki jok Yamah R25 yang berbobot 166 kg ini, kesan pertama yang saya rasakan adalah keempukan suspensinya. Suspense monosok, dengan tutup dari besi pengaman itu tidak sekeras dari segi penampakannya. Namun kokoh. Mungkin ditunjang oleh berat badan saya yang lumayan (lumayan berat maksudnya heheheee) jadi terasa agak amblas. Makanya kaki saya bisa sama-sama rata menjejak ke tanah. Jadinya klop dah.