Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Langit Tak Pernah Meriang

18 Februari 2015   06:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:59 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

kaki-kakiku bernanah
terseok mengukur jalan becek basah
dibawah badai kata kalimat serapah
dan hujatan sajak-sajak sampah
tapi sayang - aku tak menyerah berharap pasrah

sayang - sekujur poriku menggigil
meski tidaklah sedang bugil
namun bukan dingin - sayang
atau memendam sejuta rasa kerinduan
aku sedang meriang
gigi gemeletuk meradang rasa sebal
geram atas fragmen begundal mafia abal-abal

tanganku meregang
roma-roma bergidik berdiri tegang
bersimbah peluh beraroma getir
namun bukan lagi rasa khawatir
sayang - aku ingin menampar
mulut oportunis politisi yang terbahak bikin gusar

sayang - badanku meriang
panas dingin tak berkesudahan
dirajam dera airmata kesedihan
atas panggung negeri berlakon ajang pertikaian
namun tanah merdeka ini tak malang - sayang
hanya cukup satu seduhan
cinta dan kasih sayang hangat dikandung badan

sayang - mereka jalang
tertawa diatas derita kesusahan
lupakah ari-ari kehidupan tertanam di tanah nenek moyang
dan nafas menghirup hawa tempat berpulang
namun tenang - sayang
karma akan membenamkan noda-noda hitam yang berkalang
karena Langit tak pernah meriang

***

Jakarta - 17 Februari 2015
@rahabganendra

Sumber Gambar Ilustrasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun