Mohon tunggu...
Ragi Nur Muhammad
Ragi Nur Muhammad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Jakarta

cita-cita jadi busyman, tapi taunya jadi sleepyman

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Paradigma Berpikir Seorang Aktivis

23 September 2022   15:00 Diperbarui: 23 September 2022   16:54 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Ketua Umum BEM FKM UMJ, Ragi Nur M

Pada dasarnya sebuah paradigma merupakan epistemologi yang menjadi persoalan dasar dalam ilmu sosialogi. Seperti yang dipelopori oleh Durkheim yaitu Paradigma adalah sesuatu yang menunjukkan fakta sosial sebagai pokok persoalan yang harus dipelajari dalam disiplin ilmu sosiologi. 

Dengan paradigma akan memberikan sebuah dampak besar terhadap asumsi-asumsi dasar dan metode maupun hasil dalam berfikir, bersikap, dan bertingkah laku, sehingga menjadikan paradigma adalah dasar bentuk mekanisme seseorang dalam memandang terhadap sesuatu yang mempengaruhi dalam berpikir dan di implementasikan oleh sikap kemudian terbentuknya sebuah tingkah laku pada manusia.

Dalam buku Sociology as Culture: The New Sociology of Knowledge, menyebutkan bahwa sosiologi pengetahuan membawa kajian tentang determinan sosial terhadap gagasan-gagasan (ideas) menuju pengetahuan-pengetahuan (knowledge), terutama pengetahuan yang mengarahkan, dalam kehidupan sehari-hari, bahwa pengetahuan dan realitas sosial itu ada dalam sebuah proses relasi timbal balik atau dialektika dari konstitusi yang saling membentuk kemudian realitas dan pengetahuan berelasi timbal balik dan dihasilkan secara sosial. 

Hal ini juga serupa dengan pemikiran Marx dan Engels bahwasanya pikiran dan kesadaran adalah hasil sebuah produk sosial atau all human knowledge is determined by productive activities of society

Menurut Ahimsa (2009), definisi paradigma bagi para ilmuan sosiologi yakni, kerangka berpikir atau theoretical framework, kerangka konseptual atau conceptual framework, kerangka pemikiran atau frame of thinking, orientasi teoritis atau theoretical orientation, sudut pandang (perspective), atau pendekatan (appoarch). 

Maka bisa tarik kesimpulan ialah pengertian paradigma itu sendiri merupakan sebuah hasil cara bagaimana memandang sesuatu berdasarkan kerangka pemikiran yang melalui dasar-dasar pengetahuan dan gagasan agar dalam pengaplikasiannya memiliki timbal balik seperti bersikap dan bertingkah laku di aspek sosial agar menghasilkan cara-cara berpikir manusia.

Sedangkan pemahaman mengenai ”berpikir” itupun adalah produk dari fungsinya akal budi untuk dapat mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu yang mengartikan setiap manusia akan menggunakan akal budinya untuk menimbulkan kegiatan yang disebut berpikir, secara pertimbangan maupun keputusan yang diambil. Kemudian makna aktivis juga dijelaskan dalam KBBI (kamus besar Bahasa Indonesia), yaitu seseorang yang bekerja aktif mendorong pelaksanaan sesuatu atau berbagai kegiatan, atau disebut juga sebagai seseorang yang menggerakkan. 

Jika kita hubungan antara ketiga pengertian, maka akan ditemukan keselarasan makna mengenai hubungan satu dengan yang lainnya sampai-sampai melahirkan sebuah arti paradigma berpikir dan membentuk aktivitas pendorong dalam mencapai pelaksanaan sesuatu dengan fundamental cara berpikir seseorang.

Jauh sebelum membentuk sikap yang gigih dalam menginspirasi dan terus mendorong akan suatu hal tercapai, proses dasarnya yaitu bagaimana cara seorang aktivis berpikir. 

Pokok dari semuanya ada di bagian membentuk sebuah paradigma di dalam diri untuk melahirkan turunan-turunannya seperti metode berpikir, cara-cara bersikap, dan pembentukkan tingkah laku. Ada pepatah yang mengatakan, “Pemikiran mengubah tindakan, tindakan mengubah kebiasaan, kebiasaan mengubah karakter, lalu karakter mengubah kenyataan”. Maka, berdasarkan kalimat itu menjelaskan bahwasanya pemikiran adalah inti pokok untuk bisa mengubah kenyataan. 

Oleh sebab itu, jikalau peranan seorang aktivis adalah untuk mendorong tercapainya suatu hal sekaligus sebagai penggerak. Yang menarik adalah, pada sudut pandang penggerak dari arti seorang aktivis. Bagaimana pemikiran bisa membentuk karakter penggerak?

Karakter atau Watak merupakan sifat batin yang mempengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki manusia atau makhluk lainnya, tetapi berdasarkan pengertiannya, karakter adalah sekumpulan sifat yang selalu dikagumi sebagai tanda kebaikan, keutamaan, dan kedewasaan moral seseorang. Secara etismologi, arti sebuah karakter adalah kepribadian dan akhlak. 

Pembentukkan karakter tidak semudah membalikkan telapak tangan, butuh proses yang panjang dan taat, melalui kebiasaan yang terus diulang dan tindakan-tindakan yang akan terus membentuk kebiasaan, maka karakter dengan sendirinya akan terbentuk. Tindakan apa yang perlu di lakukan agar nantinya melahirkan kebiasaan sebagai penggerak. 

Paling utama adalah membiasakan lakukan tindakan dengan mengidentifikasi secara detail apa yang menjadi semangat dan penuh harapan ketika melakukan sesuatu serta aspek-aspek yang mendukung perubahan tersebut, lalu buatlah target yang ambisius tetapi realistis terhadap apa yang menjadi semangat untuk menggerjakan hal tersebut, dan ketiga adalah mulai bergabung organisasi yang sesuai dengan passion yang akan mendukung gerakan atau target yang sudah dibuat, dan yang terakhir yaitu pastikan untuk memberikan space waktu yang lebih banyak terhadap langkah-langkah yang sudah dibuat dan kontribusikan diri sebanyak mungkin serta menyumbangkan gagasan-gagasan (ideas) dalam pelaksanaannya. 

Persoalan dana, pasti banyak yang perlu disumbangkan untuk mensupport kegiatan yang dilakukan, tidak perlu banyak, cukup untuk memenuhi akomodasi gerakan saja. Jangkau relasi yang sudah terbentuk dari sebelum masuk ke dalam gerakan yang akan kalian dukung, mengajak bergabung akan menjadi lebih baik tetapi yang paling penting adalah memberikan kepada mereka contoh sebuah tindakan yang telah disusun di rencana yang sudah dibuat, baik didalam organisasi yang mendukung ataupun rencana pribadi. 

Melakukan aktivisme secara daring merupakan awalan bagi seorang aktivis, di situasi yang serba digital saat ini, potensi mengalakkan aktivisme daring akan menjadi keunggulan awal bagi seorang aktivis, yang menjadi catatan tersendiri adalah memberikan penjelasan dari gerakan yang dilakukan dan beri sudut pandang kalian dari hasil olahan berpikir. Menciptakan olahan berpikir yang matang mengenai gerakan, hanya dengan membaca untuk memperluas cakrawala berpikir, terutama membaca buku-buku yang berkaitan dengan proses dan isi sebuah gerakan tersebut.

Tidak hanya itu, mendengarkan keluh-kesah dari orang-orang yang terdampak pun akan menjadi kunci kalian melihat sudut pandang realitanya, terlepas dari bertambah rasa gusar untuk makin melakukan gerakan, hal tersebut untuk memicu daya peduli sosial sekitar dan improvement akan tumbuh dengan sendiri dan menjadi pemantik giroh dalam melaksanakan gerakan-gerekan tersebut. 

Kemudian, apakah perlu menjejaring relasi sesama aktivis untuk membentuk karakter penggerak? Jelas sangat perlu, karena faktor lingkungan bersosial adalah dampak besar bagi diri untuk bisa membentuk kebiasaan-kebiasaan baru, oleh karenanya, masuk dalam ruang lingkup sesama aktivis, mampu memantik diri untuk belajar dan meningkatkan kapasitas diri, mulai dari public speaking hingga technical advocacy. Beberapa hal itu bisa menjadi pedoman awal untuk dilakukan tindakan-tindakan dalam melakukan sesuatu yang menunjang aktivisme diri sendiri. Setelah melakukan seluruh tahapan yang menjadi konsep lapangan yang bisa dikerjakan, akan melahirkan pola pikir yang problems soulving.

Pemikiran memiliki karakteristiknya, ada tiga (3) karakter pemikiran, pertama adalah pemikiran spekulatif, yaitu usaha untuk memahami kehidupan melalui berpikir, kedua adalah pemikiran praktis, yaitu usaha untuk menuntun perilaku manusia dalam skema realitas yang lebih besar, ketiga adalah pemikiran kritis, yaitu penyelidikan yang teliti terhadap pondasi sesuai pemikiran itu sendiri dibangun. 

Ketika membangun mekanisme berpikir, sebetulnya manusia sudah memiliki kapabilitas untuk membedakan yang baik dan yang buruk, karena sesuatu memiliki kriteria sendiri untuk menjadi baik atau buruk, hal tersebut dijelaskan oleh Socrates. 

Ketika membangun sebuah paradigma berpikir didalam diri, kita hanya perlu menyelaraskan dengan logika yang sudah Tuhan berikan, agar mengetahui mana yang baik dan buruk sehingga tinggal kita laksanakan saja dalam tindakan-tindakan, tidak hanya itu, Hasrat atau passion pun jadi pondasi untuk terus konsisten bergerak disuatu persoalan atau isu yang menjadi konsentrasi untuk di kaji dan di pikiran secara kritis. Aristoteles pernah mengatakan, tujuan penyatuan semua pengetahuan didalam sebuah sistem pemikiran yang koheren dengan membangun sebuah metodologi yang disebut dengan logika. Pemakaian logika pun harus di stimulus oleh kebiasaan-kebiasaan dalam berpikir kritis sebagai karakteristiknya.

Memahami dari seluruh mekanisme berpikir maka perlu disadari bahwa landasan menjadi seorang aktivis ialah sadar bahwa semua berasal dari pemikiran yang dibangun secara bertahap dan konsisten, tanggung jawab seorang aktivis tidak hanya di pemikirannya saja tetapi dalam tindakan-tindakannya pun menjadi promotor gerakan. Begitupula dengan karakteristik seorang aktivis pun dibangun melalui pemikiran yang murni mengenai penyelidikan yang teliti dengan pondasi pemikiran itu sendiri terhadap persoalan yang terjadi. Maka, tuntutan seorang aktivis adalah menjadikan dirinya penggerak dengan langkah paling dasar ialah pemikirannya, kemudian dilanjut dengan tindakan-tindakannya lalu menjadikan langkah-langkah yang terus dilakukan itu terwujudnya sebuah karakter murni untuk membangun, mengawasi, dan mengkritisi serta memberikan solusi-solusi alternatif terhadap permasalahan maupun persoalan yang terjadi di kehidupan.

"Cogito Ergo Sum (Aku Berpikir Maka Aku Ada)" -Rene Descartes

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun