***
hujan datang memburu
kala tangisan mencumbu temaram bilik tua
menyayat sunyi di hela nafas sudut kota
hari baru
dari dunia bisu
yang riuh bertawa pedih suka
selamat pagi nak
buka mata indahmu
biarkan buana terpampang tanpa sekat
biarkan mentari kenalkan diri
bahwa dunia ini hangat
lihatlah kuntum bunga berseri
tunas tunas belia bersemi
satu katakan bahwa paras jelita bumi
dan seisi bersenandung surga tersembunyi
selamat malam nak
lihatlah rembulan tersenyum tanpa lelah
meski tak sebenderang matahari
atau sepanas menjalar api
temaramnya teguh membelah gulita
jelaga jelaga jujur terlihat terbuka
di alam riuh sang dewa malam
usah menangis
atas senandung tak seindah nyanyian dewi
ataupun suara pesinden dusun bergemerisik padi
kerana laguku adalah lagu palsu
untuk lelaki penghamba budak nafsu
di malam yang tawarkan surga semu
maafkan nak
atas suguhan dunia malam
nafas berbayang senyum kehampaan
tiada yang pinta
atau ruang untuk memilih
hidup di dunia fana
di bilik nyaman para raja
di ruang pedih luka gubuk tua
di sangkar emas beraroma gairah singa
ataukah di senyap lokalisasi tua
***
Jakarta - 6 November 2014
@rahabganendra
Sumber Gambar Ilustrasi