Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 201 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Malam Penidur

13 Januari 2015   05:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:16 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

malam tlah tertidur
parasnya memejam
tadi

berselubung gulita makna
aku ingin menatap cahaya yang berpendar diantara gelap punggungmu
matamu adalah jendela khayangan dewata di kerumunan peri
suaramu adalah rona manyar betina dicumbu jantan petang
yang melagukan gita gemerisik dedauanan bambu kuning berlagu hujan

aku terlena - rajam benakku bertebaran di sekeliling pijar api
hangat bak se-tuang kopi gayo di nusa ujung barat
menghias nafasmu yang merengkuh dingin malam bergayut senyap

aku tumpahkan sesak kerinduan
buyarkan butiran gerimis berpenari godaan
hingga picing rembulan beringsut lenyap di ekor malam
aku terpejam
aku karam di samudera terdalam

dan malam tlah tertidur
parasnya memejam
tinggalkan jejak pesan - rindu janganlah tersisa
esok masih ada
selepas malam penidur

***
Jakarta - 12 Januari 2015
@rahabganendra

Sumber Gambar Ilustrasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun